Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 13 Mei 2016

Misionaris Tumbuh Dalam Gerakan Pendidikan

 

Pada tahun 1834 M para delegasi misionaris sudah tersebar luas di seluruh Syam. Di Desa 'Antsurah, Libanon, dibuka satu fakultas. Kemudian dari Malta dikirimkan delegasi-delegasi Amerika ke Beirut untuk mencetak buku-buku sekaligus menyebarkannya. Seorang misionaris Amerika yang sangat terkenal, Ili Smith menggerakkan misi ini dengan gerakan yang sangat fenomenal. Di Malta, kesibukan misionarisnya ditaati. Dia menguasai persoalan penerbitan buletin-buletin.

Pada tahun 1827 M Smith datang ke Beirut. Akan tetapi, dia tidak tinggal lama. Ketakutan dan kecemasan yang menguasai perasaannya, di samping karena tidak mampu bersabar, membuatnya kembali ke Malta. Kemudian pada tahun 1834 M dia kembali lagi Beirut dan bersama istrinya membuka sekolah untuk wanita. Di depannya medan garapan semakin meluas. Karena itu, dia bertekad memusatkan hidupnya untuk bekerja di Beirut dengan visi gerakan khusus, dan di Syam dengan visi gerakan umum. Dengan demikian, seluruh aktivitas ini saling membantu dalam membangkitkan gerakan misionaris.

Ibrahim Pasha yang menerapkan program-program pendidikan pertama (dasar) di Suriah ­yang diilhami dari program pendidikan yang ada di Mesir yang diambil dari program pendidikan dasar di Perancis­ justru menjadi kesempatan emas bagi para misionaris. Mereka segera memanfaatkannya dan ikut andil dalam gerakan pendidikan dengan dilandaskan pada visi misionaris, kemudian gerakan itu mencakup gerakan percetakan.

Dengan demikian, gerakan misionaris kembali tumbuh dan bergabung dalam gerakan pendidikan secara transparan. Dengan gerakan ini, mereka mampu membakar hati rakyat Negara Khilafah Islam (muslim maupun non-muslim) dengan nama kebebasan beragama. Di antara kaum muslimin, Nasrani, dan Druze diadakan aktivitas keagamaan yang berkaitan dengan akidah.

Ketika Ibrahim Pasha meninggalkan Syam pada tahun 1840 M, kegelisahan, kecemasan, dan kegoncangan menyebar di Syam. Orang-orang terbelah mengikuti perasaan mereka masing-masing. Sementara para delegasi asing ­­apalagi para delegasi dari kaum misionaris­­ justru mengambil kesempatan ini untuk memperlemah pengaruh Khilafah 'Utsmani di Syam. Untuk itu mereka mengobarkan api fitnah. Belum berjalan satu tahun dan belum genap tahun 1841 M, kegoncangan yang dikhawatirkan itu akhirnya meletus menjadi huru-hara berdarah di pegunungan Libanon yang membenturkan kelompok Kristen dan kaum Druze.

Huru-hara ini memaksa Khilafah 'Utsmani ­­tentunya dengan pengaruh tekanan negara-negara asing­ membuat aturan baru untuk Libanon. Aturan itu membagi Libanon menjadi dua bagian:
(i) bagian pertama adalah kelompok masyarakat yang dipimpin orang Nasrani, dan
(ii) bagian kedua adalah kelompok masyarakat yang dipimpin kaum Druze. Kemudian Khilafah menentukan hakim untuk masing-masing kelompok. Kebijakan ini dimaksudkan Khilafah untuk melindungi ancaman perpecahan di antara dua kelompok itu. Akan tetapi sungguh sayang, aturan ini tidak berhasil karena memang isinya tidak alami.

Sementara Perancis dan Inggris sibuk menyusupkan pengaruhnya ke dalam pertikaian ini. Keduanya terus membakar api fitnah setiap kali para penguasa Khilafah berusaha memadamkan persoalan. Inggris dan Perancis akhirnya berhasil mengambil peran penengah di tengah perpecahan di antara kelompok-kelompok yang bertikai dengan tujuan ikut campur menangani persoalan-persoalan Libanon.

Perancis berpihak kepada kelompok Mawaranah (sebuah sekte dalam Kristen Katolik), sementara Inggris berpihak pada Druze. Intervensi dari dua negara asing bertujuan menciptakan goncangan-goncangan baru dengan bentuk yang sangat mengerikan, dan itu terjadi pada tahun 1845 M. Untuk mencapai targetnya, mereka meneror biara-biara dan gereja-gereja dengan memakai cara-cara yang sangat biadab, seperti merampok, merampas, menculik, menghadang, dan membunuh. Teror-teror ini pula yang memaksa Pemerintahan Khilafah 'Utsmani mengirimkan para pengawas bagian luar ke Libanon. Petugas ini berusaha memperbaiki persoalan-persoalan dengan kebijakan-kebijakan yang netral. Akan tetapi, dia tidak mampu melakukan hal yang penting, meski berhasil memadamkan keadaan.

Sementara pihak misionaris, justru berhasil meningkatkan gerakannya. Hingga pada tahun 1857 M muncul ide revolusioner dan agresi militer terhadap kelompok Mawaranah. Kaum agamawan Mawaranah membalas agresi ini dengan menggerakkan para petani untuk melakukan gerakan separatis dan menghantam para agresor di Libanon Utara. Balasan agresi mereka sangat bengis dan berhasil mengobarkan api revolusi di sana, kemudian gerakan itu melebar ke Selatan, sehingga seluruh para petani Nasrani ikut mengobarkan revolusi menentang kaum separatis Druze.

Sementara Inggris dan Perancis, masing-masing sibuk memperkuat dukungan terhadap kelompoknya. Inggris mendukung Druze dan Perancis mendukung kelompok Kristen. Dengan demikian, fitnah meluas merata hingga meliputi seluruh Libanon. Kaum Druze membunuh semua warga Kristen, tanpa membedakan antara yang tokoh agama dan yang bukan. Banyak warga Kristen yang terbunuh dan ribuan dari mereka yang melarikan diri dari perlakuan keras karena tekanan berbagai konflik dan goncangan. Kemudian goncangan ini merambat ke seluruh Syam.

Di Damaskus terkena hembusan gelombang kemarahan ini sehingga berhasil memunculkan pertikaian antara kaum muslimin dan Nasrani. Di bulan Juli tahun 1860 M gelombang panas ini mendorong kaum muslimin menghantam perkampungan Nasrani dan melakukan penjagalan besar-besaran. Penjagalan itu mengakibatkan keruntuhan, kehancuran, dan kegoncangan sehingga memaksa daulah menghentikan fitnah dengan kekuatan.

Meski goncangan-goncangan ini padam dan hampir-hampir berakhir, negara-negara Barat justru melihat bahwa ini merupakan kesempatan yang terbuka bagi mereka untuk melakukan intervensi langsung ke dalam negeri Syam. Dengan peristiwa berdarah itu, Barat punya alasan untuk mengirimkan kapal-kapal perangnya ke hampir seluruh pesisir Syam. Di bulan Agustus di tahun yang sama, Perancis mengirimkan angkatan daratnya dan mendarat di Beirut. Mereka berdalih untuk memadamkan pemberontakan......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam