Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 08 Januari 2018

Upaya Penguasa Quraisy Membantah Dakwah Ideologi Islam



1. Menyebarkan Perang Urat Syaraf

Ketika kaum musyrikin melihat kegagalan semua konspirasinya, sebaliknya mereka melihat betapa teguhnya Rasulullah Saw. dengan ideologi yang diembannya, dan penolakan beliau terhadap semua kesenangan-kesenangan yang mereka tawarkan. Sebab, semua tawaran itu tidak sejalan dengan rencana yang telah beliau program, yaitu berdirinya Negara Islam. Melihat itu semua, mereka menetapkan kembali untuk menyebarkan perang urat saraf.
Hal itu mereka lakukan dengan harapan dapat memporak-porandakan dan mengacaukan psikologis (kejiwaan) Muhammad. Untuk itu, mereka melontarkan beberapa tuntutan yang sifatnya pelecehan, sebab menurut mereka pasti Rasulullah Saw. tidak akan mampu sedikitpun mewujudkan tuntutan-tuntutan itu. Berikut ini tuntutan-tuntutan mereka:

a. Mereka menuntut kesenangan hidup tanpa perlu bekerja

Mereka berkata, “Wahai Muhammad, jika kamu tidak mau menerima sedikitpun apa yang kami tawarkan kepadamu, maka mintakanlah kami kepada Tuhanmu yang telah mengutusmu agar menjalankan gunung-gunung yang membuat kami merasa sempit, memperluas negeri kami, membuat untuk kami sungai-sungai seperti sungai-sungai yang ada di Syam dan Iraq, menghidupkan kembali nenek moyang-nenek moyang kami, dan di antara yang dihidupkan itu adalah Qushai bin Kilab, sebab dia orang tua yang jujur, lalu kami akan bertanya kepada mereka tentang apa yang kamu katakan: Apakah yang kamu katakan benar atau bathil. Jika mereka membenarkan kamu dan kamu melakukan seperti apa yang kami minta kepadamu, maka kami akan membenarkan kamu, sebab dengannya kami tahu akan kedudukanmu di sisi Allah, bahwa Allah benar-benar mengutus kamu sebagai rasul seperti yang kamu katakan.”
Rasulullah Saw. berkata kepada mereka, “Aku diutus kepada kalian tidak untuk hal seperti ini, namun aku datang kepada kalian dengan sesuatu yang dengannya aku diutus. Aku telah menyampaikan kepada kalian apa-apa yang dengannya aku diutus menyampaikannya. Jika kalian menerimanya, maka itu untuk kebaikan kalian sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. Dan jika kalian menolaknya, maka aku akan tetap bersabar demi menjalankan perintah Allah, sampai Allah memberi keputusan antara aku dan kalian.”

b. Mereka menuntut didatangkan malaikat

Mereka berkata, “Baiklah, jika kamu tidak mau melakukan hal itu untuk kami, sekarang mintalah untuk dirimu sendiri -yang dengannya kami akan mengetahui kelebihanmu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar bersamamu diutus malaikat yang akan membenarkan apa yang kamu katakan. Ingat! Kami akan senantiasa mengawasimu, untuk itu mintalah kepada-Nya agar membuatkan kamu sayap, benteng dan harta simpanan yang terbuat dari emas dan perak yang kamu butuhkan, sebab kami lihat kamu memerlukannya. Mengingat kamu bekerja di pasar sebagaimana kami, dan juga mencari penghidupan sebagaimana kami, maka meminta semua di atas perlu, sehingga kami tahu kelebihanmu dan kedudukanmu di sisi Tuhanmu, bahwa kamu benar-benar seorang rasul seperti yang kamu klaim selama ini.”
Rasulullah Saw. berkata, “Jangan berharap aku melakukannya, saya tidak akan memohon kepada Tuhanku apa yang kamu minta, sebab aku diutus kepada kalian tidak untuk hal seperti ini, namun Allah mengutusku sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Jika kalian menerimanya, maka itu untuk kebaikan kalian sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. Dan jika kalian menolaknya, maka aku akan tetap bersabar demi menjalankan perintah Allah, sampai Allah memberi keputusan antara aku dan kalian.”

c. Mereka menuntut untuk dibinasakan

Mereka berkata, “Jatuhkanlah kepada kami potongan-potongan sesuatu dari langit. Sebab, sebagaimana yang kamu klaim bahwa Tuhanmu jika berkehendak akan berbuat. Ingat! Kami tidak akan beriman kepadamu, kecuali kamu melakukan apa yang kami minta.” Rasulullah Saw. berkata, “Itu semua urusan Allah, jika Dia berkehendak melakukan itu kepada kalian, pasti dia akan melakukannya.”

d. Teror dan ancaman

Kemudian mereka kaum Quraisy berkonspirasi meningkatkan perang urat syarafnya dengan mengingatkan Rasulullah Saw. bahwa mereka akan melakukan pembersihan fisik jika Rasulullah Saw. terus-menerus dan tidak mau berubah dengan sikapnya.
Mereka berkata, “Wahai Muhammad, tidakkah Tuhanmu tahu bahwa kami akan kembali menemuimu, meminta kembali kepadamu apa yang telah kami minta, dan menuntut apa yang kami tuntut darimu. Kami akan mendatangimu, lalu memberitahukan hasil pengamatan kami kepadamu. Kami akan menyampaikan kepadamu apa yang diperbuat Tuhanmu kepada kami, ketika kami tidak mau menerima apa yang kamu sampaikan kepada kami. Bahkan, telah sampai kepada kami bahwa yang mengajari kamu adalah orang Yamamah yang bernama ar-Rahman. (Yang dimaksud dengan ar-Rahman adalah Musailamah bin Habib al-Hanafi yang lebih dikenal dengan nama Musailamah al-Kadzdzab. Di masa jahiliyah dia dikenal dengan nama ar-Rahman). Demi Allah, kami selamanya tidak akan beriman dengan ar-Rahman. Sungguh, dengan ini kami sudah punya cukup alasan untuk menolakmu, wahai Muhammad. Demi Allah, kami tidak akan membiarkan kamu dan apa yang kamu sampaikan kepada kami, sampai kami berhasil menghancurkan kamu atau sebaliknya kamu yang menghancurkan kami!”

Ketika hal itu dikatakan kepada Rasulullah Saw. seseorang berdiri mewakili mereka, dan berdiri juga Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughirah, dia adalah sepupu Rasulullah Saw. yang masih kafir, dia berkata kepada Rasulullah Saw. “Wahai Muhammad, telah banyak yang ditawarkan kepadamu oleh kaummu, namun kamu tidak mau menerima tawaran mereka. Kemudian mereka memohon kepadamu agar mereka diberi hal-hal yang dengannya mereka tahu akan kedudukanmu di sisi Allah seperti yang kamu katakan, sehingga dengannya mereka membenarkan kamu dan mengikutimu, namun kamu tidak melakukannya. Lalu mereka memohon kepadamu agar membuat sesuatu yang menunjukkan kelebihanmu dan kedudukanmu di sisi Allah, namun kamu tidak melakukan juga. Demi Allah, kami tidak akan mempercayaimu selamanya, sampai kamu membuat tangga ke langit, lalu kamu naik ke sana. Kami akan melihatmu hingga kamu sampai di langit dan kembali lagi dengan ditemani empat malaikat yang akan bersaksi bahwa kamu benar dengan apa yang kamu katakan. Demi Allah, kalaupun kamu telah melakukan itu, kamu jangan mengira bahwa kami akan mempercayaimu!”
Kemudian mereka meninggalkan Rasulullah Saw. Melihat itu Rasulullah Saw. pulang kepada keluarganya dengan diselimuti perasaan sedih, sebab keinginan-keinginan aneh kaumnya tidak mampu beliau penuhi ketika mereka memintanya, di samping sikap mereka yang mengisolasi beliau.

Bandingkan standar pemikiran yang seharusnya digunakan untuk menguji kebenaran Rasulullah Saw. dengan standar pemikiran yang digunakan kaum musyrikin. Ketika Muhammad Saw. menawarkan kepada mereka ideologi yang diturunkan Allah kepadanya, dan beliau menjelaskan kepada mereka hal-hal yang menyebabkan ideologi yang diembannya lebih tinggi dibanding ideologi-ideologi yang telah mereka kenal, maka menurut akal sehat, mereka akan menguji tentang layak-tidaknya ideologi itu, atau mereka mendebat dari sisi benar-tidaknya. Namun, mereka tidak melakukannya. Anehnya, justru mereka meminta Rasulullah mendatangkan mu'jizat. Ini sebenarnya merupakan pengakuan tidak langsung dari mereka, bahwa mereka tidak mampu menemukan dan membuat celah untuk menjatuhkan ideologi ini jika mereka kembali mendebatnya dari sisi tersebut. Bahkan yang akan terjadi sebaliknya, yaitu pengakuan akan kekalahan mereka secara pemikiran di hadapan Rasulullah Saw. Sedangkan mu'jizat, tidak mungkin dibuat oleh seorang yang sangat jenius sekalipun, akan tetapi itu dibuat oleh Sang Pencipta manusia, jika Dia berkehendak.

Menawarkan al-Qur’an Alternatif

Ketika orang-orang Quraisy yang turut dalam konspirasi itu yakin bahwa Muhammad tidak dapat dilunakkan dan dihentikan dakwahnya dengan cara apapun, bahkan pembunuhan dengan tipudaya sekalipun tidak mampu mereka lakukan. Bukti otentik atas hal itu adalah percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Abu Jahal. Setelah mereka berpikir lama, mereka menemukan bahwa untuk mengalihkan perhatian manusia dari Muhammad dan dakwahnya adalah dengan cara mengalihkan perhatian mereka terhadap al-Qur'an yang memiliki pengaruh psikologis yang kuat sebagaimana sihir. Untuk itu, mereka memutuskan untuk menawarkan al-Qur’an alternatif kepada manusia, agar mereka tidak lagi memperhatikan Muhammad.
Keputusan ini diambil ketika an Nadhar bin al-Harits-salah seorang anggota muktamar-berkata, “Wahai orang-orang Quraisy, sungguh demi Allah telah datang kepada kalian perkara yang tidak mampu kalian cegah sebelumnya. Muhammad itu dalam pandangan kalian adalah anak yang sangat muda, anak yang sangat kalian senangi, anak yang omongannya sangat kalian percaya, dan anak yang sangat besar tanggungjawabnya terhadap amanat. Sehingga, apabila datang kepada kalian orang tua yang sudah beruban, lalu dia mengatakan kepada kalian, “Muhammad itu penyihir, ” maka pasti kalian akan mengatakan, “Muhammad bukan penyihir, sebab kami telah banyak mengenal para penyihir dan bagaimana mereka menghembus-hembuskan nafas ke buhul-buhul mereka.”
Kalau dia mengatakan kepada kalian, “Muhammad itu paranormal,” maka kalian pasti mengatakan, “Tidak, demi Allah, Muhammad itu bukan paranormal, sebab kami banyak mengenal para paranormal dan kebohongannya, serta kami telah sering mendengar mantra-mantra mereka.”
Kalau dia mengatakan, “Muhammad itu penyair,” maka kalian pasti mengatakan, “Tidak, demi Allah, Muhammad bukan penyair, sebab kami banyak mengenal para penyair dan kami sering mendengarkan sajak-sajak mereka yang berupa nyanyian dan jorok. ”
Kalau dia mengatakan, “Muhammad itu gila,” maka kalian akan mengatakan, “Tidak, demi Allah, Muhammad tidak gila, sebab kami sering melihat orang-orang gila, dia tidak pernah mencekik orang atau mengganggunya.”
Untuk itu, wahai orang-orang Quraisy perhatikan sungguh-sungguh urusan kalian ini. Sungguh, demi Allah, telah menimpa kalian perkara yang sangat besar!”
An-Nadhar bin al-Harits termasuk di antara orang-orang Quraisy yang pandai, dia juga termasuk di antara orang-orang yang suka menyakiti dan memusuhi Rasulullah Saw. Dia telah mendatangi al-Hirah, di sana dia mempelajari kisah-kisah raja Persia, dan kisah-kisah Rustum dan Isfandiyar.
Ketika Rasulullah Saw. duduk di suatu majelis menasehati kaumnya dengan nama Allah, mengingatkan mereka akan kebencian dan murka Allah yang ditimpakan kepada umat-umat sebelum mereka. Apabila Rasulullah Saw. telah pergi meninggalkan majelis, maka giliran dia yang duduk di majelis itu, lalu dia berkata, “Saya, demi Allah, wahai orang-orang Quraisy, adalah orang yang lebih baik ceritanya daripada Muhammad. Untuk itu, berkumpullah semua kemari, saya akan bercerita kepada kalian cerita yang lebih bagus dari ceritanya.”
Setelah orang-orang berkumpul, maka mulailah dia bercerita tentang kisah-kisah raja Persia, Rustum dan Isfandiyar. Setelah bercerita dia berkata, “Sekarang, atas dasar apa kalian mengatakan bahwa cerita Muhammad lebih bagus dari ceritaku.”
Ternyata usaha konspirasi kaum musyrikin dengan menawarkan alternatif murahan itu pun gagal, sebab mereka gagal menjauhkan manusia dari al-Qur’an, serta gagal menarik manusia agar tertarik dengan alternatif yang dibuatnya.
Mereka telah kehabisan akal, sebab telah berbagai macam sarana antisipasi dan bahkan penyiksaan, yang mereka lakukan, namun hal itu tidak menambah orang yang beriman, kecuali dia semakin teguh, dan tidak menambah pengemban dakwah, kecuali semakin bersemangat. Sebab penyiksaan itu bagi orang yang beriman dan pengemban dakwah tidak ubahnya batu gerinda yang mengasah besi, agar dengannya pedang semakin berkilau.

Bacaan: Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, SIRAH NABAWIYAH Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw., Al-Azhar Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam