Larangan Mencela Sesembahannya Kaum Kafir Jika Berakibat Dicelanya Allah Oleh Orang Kafir
|  | 
| kaum kafir menyerang Islam | 
HUKUM MENCELA SESEMBAHAN AGAMA LAIN
Allah Swt. berfirman, "Dan
 janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain 
Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas 
tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik 
pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu 
Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan." (TQS. al-An'am:108).
Islam melarang kaum muslimin mencela sesembahan orang-orang kafir. Ketentuan ini ditujukan agar pencelaan itu tidak berakibat
 pencelaan balik terhadap Allah Swt. Mencela sesembahan-sesembahan palsu selain Allah Swt. adalah perkara yang hukum 
asalnya mubah. Akan tetapi jika pencelaan itu mengakibatkan dicelanya 
Allah, maka pencelaan terhadap 
sesembahan-sesembahan orang-orang kafir tersebut menjadi haram 
dilakukan.
Allah Swt. berfirman,
"Dan
 janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang 
paling baik, kecuali dengan orang-orang yang dzalim di antara mereka, dan
 katakanlah, "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan 
kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah 
satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri." (TQS. al-'Ankabut:46)
Ibnu
 Jarir dan Ibnu Abiy Hatim menuturkan sebuah riwayat dari Ibnu 'Abbas 
ra., yang mengisahkan tentang komentar orang-orang kafir tatkala turun 
firman Allah Swt., "Dan
 janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain 
Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas 
tanpa pengetahuan." (TQS. al-An'am:108). Orang-orang kafir pun berkata, "Wahai Muhammad, sungguh
 engkau hentikan pencelaanmu terhadap sembahan-sembahan kami, atau 
kami akan memaki sembahanmu." Kemudian Allah melarang kaum muslimin 
mencela berhala-berhala mereka yang mengakibatkan mereka mencela Allah 
tanpa batas dan tanpa pengetahuan."
Namun, keterangan di atas tidak boleh ditafsirkan bahwa kita harus 
bermanis muka, dan bersikap nifaq (merendahkan aqidah Islam) dan 
meninggalkan aktivitas menyeru kepada kebenaran akidah Islam. Namun, maksudnya adalah
 tidak "melecehkan" (sesembahan agama bathil) hingga menyebabkan 
terjadinya pelecehan dan penghinaan balik kepada Allah.
Ketika Allah Swt. mengutus Musa as. dan Harun as. kepada Fir'aun, Allah berfirman kepada keduanya,
"Pergilah
 kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayatKu, dan janganlah kamu 
berdua lalai dalam mengingatKu. Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, 
sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua 
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat 
atau takut." (Thaha:43).
Nabi Musa pun tatkala menyeru kepada raja Fir’aun, beliau as. menyeru dengan perkataan yang sangat halus dan sopan,
“Sesungguhnya
 telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas 
orang-orang yang mendustakan dan berpaling". (TQS. Thaha:48).
Islam 
telah memerintahkan kita untuk menjelaskan kebathilan 'aqidah-'aqidah 
bathil, serta menunjukkan kehinaan dan keburukannya bila keyakinan itu 
dipeluk dan diamalkan, dengan cara yang jelas dan argumen yang kuat.
"Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang." (TQS. al-A'raf: 191)
"Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan." (TQS. al-A'raf: 192)
"Dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri." (TQS. al-A'raf: 193)
"Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah." (TQS. Fushilat: 37)
"Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka." (TQS. an-Nisa': 117)
"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah." (TQS. al-Hajj: 73)
"Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah." Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." (TQS. al-An'am: 56)
"Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang." (TQS. al-A'raf: 191)
"Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan." (TQS. al-A'raf: 192)
"Dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri." (TQS. al-A'raf: 193)
"Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah." (TQS. Fushilat: 37)
"Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka." (TQS. an-Nisa': 117)
"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah." (TQS. al-Hajj: 73)
"Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah." Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." (TQS. al-An'am: 56)
Larangan Mencela Sesembahan Agama Kafir Agama Selain Islam 


 


Tidak ada komentar:
Posting Komentar