Nama saya Indra
Firmansyah, mulai merasa penuh keresahan dalam hidup sejak tahun 2015.
Saya menghubungi
ustadz Abu Fida (sesama orang tua wali murid di TK Sunda Kelapa) melalui
sambungan telephon untuk menyatakan pertobatan dan berazzam untuk memperbaiki
ibadah yang selama ini dilaksanakan alakadarnya saja.
2015 s.d. juli 2017
saya menjalankan ibadah dengan baik tetapi kenapa hati ini masih galau.
Bingung dan resah
makin melanda. Dan datanglah berita duka cita itu, bulan juni atau juli 2017,
salah satu sahabat baik saya meninggal dunia.
Seorang Kacab sebuah
Bank plat merah dengan logo pita berlatar belakang warna biru itu meninggalkan
saya dan kami semua.
Sahabat yang baik,
yang rajin sholat, selalu tahajjud (pada waktu jalan2 ke pulau disaat yg lain
sibuk karaoke, main musik, main kartu, minum bir, beliau bertahan di kamar dan
tahajud), bos yang baik, royal dalam berbagi, meninggal dunia di umur 43 tahun.
Saya dan beberapa
teman dari kantornya ikut mengantar sampai ke pemakaman di karet tengsin depan
citywalk sudirman.
Alhamdulillah,
pemakaman berjalan lancar, lau doa penutup pun dilantunkan ustadz.
Selesai berdoa kami semua siap2 beranjak
pulang, lalu.... masalah dimulai....
Datanglah rombongan
jenazah lain menuju lokasi kuburan sahabat kami, lalu serta merta seorang ibu
menghampiri dan bertanya, "Kenapa lubang kuburan anak saya dipakai?".
Subhanallah, ternyata
hari itu ada 2 jenazah yang akan dimakamkan, dan jenazah kawan saya telah salah
dimakamkan di liang lahat orang lain.
Keluarga sahabat saya
berusaha bernegosiasi agar jenazah kedua bersedia dimakamkan di liang lahat
yang seharusnya milik teman saya.
Tetapi keluarga jenazah kedua bersikukuh ingin
agar jenazah teman saya digali lagi dan
dipindahkan.
Segala upaya dilakukan
tetapi pada akhirnya, makam sahabat saya di gali lagi... saya dan teman2 saya
yg lain membatalkan diri untuk pulang dan memilih bertahan untuk ikut membantu
proses penggalian ulang dan pemindahan jenazah sahabat saya.
Proses penggalian pun
dimulai, dan subhanallah, saat liat lahat baru berhasil digali setengahnya,
ujung2 papan baru terlihat sedikit, kami semua saling pandang satu sama lain
dan merasakan jantung berdegup kencang, karena kami semua mencium bau khas seperti
rambut terbakar, bau sangit seperti ada yang terbakar.
Ibu sahabat saya
sontak pingsan saat itu juga dan menimbulkan kekacauan dan teriakan dari ibu2
lain.
Penggalian di
lanjutkan dan.... Subhanallah... kami semua melihat papan liat lahat yang sudah
menghitam, serta jenazah yang sudah berasap denga kain kafan yang hangus, dan bau daging
terbakar tercium sangat kencang sekali.... kami semua berteriak subhanallah,
astaghfirullah, semua lafadz yang kami ingat kami bacakan.... para penggali
makam loncat keluar dari liang lahat lalu berlari menjauh.
Ya Allah... sahabat
kami yang rajin sholat dan royal dalam berbagi, baik hati dan disenangi
bawahan, Engkau buka aibnya kepada kami, dosa apa yang ia pikul sampai ia
merasakan dibakar di alam kubur padahal belum 1 jam makamnya ditutup.
Keluarga jenazah kedua
pun merasa bersalah dan mengikhlaskan sahabat saya tetap dikubur di liang lahat
itu, lalu, subhanallah.... para penggali kubur cepat2 menurunkan tanah tanpa
menyusun lagi papan2 yang sudah menghitam dan sebagian sudah patah2 serta rapuh.
Ya Allah.... engkau
azab sahabatku, engkau buka aibnya, dan engkau buat ia dikubur lsg dengan
tanah.... Ya Allah dosa apakah ini..... Allah Maha Pengasih dan Penyayang, ibu
sahabat saya dilindungi dari melihat kondisi anaknya dengan cara dipingsankan
sebelum penggalian selesai.
Selesai acara
penguburan lalu saya dan teman2 bersepakat untuk belajar mengaji dan mencari
tahu dosa apa sampe azabnya seperti itu.
satu bulan kami
keliling2 mendatangi pengajian, lalu kami semua sepakat berhenti dari profesi
kami sebagai karyawan bidang keuangan.
Satu teman saya
sekarang menduda karena istrinya menolak dia mengundurkan diri dari
pekerjaannya..... tapi Allah buktikan janjinya, setelah berhenti kerja, dia
skrg berjualan susu kefir dengan omzet sama seperti gajinya saat dia bekerja
sebagai karyawan di lembaga keuangan.
Itu lah awal mula saya
mengenal riba dan akhirnya di referensikan oleh ustadz abi fida untuk masuk ke
grup KTR jabodetabek di bulan agustus 2017.... semoga bermanfaat.
Seperti yg diceritakan
pak indra waktu pertemuan komunitas tanpa riba di rumah adik saya (red-Saya =
Eka Melala bisa search di FB ) Aramiko
Gayo di cileduk (komp yayasan peruri) tgl 7 oktober 2018...cerita ini asli...
Dan tdk ada unsur menakut nakuti....
*Mudah mudahan share
artikel ini termasuk kategori syiar dalam kebaikan ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar