LENTERA KEBANGKITAN
Kita Bakal Mati
Oleh: Zakariya
al-Bantany
Allah lah yang telah
menciptakan alam semesta, manusia dan kehidupan ini. Allah SWT berfirman:
"Allah lah yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari
pada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. As-Sajadah: 4)
Dan Allah pun
menciptakan kita di dunia ini, melainkan hanya untuk beribadah dan menyembah
kepada Allah SWT semata sekaligus menjadi Khalifahnya Allah SWT dalam mengelola
dan mengurusi bumi ini dengan hanya menjalankan Syariah Allah atau hukum-hukum
Allah saja di muka bumi ini . Allah SWT berfirman:
"Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah (mengabdi)
kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
"Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang Khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"." (QS.
Al-Baqarah: 30)
Dan kita pun sebagai
manusia adalah makhluk dan hamba-Nya ini yang sangatlah lemah, tidak kekal dan
tiada abadi. Sebab kita semua bakal mati, sedangkan Allah SWT Maha Kekal nan
Abadi. Kita ini adalah camat alias calon mati dan calon mayat. Allah SWT berfirman:
“Katakanlah:
“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian
itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah: 8).
“Di mana saja kamu
berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa’: 78).
“Kami tidak menjadikan
hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al-Anbiya’:
34).
“Semua yang ada di
bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27).
Kemudian setiap jiwa
pasti akan merasakan kematian. Allah SWT pun berfirman:
“Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan kematian.” (QS. Ali Imran: 185).
Dan tentunya seluruh
perkataan dan perbuatan kita bahkan letupan isi hati kita, komentar kita,
postingan kita, tulisan kita, browsing kita, chattingan kita, dan pilihan hidup
kita baik ataupun buruknya pastilah akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah
SWT di Yaumil Hisab kelak dan akan mendapatkan balasannya dari Allah SWT di
Akhirat nanti. Allah SWT berfirman:
"Pada hari itu
manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk
diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya. Maka barangsiapa
mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya." (QS. Al-Zalzalah: 6-8).
Di Yaumil Hisab kelak
kita dihisab atau diadili oleh Allah hanya pakai cara hukum-hukum Allah atau
Syariahnya semata bukan pakai cara hukum demokrasi ataupun hukum jahiliyah
lainnya.
Setelah dihisab di
Yaumil Hisab kelak balasannya hanya ada dua pilihan di Akhirat nanti yakni
surga atau di neraka. Jika ditimbang lebih banyak amal shalihnya, maka positif
ia bakal ke surga. Allah SWT berfirman:
“Dan barangsiapa
datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah
beramal shalih, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat
yang tinggi (mulia), (yaitu) surga-surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang
bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).” (QS. Thaha: 75-76)
Rasulullah Saw.
bersabda:
“Surga itu ada 100
tingkatan, yang dipersiapkan oleh Allah untuk para Mujahid di jalan Allah.
Jarak antara dua surga yang berdekatan sejauh jarak langit dan bumi. Dan jika
kalian meminta kepada Allah, mintalah surga Firdaus, karena itulah surga yang
paling tengah dan paling tinggi yang di atasnya terdapat Arsy milik Ar-Rahman,
darinya pula (Firdaus) bercabang sungai-sungai surga.” (HR. Al-Bukhari, No.
2790)
Sebaliknya bila ia
ditimbang ternyata lebih banyak amal salah dan amal thalih (buruk) nya, maka
positif ia bakal ke neraka minimal berabad-abad lamanya bagi muslim yang banyak
maksiatnya dan maksimal kekal selama-lamanya di neraka bagi orang-orang kafir dan
munafik. Allah SWT berfirman:
"Allah mengancam
orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka
Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah
melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal." (QS. At-Taubah: 68)
Nabi Saw. pun
bersabda:
“Adapun ahli neraka
yang mereka merupakan penduduknya, maka sesungguhnya mereka tidak akan mati di
dalam neraka dan tidak akan hidup. Tetapi orang-orang yang dibakar oleh neraka
dengan sebab dosa-dosa mereka, maka Dia (Allah) mematikan mereka. Sehingga apabila
mereka telah menjadi arang, diberi izin mendapatkan syafa’at. Maka mereka
didatangkan dalam keadaan kelompok-kelompok yang berserakan. Lalu mereka
ditebarkan di sungai-sungai surga, kemudian dikatakan: “Wahai penduduk surga
tuangkan (air) kepada mereka!” Maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya
bijian yang ada pada aliran air." (HR. Muslim, No. 185)
Semoga kita tidak
salah pilih, tidak salah kata, dan tidak salah langkah dalam kehidupan ini
khususnya di zaman now era akhir zaman ini yang penuh fitnah.
Sebab, fitnah besar
akhir zaman menjelang fitnah sangat besar dajjal adalah fitnah duhaima' yakni
bercokolnya penguasa ruwaibidhah dan bercokolnya sistem kufur demokrasi
kapitalisme sekuler dan sosialisme komunisme.
Fitnah duhaima' berupa
bercokolnya penguasa ruwaibidhah dan sistem kufur demokrasi kapitalisme
sekulerisme dan sosialisme komunisme dapat menggerus bahkan melenyapkan akidah
atau iman kita dan amal shalih kita tanpa kita sadari.
Dan ini sangat
membahayakan akhir kehidupan kita dan nasib kita kelak di akhirat nanti.
Rasulullah Saw.
bersabda:
“Sesungguhnya,
menjelang terjadinya Kiamat ada fitnah-fitnah seperti sepotong malam yang gelap
gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari
ia menjadi kafir, sebaliknya pada sore hari seseorang dalam keadaan beriman,
namun di pagi hari ia dalam keadaan kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih
baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang
berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan
cepat. Maka, patahkan busur kalian, putus-putuslah tali kalian, dan pukullah
pedang kalian dengan batu, jika salah seorang dari kalian kedatangan
fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik di antara dua
anak Adam (yakni bersikap seperti Habil, jangan seperti Qabil–pent).” (HR. Abu
Dawud (4259), Ibnu Majah (3961) Al-Fitan, Ahmad (19231), dan Hakim)
Dalam sebuah hadits
disebutkan pula: “Ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu dari sini, fitnah itu
dari sini, dari arah terbitnya tanduk setan.” (HR. Bukhari (3279)
Bad’ul-Khalqi, Muslim Al-Fitan wa Asyrathu’s-Sa’ah)
Secara bahasa fitnah
bisa bermakna ujian, cobaan, bala’, bencana dan siksaan. Pada riwayat di atas
Rasulullah Saw. memberikan peringatan kepada umatnya agar mewaspadai adanya
fitnah yang bisa menggoncang keimanan mereka.
Penggambaran fitnah
laksana potongan malam yang amat pekat itu menunjukkan betapa berat dan
berbahayanya fitnah itu. Ini merupakan peringatan penting bagi setiap Muslim,
bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad baik secara lahiriah
maupun secara ideologis merupakan tanda dekatnya akhir zaman.
Tentang fitnah yang
bisa membuat kaum Muslimin terperosok pada kekufuran setelah keimanannya
diperkuat dalam riwayat yang menjelaskan tentang kemunculan fitnah duhaima’.
Riwayat tentang fitnah duhaima’ bercerita tentang masa-masa yang akan dihadapi
oleh kaum Muslimin menjelang keluarnya Dajjal untuk menebar fitnah dan
huru-hara.
Rasulullah Saw.
bersabda:
“Setelah itu akan
terjadi fitnah Duhaima’, yang tidak membiarkan seorang pun dari umat ini
kecuali akan ditamparnya dengan tamparan yang keras. Ketika orang-orang
mengatakan, “Fitnah telah selesai”, ternyata fitnah itu masih saja terjadi. Di
waktu pagi seseorang dalam keadaan beriman, namun di waktu sore ia telah
menjadi orang kafir. Akhirnya manusia terbagi menjadi dua golongan: golongan
beriman yang tidak ada kemunafikan sedikit pun di antara mereka, dan golongan
munafik yang tidak ada keimanan sedikit pun di antara mereka. Jika hal itu
telah terjadi, maka tunggulah munculnya Dajjal pada hari itu atau keesokan
harinya.” (HR. Abu Dawud no. 3704, Ahmad no. 5892, dan Al-Hakim no. 8574.
Dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi)
Hadits di atas
mengisyaratkan hakikat fitnah Duhaima’ akan meluas mengenai seluruh umat ini.
Meskipun manusia menyatakan fitnah tersebut telah berhenti, ia akan terus
berlangsung dan bahkan mencapai puncaknya.
Beliau Saw.
menerangkan tentang efek yang ditimbulkan oleh fitnah ini, yaitu munculnya
sekelompok manusia yang di waktu pagi masih memiliki iman, namun di sore hari
telah menjadi kafir. Ini merupakan sebuah gambaran tentang kedahsyatan fitnah
tersebut. Fitnah ini akan mencabut keimanan seseorang hanya dalam bilangan
hari, dan ini juga merupakan sebuah gambaran betapa cepatnya kondisi seseorang
itu berubah.
Tentang hakikat dari
fitnah ini, ada tiga gambaran yang paling mendekati bentuknya, yaitu fitnah
demokrasi kapitalisme sekuler liberal dan fitnah perang global melawan
terorisme serta bermunculannya penguasa ruwaibidhah jabriyatan. Ketiga fenomena
ini adalah wujud yang paling mendekati semua ciri yang termuat pada fitnah
Duhaima’.
Ketiga fitnah ini pula
yang paling berpotensi menjadikan seorang masih beriman di pagi hari namun
tanpa sadar menjadi kafir di sore hari.
Karena itulah, kita
berlindung kepada Allah dari dahsyatnya fitnah duhaima' dan fitnah dajjal
tersebut, sebab sungguh kita pun tidak tahu pasti kapan tiba masanya ajal kita
datang menjemput. Karena maut sendiri adalah perkara ghaib dan rahasia Allah
dan hanya Allah SWT yang Maha Tahu kepastiannya.
Dan juga sungguh nyawa
kita ini pun benar-benar dalam genggaman Allah SWT, dan Allah Maha Menyaksikan
lagi Maha Mengetahui atas setiap perkataan, perbuatan dan letupan isi hati kita
ini. Dan Malaikat Mautnya Allah SWT pun selalu setiap saat mengintai kita dan
menunggu perintah Allah untuk mencabut nyawa kita, manakala tibanya ajal kita
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Oleh sebab itu,
sebaik-baik harta dan bekal dalam menghadapi kematian atau maut yang selalu
mengintai kita tersebut dalam kehidupan di dunia ini adalah hanyalah iman dan
takwa semata. Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al
Hasyr: 18)
Semoga Allah SWT
menjaga dan melindungi kita semua dari fitnah duhaima' dan fitnah dajjal serta
dari kematian su'ul khatimah dan dari siksa api neraka.
Dan semoga dengan iman
dan takwa kita yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT, Allah SWT pun semoga
berkenan mematikan kita dalam keadaan husnul khatimah yaitu mati dalam keadaan
beriman dan bertakwa serta mati dalam dakwah dan jihad di jalan Allah.
“Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahanam, dan siksa kubur, dan fitnah
hidup dan mati, dan dari fitnah Dajjal."
(HR. Muslim, Abu
‘Awanah, Nasa’i, dan Ibnul Jarud dalam Al-Muntaqa [27])
Aaamiin.
Wallahu a'lam bish shawab. []
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
@Zakariya al-Bantany
(artikel ini tanpa
tulisan Arabnya)