Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 08 Januari 2018

Penguasa Anti Ideologi Islam Berupaya Membunuh Kelompok Dakwah Nabi SAW



Keputusan Membunuh Muhammad Saw.

Muhammad bukan orang biasa yang mudah terpengaruh dengan tawaran-tawaran kompromi yang bisa melemahkan jiwanya, sehingga akhirnya mengubah keputusan yang telah beliau tetapkan, sebab Allah Swt. telah menyiapkan beliau secara khusus sehingga beliau pantas untuk mengemban risalah yang diturunkan Allah kepadanya. Beliau mampu menghadapi berbagai kesulitan yang dihadapinya tanpa ada pengaruh terhadap keteguhannya terhadap ideologi Islam.
Musuh-musuh Muhammad telah mengetahui hal itu ketika mereka duduk bersanding dengan Muhammad dan mendebatnya. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa tidak ada cara lain untuk menghindari dakwah Muhammad, selain dengan cara membunuhnya.
Sebagaimana perkataan Abu Jahal terhadap para pemimpin Quraisy, “Wahai orang-arang Quraisy, sungguh Muhammad tidak mau melakukan apa-apa, kecuali dia terus-menerus mencaci-maki agama kami, nenek-nenek moyang kami, dan tuhan-tuhan kami, serta melecehkan mimpi-mimpi kami seperti kalian lihat sendiri. Sungguh aku berjanji kepada Allah bahwa besok aku akan menemui Muhammad dengan membawa batu yang aku tidak kuat memikulnya. Sehingga, apabila dia telah bersujud dalam shalatnya, maka aku pecahkan kepalanya dengan batu itu. Kalian serahkan saja pekerjaan itu kepadaku atau kalian menghalangiku. Setelah itu, biarkan saja Bani Abdi Manaf berbuat sesuatu yang menjadi tanggungjawabnya.”
Mereka berkata, “Demi Allah, kami tidak akan menyerahkan sesuatu selamanya kepadamu, namun kami tidak akan mencegah kamu melakukan apa yang kamu inginkan.”

Ketika pagi tiba, Abu Jahal mengambil batu seperti yang dia sifati, lalu dia menunggu Rasulullah Saw. datang. Rasulullah Saw. pergi pagi-pagi seperti biasanya. Beliau di Mekkah, sedang kiblat berada di Baitul Maqdis di Syam. Sehingga, ketika beliau shalat, maka beliau shalat di antara dua sudut, yaitu sudut bagian luar dan sudut hitam. Beliau menjadikan Ka’bah berada antara dua sudut dan Syam. Beliau mulai shalat. Orang-orang Quraisy juga pergi pagi-pagi, mereka duduk di tempat yang biasa mereka berkumpul guna melihat apa yang dilakukan Abu Jahal.
Ketika Rasulullah Saw. telah bersujud, Abu Jahal mengangkat batu itu, lalu dia pergi menuju Rasulullah Saw. Ketika dia telah dekat dengan beliau, tiba-tiba dia kembali sambil berlari dan menjerit ketakutan. Keringat di tangannya membasahi batu, hingga batu lepas dari tangannya.
Orang-orang Quraisy bangkit mendekatinya, mereka berkata, “Ada apa dengan kamu, wahai Aba al-Hakam.” Abu Jahal berkata: “Aku mendekati Muhammad untuk melakukan apa yang aku katakan kepada kalian semalam. Anehnya, ketika aku telah berhasil mendekatinya, maka yang aku lihat bukan dia, tetapi unta. Tidak, demi Allah, aku belum pernah sama sekali melihat unta yang kepala dan lehernya sangat besar dan kuat, serta bertaring seperti yang aku lihat ini. Unta itu hendak memakanku.”

Penyiksaan Fisik

Ketika usahanya yang terakhir ini juga gagal, maka mereka yang berkonspirasi kembali memutuskan penggunaan kembali cara-cara penindasan fisik, seperti pembunuhan dan penyiksaan. Untuk itu, diintruksikan kepada tiap-tiap suku agar penyiksaan itu diarahkan pada kaum muslimin yang status sosialnya lemah.
Maka mulailah mereka menangkapinya dan menyiksanya dengan dipukuli dan dijemur di tengah-tengah terik panasnya kota Mekkah yang suhu panasnya sangat tinggi. Dalam penyiksaan itu mereka dibiarkan lapar dan haus. Mereka disiksa agar keluar dari agamanya, sehingga di antara mereka ada yang disiksa dengan tidak manusiawi, namun Allah menjaganya, sehingga mereka tetap tegar dalam menghadapi siksaan yang tidak manusiawi itu.

Di antara mereka yang disiksa secara tidak manusiawi adalah Bilal bin Rabah al-Habsyi. Bilal adalah budak salah seorang Bani Jumah. Di siang hari yang sangat panas Umayyah bin Khalaf al-Jumahi menarik Bilal ke jalan di Mekkah yang penuh krikil, setelah meletakkan batu besar di atas dada Bilal dia berkata, “Demi Allah, penyiksaan ini akan terus berlangsung sampai kamu mati, atau kamu mengingkari Muhammad dan mau lagi menyembah Lata dan Uzza.”
Dalam menahan siksaan yang tidak manusiawi ini Bilal terus-menerus berkata, “Ahad, ahad...”
Ketika Bilal dalam penyiksaan Abu Bakar lewat di tempat itu, lalu Abu Bakar berkata kepada Umayyah bin Khalaf, “Ingat! Takutlah kamu kepada Allah sebab orang miskin ini... sampai kapan kamu akan terus menyiksanya?” Umayyah berkata, “Kamu yang membuatnya rusak, untuk itu selamatkan dia, jika kamu mau.” Abu Bakar berkata, “Baik, aku lakukan. Aku memiliki budak hitam yang lebih kuat darinya dan lebih percaya terhadap agamamu. Aku berikan dia kepadamu untuk ditukar dengannya.” Umayyah berkata, “Tawaranmu aku terima.” Abu Bakar berkata, “Dia milikmu.” Abu Bakar mengambil Bilal dan lalu memerdekakannya.

Di antara mereka yang mendapat siksaan yang tidak manusiawi adalah Zinnirah. Siksaan yang diterimanya menyebabkan dia buta, sebab dia sering dipukuli kepalanya.
Di antaranya juga adalah budak wanita Bani Muammal yang mendapat siksaan dari Umar bin Khaththab sebelum hatinya mendapatkan jalan menuju iman. Sehingga, apabila Umar telah merasa lelah dalam menyiksanya, maka dia berkata sambil mengolok-oloknya, “Aku beri tahu kamu, bahwa aku tidak akan berhenti menyiksamu hingga aku bosan.”
Di antaranya juga adalah Ammar bin Yasir, ibunya, serta ayahnya. Mereka dijemur di tengah panasnya suhu di Mekkah, di samping mereka juga dipanggang di atas api. Ketika mereka dalam penyiksaan, Rasulullah Saw. melihat sendiri kekejaman kaum Quraisy terhadap mereka. Lalu Rasulullah Saw. berkata, “Tetap bersabarlah keluarga Yasir, sunggub telah disediakan untuk kalian Surga!” Mereka pun bersabar dan terus tetap bersabar hingga Sumayyah ibu Ammar meninggal dalam penyiksaan kaum musyrikin.

Menanggung siksaan keras yang mengerikan itu tidak ubahnya memikul gunung yang kokoh, yang hanya mampu dipikul oleh mereka yang memiliki kekuatan besar, sehingga tidak semua orang mampu memikulnya, ketidakmampuan mereka bukan berarti iman mereka lemah, tetapi lebih dikarenakan mereka adalah manusia, sedang manusia kemampuan memikulnya terbatas.
Sehingga, apabila salah seorang dari mereka sudah tidak mampu lagi memikul siksaan, maka dia menurut saja kehendak orang yang menyiksanya, sedangkan hatinya tetap dengan keimanannya, dengan cara demikian siksaan terhadap dirinya terkurangi, bahkan di antara mereka ada yang dengan terpaksa mengucapkan kata-kata kufur, sedang hatinya tetap dengan keimanannya.
Berkata Sa’id bin Jubair, “Aku bertanya kepada Abdullah bin Abbas, “Apakah kaum musyrikin sangat kejam dan tidak manusiawi dalam menyiksa para sahabat Rasulullah Saw. ketika mereka menginginkan para sahabat Rasulullah Saw. murtad dari agamanya?” Abdullah menjawab, “Ya, benar, apabila mereka menyiksa salah seorang sahabat, mereka memukulnya dengan kejam, membiarkannya lapar dan haus, hingga dia tidak mampu duduk, karena kerasnya siksaan yang dia terima, akhirnya dia menuruti apa yang dia minta. Ketika orang-orang musyrikin berkata kepadanya, “Tidakkah Lata dan Uzza itu tuhanmu selain Allah?” maka dia menjawab, “Ya.” Bahkan ketika mereka melihat kumbang, mereka berkata kepadanya, “Tidakkah kumbang ini tuhanmu juga selain Allah?” dia menjawab, “Ya.” Dia melakukan itu karena dia sudah tidak mampu lagi memikul siksaan yang kejam itu.”

Ya Allah... Mereka sabar memikul semua siksaan itu demi mempertahankan iman yang bersarang di dalam hatinya, dan demi sampainya iman yang panas bercahaya ini pada semua umat yang ada di seluruh penjuru dunia. Namun, ketika iman itu sampai pada kaum muslimin sekarang melalui aliran darah orang-orang baik, maka mereka ada yang menjualnya kepada setan dengan harga yang sangat murah, mereka menjualnya dengan kedudukan yang fana, dengan kata-kata yang menyesatkan, dan dengan harta yang sedikit… Sungguh, celakalah mereka dengan transaksi penjualannya itu!

Bacaan: Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, SIRAH NABAWIYAH Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw., Al-Azhar Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam