Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 04 Juli 2018

Zaman Penuh Tipudaya



Salah satu bentuk kasih sayang Rasulullah SAW kepada kita, umat Islam, adalah selalu memperingatkan tentang hal-hal yang membahayakan umat Islam. Antara laln, Rasulullah SAW yang mulia pernah mengingatkan kita akan datangnya tahun-tahun yang penuh dengan penipuan, tipu daya (sanawatun khodda'aat).
Rasulullah SAW bersabda: “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas." (HR. Ibnu Majah).

Apakah kita sedang memasuki tahun-tahun penuh tipu daya ini? Lihatlah saat ini, pemutarbalikan fakta yang menjadi tanda-tanda penting dari tahun penuh tipudaya ini banyak terjadi. Yang baik dianggap jahat; yang jahat dianggap baik; yang dusta dibenarkan sebaliknya yang jujur didustakan; pengkhianat dipercaya sementara yang amanah dianggap pengkhianat.

Tanda-tanda seperti itu semakin tampak ketika rezim memiliki paradigma keliru terhadap Islam bahkan banyak disebut cenderung anti-Islam. Sebagai contoh, ajaran Islam yang mulia, justru dibuat sedemikian rupa seolah-olah ajaran hina. Syariat Islam yang agung direndahkan, sebaliknya aturan-aturan kufur, yang berdasarkan hawa nafsu dan jelas-jelas hina, dibuat seolah-olah luhur tanpa cacat.

Kita tidak habis pikir, bagaimana muncul kebijakan untuk melarang pemakaian cadar di beberapa perguruan tinggi yang menggunakan label Islam seperti di UIN? Di sisi lain, ada kecenderungan kuat untuk di beberapa perguruan tinggi berlabel agama, justru mengajarkan paham-paham merusak di kalangan mahasiswa seperti sekularisme dan liberalisme yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam.

Upaya pemutarbalikan fakta yang mengarahkan kepada penyesatan ini juga tampak jelas dalam sidang-sidang PTUN yang menyoal pencabutan status BHP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Jakarta. Tampak ada upaya mengkriminalkan bahkan memonsterisasi ajaran-ajaran Islam yang mulia. Pejuang khilafah dihubung-hubungkan dengan terorisme. Dibangun sebuah pandangan bahwa memperjuangkan khilafah adalah bagian dan terorisme.

Tidak itu saja, mereka yang disebut ahli itu menuduh siapa yang berusaha mendirikan khilafah sebagai pemberontak kepada Allah. Bagaimana mungkin ajaran Khilafah yang mulia, yang menjadi bagian dari syariah Islam, dikaitkan dengan terorisme bahkan disebut memberontak kepada Allah SWT? Padahal Khilafah Islam akan menerapkan syariah Islam secara totalitas, mempersatukan dunia Islam, dan menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Bagaimana menegakkan khilafah yang oleh para ulama disebut a'dzamul wajibat (kewajiban yang paling agung) dan tajul furudh (mahkota dari kewajiban), dikatakan memberontak kepada Allah SWT?

Di sisi lain, pemikiran dan sistem kufur yang jelas-Jelas bertentangan dengan Islam seperti sistem kapitalisme dan sekularisme, justru dianggap mulia, bahkan dibela habls-habisan. Padahal sistem kapitalisme inilah telah menghancurkan dan merusak umat Islam dan negeri-negeri Islam. Sistem kufur ini telah menjadi jalan bagl negara-negara penjajah untuk mengokohkan penjajahannya di segala bidang.

Bukankah kekayaan negeri-negeri Islam dirampok melalui liberalisasi ekonomi, pasar bebas, privatisasi dan jeratan hutang luar negeri. Negeri-negeri Islam dikendalikan melalui sistem politik demokrasi yang dikendalikan para pemilik modal yang menjadi kaki tangan penjajah. Lahirlah beragam UU liberal yang justru mengokohkan penjajahan. Liberalisme juga merusak generasi muda Islam, mereka dengan bebas mengkampanyekan LGBT, berupaya melegitimasi LGBT.

Upaya mengaitkan perjuangan khilafah dengan terorisme juga merupakan kejahatan besar dalam pandangan Islam. Bagaimana mungkin kelompok Islam yang mengajak umat untuk menerapkan syariah Islam yang bersumber dari Allah SWT, mengajak manusia pada jalan kebaikan malah disebut kelompok teroris atau terkait dengan teroris?

Dengan gencar upaya kriminalisasi dan monsterisasi ini dilakukan secara sistematis dan terorganisir dengan dukungan dari penguasa negeri-negeri Islam dan negara-negara imperialis. Perang terhadap terorisme, yang sesungguhnya merupakan agenda penjajahan Amerika, dipatuhi dan diikuti oleh para penguasa negeri Islam. Padahal perang yang merupakan agenda penjajah ini menjadikan Islam dan umat Islam sebagal musuh.

Sebaliknya, mereka bungkam terhadap kejahatan terorisme Amerika Serikat, Inggris, Rusia, dan sekutu-sekutu Barat lainnya di dunia Islam. Padahal, negara-negara Baratlah yang merupakan teroris sejati yang telah membunuhi jutaan umat Islam, menumpahkan darah kaum Muslimin di mana-mana, menimbulkan berbagai konflik di dunia Islam.

Mereka bungkam terhadap kejahatan negara-negara penjajah itu di Irak, Suriah, Yaman. Para penguasa negeri-negeri Muslim, membiarkan zionis Israel membantai umat Islam di Palestina, rezim Budha Myanmar menghabisi umat Islam Rohingya, rezim komunis Cina menindas kaum Muslimin di Xinjiang.

Yang lebih jahat lagi, mereka justru menyalahkan umat Islam yang memperjuangkan khilafah sebagai penyebab kekacauan di Timur Tengah. Padahal semua konflik itu tidak bisa dilepaskan dari invasi dan intervensi negara-negara Barat penjajah. Allahu Akbar!

Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 216

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam