Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 11 Mei 2016

Kelemahan Memahami Kebudayaan Peradaban Islam


 

Pada sisi lain ada sekelompok kecil umat yang melihat keharusan mengambil segala hal yang dari Barat, baik menyangkut ilmu, tsaqafah/ ilmu keislaman, hadharah/ kebudayaan maupun madaniah/ sainstek. Mereka ini adalah orang-orang yang belajar di Eropa atau di sekolah-sekolah misionaris yang telah menyusup ke Negara Khilafah. Pada mulanya mereka tidak memiliki pengaruh. Mayoritas bersikap moderat dan berusaha menyesuaikan Islam dengan tsaqafah/ khazanah ilmu Islam, ilmu-ilmu, hadharah/ kebudayaan, dan madaniah/ sainstek yang dibawa Barat.

Di masa-masa akhir pemerintahan Negara Khilafah 'Utsmani, ada satu pemikiran yang mempelopori gerakan bahwa Barat telah mengambil hadharah/ kebudayaan dari Islam dan karena itu, Islam tidak mencegah gerakan yang mengambil apa-apa yang sesuai dengan Islam dan mengamalkan apa-apa yang tidak bertentangan dengannya. Barat rupanya berhasil menyebarkan pemikiran ini hingga mendominasi masyarakat Islam dan membawanya ke tengah masyarakat. Apalagi para pelajar dan di antara mereka yang terpengaruh banyak dari kalangan ulama fiqih, ilmuwan muslim, dan orang-orang yang menamakan diri sebagai ulama kontemporer. Mereka juga menamakan diri sebagai kaum reformer.

Menilik pertentangan hakiki antara hadharah (kebudayaan dan peradaban) Barat dan hadharah (kebudayaan dan peradaban) Islam, dan karena adanya perbedaan yang jelas antara tsaqafah (khazanah keilmuan ideologi) Barat dan kandungan makna yang berkaitan dengan visi kehidupan dengan tsaqafah (khazanah keilmuan ideologi) Islam dan kandungan makna yang berkaitan dengan jalan kehidupan, maka tidak mungkin menyeleraskan atau mengkompromikan antara apa yang terdapat dalam Islam dan apa yang terdapat dalam pikiran-pikiran Barat. Membiarkan kompromi dua hal yang bertentangan akan mengantarkan umat jauh dari Islam dan mendekatkan mereka pada pemikiran-pemikiran Barat dengan bentuk atau pola yang kacau. Mereka menjadi lemah karena pemikiran-pemikiran Barat dan menjadi semakin jauh dari Islam.

Hal itu memiliki dampak negatif yang sangat besar terhadap pengambilan sikap kenegaraan Negara Khilafah dan perilaku umat. Negara (Negara Khilafah 'Utsmani) menjadi menyia-nyiakan berbagai penemuan, ilmu-ilmu, dan industri-industri. Pemahaman umat tentang Islam semakin buruk. Kondisi ini pada gilirannya akan mengubah umat menjadi kumpulan manusia yang memiliki pemikiran yang saling bertentangan dan menjadikan negara Khilafah tidak mampu memastikan pilihan terhadap suatu pemikiran yang pasti dan tertentu. Umat menjadi berpaling dan tidak mau mengambil sarana-sarana kemajuan materi yang berbentuk ilmu-ilmu sainstek, penemuan-penemuan, dan industri-industri. Akibatnya, negara Khilafah benar-benar menjadi lemah hingga tidak mampu berdiri dan menjaga dirinya.

Kelemahannya menimbulkan keberanian musuh-musuh Islam untuk memotong-motong Negara Islam menjadi potongan-potongan negara kecil yang batil, sementara negara Khilafah tidak kuasa menolak dan justru menerimanya dengan pasrah. Kelemahannya juga menimbulkan keberanian para misionaris untuk melancarkan perang terhadap Islam dengan nama ilmu. Mereka menyusupkan misinya ke dalam tubuh umat sehingga berhasil memecah belah barisan mereka dan membakar api fitnah dalam Negara Khilafah Islam.

Gerakan-gerakan yang beraneka ragam ini akhirnya berhasil merobohkan Negara Khilafah dan disusul dengan kemunculan paham kesukuan dan kebangsaan ke tubuh seluruh bagian wilayah Negara Khilafah, baik di Balkan, Turki, Negara Arab, Armenia, maupun Kurdistan. Dan, puncaknya pada tahun 1914 M Negara Khilafah berada di bibir jurang yang dalam, kemudian terperosok ke dalam Perang Dunia 1 dan keluar darinya sebagai pihak yang kalah, dan akhirnya Negara Khilafah diadili sebagai negara pesakitan.

Dengan demikian, maka Negara Khilafah Islam hilang dari permukaan dunia dan Barat berhasil mewujudkan impiannya yang mengusik mereka selama berabad-abad. Barat berhasil menghakimi Negara Khilafah Islam yang notabene untuk menghancurkan Islam. Dengan lenyapnya Negara Khilafah Islam, maka pemerintahan di seluruh negeri Muslim tidak menjadi negara Islam. Kaum muslimin menjadi masyarakat yang hidup di bawah bendera yang bukan Islam. Urusan mereka menjadi tercabik-cabik. Keadaan mereka memburuk, dan akhirnya hidup dalam sistem kufur dan menerapkan hukum-hukum kufur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam