Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 12 Mei 2016

Akidah Islam Mampu Menumbuhkan Kekuatan Sangat Besar


Keterkejutan Barat semakin besar ketika melihat target keduanya tidak seperti angan-angan mereka. Barat telah menguasai wilayah Syam dari Khilafah Utsmani dan menyerang kaum muslimin dengan sangat biadab dan memperlakukan mereka dengan sangat mengerikan. Penduduk Syam yang Kristen juga diusir bersama-sama kaum muslimin dari rumah-rumah mereka. Karena itu, mereka berjalan bersama kaum muslimin di semua medan peperangan.

Barat menduga bahwa masalah kedua ini masih berjalan baik dan berpihak pada mereka. Barat juga menduga bahwa sudah tidak ada penopang yang menyangga kaum muslimin. Akan tetapi sayang, kaum muslimin masih tetap tuli atas peristiwa yang menimpa pengusiran mereka dari negeri mereka, meski mereka sudah menetap di sana selama kurang lebih dua abad. Di Syam mereka sempat berjuang. Kaum muslimin pada akhirnya mampu mengalahkan kaum Salib dan mengusir mereka.

Barat mengkaji rahasia semua persoalan ini dan akhirnya menemukannya di dalam Islam. Barat melihat bahwa akidah Islam mampu menumbuhkan kekuatan yang sangat besar dalam diri kaum muslimin. Hukum-hukumnya yang berkaitan dengan warga non-muslim menjamin hak-hak mereka. Hukum-hukum ini akhirnya mampu menjalin kerjasama yang kuat di antara warga Negara Khilafah Islam (muslim dan non-muslim).

Karena itu, kafir penjajah (Barat) berpikir keras untuk menemukan jalan atau cara menghancurkan dunia Islam. Dan, mereka menemukannya bahwa cara yang terbaik adalah melalui perang tsaqafah/ khazanah keilmuan. Perang ini dijalankan melalui program misionaris. Langkah awalnya menarik para pemeluk Kristen agar bekerja-sama dengan Barat. Langkah berikutnya mengobarkan keraguan kaum muslimin terhadap agama mereka serta menggoncangkan akidah mereka. Dengan demikian, mereka menemukan jalan untuk memecah belah antara warga muslim dan non-muslim di tengah rakyat daulah Khilafah. Cara ini efektif untuk melemahkan kekuatan kaum muslimin.

Mega proyek ini diwujudkan dengan langkah-langkah konkret. Di akhir abad 16 M mereka (Barat dengan para misionarisnya) mendirikan markas besar di Malta untuk gerakan misionaris. Markas itu dijadikan basis serangan misionais terhadap dunia Islam. Dari Malta kekuatan-kekuatan misionaris dikirimkan.

Setelah menetap cukup lama di Malta dan mulai merasa membutuhkan pelebaran gerakan, mereka berpindah ke Syam tahun 1620 M. Mereka berusaha mewujudkan gerakan-gerakan misionaris. Gerakan mereka pada mulanya masih sangat terbatas dan belum menjelajah ke seluruh dunia Islam sampai akhirnya mampu mendirikan sekolah-sekolah kecil dan menyebarkan sebagian buku keagamaan. Mereka bersikap simpatik dengan membantu memecahkan kesulitan-kesulitan masyarakat (warga Negara Khilafah Islam) akibat penindasan, pengusiran, dan peperangan.

Para misionaris ini tinggal di sana hingga tahun 1773 M ketika perguruan-perguruan misionaris kaum yesuit dihapus dan ketika lembaga-lembaga mereka ditutup kecuali beberapa perguruan misionaris yang lemah, seperti Perguruan Misionaris 'Azariyyin (Israil).
Meski perguruan-perguruan ini masih berdiri, pengaruh dan misi para misionaris terputus dan kedudukan mereka tidak eksis kecuali di Malta hingga tahun 1820, yaitu ketika mereka berhasil mendirikan pusat gerakan misionaris yang pertama di Beirut. Setelah mulai bergerak di Beirut, mereka menemukan banyak kesulitan. Akan tetapi, mereka tetap konsisten dan terus melanjutkan gerakan meski dihadapkan kesulitan-kesulitan. Perhatian mereka yang utama masih terfokus pada misi keagamaan dan tsaqafah/ ilmu keagamaan. Sementara perhatian terhadap masalah pendidikan masih lemah. ……
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam