Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 22 September 2018

ISLAM ADALAH MASA DEPAN



Oleh: Zakariya al-Bantany

Allah SWT berfirman:

"Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agama bagimu." (TQS. Al-Maidah: 03)

Islam adalah agama yang sangat paripurna dan sangat khas serta sangat berbeda dengan yahudi, nasrani, hindu, budha dan konghuchu ataupun ideologi kapitalisme sekulerisme demokrasi maupun sosialisme komunisme. Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Rasulullah Saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya [al-Khaliq: Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT] (hablun minallah) yaitu mencakup perkara akidah dan ibadah; mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri (hablun minannafsiy) yaitu mencakup perkara makanan, minuman, pakaian dan akhlak; dan mengatur hubungan manusia dengan sesamanya [muamalah] (hablun minannaas) yaitu mencakup perkara pendidikan, sosial budaya, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan, kesehatan, hukum, peradilan dan persanksian.

Di masa lalu, Islam pernah berjaya dengan telah menguasai 2/3 dunia dan Islam pun pernah memimpin peradaban dunia yang penuh keemasan penuh kegemilangan dengan institusi politiknya yang agung yang bernama Khilafah Islamiyah atau Daulah Islam selama lebih dari 13 abad lamanya hingga Islam pun menjadi mercusuar dunia yang menaungi dan menebar rahmah dan berkah bagi seluruh penjuru dunia dan alam semesta.

Pasca fitnah besar tragedi WTC yang menyudutkan dan menjadikan Islam dan umat Islam sebagai pihak tertuduh "terorisme" dan "radikalisme" yang ditabuh oleh imperium adidaya AS sebagai raksasa kapitalisme global dunia saat ini dan diikuti pula oleh negara-negara sekutu jahatnya serta para penguasa yang menjadi boneka dan kaki tangannya. Justru sebaliknya di balik itu semua kini membawa berkah, sekarang berbondong-bondong ribuan bahkan mungkin sekarang sudah jutaan warga asli Eropa dan Amerika memeluk Islam.

Di Indonesia pun gejolak kebangkitan Islam kian membahana pasca penistaan Al-Qur’an oleh Ahok yang saat itu petahana Gubernur DKI Jakarta hingga bergulir gelombang raksasa Aksi Bela Islam dan Bela Ulama 411 (04/12) yang dihadiri sekitar 3 juta umat Islam dan 212 (02/12) yang dihadiri sekitar 7 juta umat Islam dari seluruh penjuru Nusantara pada tahun 2016 yang lalu. Hingga berlanjut kian revolusionernya memicu rentetan gelombang aksi-aksi besar Bela Islam dan Bela Ulama selanjutnya pula di tahun 2017 lalu yang dihadiri ribuan hingga ratusan ribu lebih umat Islam hingga gaungnya pun menggema dahsyatnya baik di dunia nyata maupun di dunia maya (media sosial).

Hingga akhirnya pemerintah pun secara ilegal dan inkonstitusional menerbitkan Perppu Ormas No. 02 Tahun 2017 serta mencabut BHP HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang vokal dan lantang mendakwahkan Syariah dan Khilafah serta sangat kritis terhadap segala kebijakan dzhalim penguasa yang sangat pro kepada para penjajah kafir kapitalis asing dan aseng dan berujung disahkannya Perppu Ormas tersebut menjadi UU Ormas yang baru di gedung DPR RI dalam memberangus dakwah, mengkriminalisasi Islam khususnya ajaran Islam tentang Syariah, dakwah, jihad dan Khilafah sekaligus dalam membendung geliat kebangkitan Islam tersebut.

Selanjutnya pula pada tanggal 02/12/2017, kemudian terulang kembali mega raksasa Aksi Bela Islam dan Bela Ulama dalam bentuk Reuni Akbar Alumni 212 sekaligus Maulid Akbar Nabi Saw. di Tugu Monas Jakarta yang dihadiri sekitar 7 juta umat Islam dari seluruh penjuru Nusantara -hingga terjadi banyak rentetan peristiwa Aksi Bela Islam lanjutannya yang dihadiri oleh ribuan hingga ratusan ribu umat Islam di sepanjang tahun 2018 ini- yang kian mengokohkan komitmen kebangkitan Islam, persatuan umat Islam dan pembelaan terhadap Islam, Ulama dan umat Islam serta kian lantangnya dan kian mengokohkan gaung gema opini Khilafah di tengah masyarakat khususnya umat Islam di seluruh penjuru Nusantara hingga Islam beserta ajarannya tentang Syariah dan Khilafah tersebut kian mengkristalisasi secara revolusioner dan alamiah di dalam benak tiap-tiap seluruh umat Islam dan penduduk negeri ini di seantero Nusantara.

Dan makin diperparah pula hakim-hakim dzhalim PTUN lewat putusan tercurang di PTUN 07 Mei 2018 yang lalu dengan telah mencampakkan bukti-bukti dan fakta-fakta selama proses persidangan dan telah mencampakkan logika hukum dan logika keadilan justru memenangkan rezim ruwaibidhah yang dzhalim ini dan menolak gugatan HTI. Mungkin dalam pandangan orang awam dan pemerintah mungkin menurut mereka HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) kalah dan pemerintah menang pada putusan hakim-hakim dzhalim pada Selasa 07 Mei 2018 di PTUN Jakarta yang lalu.

Namun, pada hakikatnya HTI beserta "Khilafah Ajaran Islam" telah menang baik secara intelektual, logika hukum maupun secara politik dan opini. Ini bukti "HTI On The Track" dan pemerintah rezim democrazy sudah "Off Side" dan sudah "Off The Track".

Ini adalah sinyal pertanda sebentar lagi bakal tumbangnya rezim democrazy dan sistem kufur demokrasi. Dan sekaligus sinyal pertanda Khilafah sebentar lagi akan tegak. Serta ini pun hakikatnya adalah sinyal kemenangan hakiki Islam dan benar-benar masa depan dalam genggaman Islam.

Karena rezim ruwaibidhah yang dzhalim ini yang telah dimenangkan oleh hakim-hakim dzhalim lewat putusan tercurang di PTUN 07 Mei 2018 bulan kemarin telah memastikan dirinya adalah mulkan jabriyatan (penguasa diktator).

Namun, justru makar jahat rezim diktator anti Islam tersebut hanya kian memicu kemarahan umat Islam yang sudah mencapai ubun-ubunnya dan justru semakin menambah kokohnya geliat kebangkitan Islam sehingga terus-menerus bermunculan gelombang aksi besar-besaran Bela Islam dan Bela Ulama di seluruh penjuru Nusantara yang diiringi kian menggemanya opini Syariah, Khilafah dan HTI di tengah seluruh masyarakat Indonesia hingga seantero penjuru Nusantara.

Ditambah lagi ulah jahat AS dan Israel melalui pengumuman resmi yang disampaikan Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan peresmian secara sepihak Yerussalem (Al-Quds) Palestina sebagai ibu kota negara ilegal yahudi Israel, sehingga memicu kemarahan besar seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia hingga melahirkan gelombang besar Aksi Bela Palestina di seluruh penjuru dunia dan ini pun setahap demi setahap akan memicu persatuan umat Islam sedunia serta kian mengkristalisasikan mabda' (ideologi) Islam beserta ajarannya tentang Syariah, Dakwah, Khilafah dan Jihad sebagai solusi final Palestina dan dunia hingga benar-benar umat Islam akan secara totalitas dan secara revolusioner akan bangun dan bangkit kembali menjadi adidaya raksasa super power dari tidur panjangnya. Ini sejalan dengan bisyarah Rasulullah Saw. tentang penaklukan kembali Baitul Maqdis. Dijelaskan dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah Saw. bersabda:

‘Ingatlah (wahai ‘Auf) ada enam (tanda) sebelum datangnya hari Kiamat….’” (Lalu beliau menyebutkan salah satunya), “Penaklukan Baitul Maqdis.” (HR. Bukhari)

Kembalinya kaum Yahudi ke Palestina sebagai tanda bahwa kiamat telah dekat, karena setelah mereka kembali, tidak lama setelah mereka berkuasa di Palestina kaum muslimin akan memerangi mereka dan baitul Maqdis ditaklukkan kembali oleh kaum muslimin, sebagaimana hadist:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia.’ Kecuali (pohon) gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR. Muslim)

Inilah tanda-tanda besar kebangkitan Islam dengan puncaknya adalah akan tegaknya kembali Daulah Khilafah Islamiyah Wa'dullah (janji Allah SWT) wa Busyrah Rasulillah (kabar gembira Rasulullah Saw.) sang pelaksana Syariah Islam secara kaffah dan pemersatu umat serta pembebas umat manusia dari penyembahan selain Allah kepada penyembahan hanya kepada Allah SWT semata sekaligus yang akan membebaskan umat manusia dari segala bentuk penjajahan dan ideologi sistem kufur penjajah dan yang tidak hanya akan mengislamkan benua Eropa dan Amerika saja tapi juga akan mengislamkan seluruh penjuru dunia sekaligus akan kembali mewujudkan Islam rahmatan lil 'alaamiin dan yang akan kembali melahirkan umat yang terbaik (khairu ummah) yang menebar rahmah dan berkah bagi dunia dan alam semesta.

Sungguh masa depan dunia adalah milik Islam. Karena, Islam adalah masa depan dunia itu sendiri. Allah SWT akan kembali mempercayakan kekuasaan dan kepemimpinan dunia kepada umat Islam dengan kembali tegaknya Negara Khilafah Rasyidah Islamiyah (NKRI) yang merupakan representasi ideologis Islam Kaffah dan kepemimpinan Islam global di akhir zaman ini. Allah SWT berfirman:

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa (menjadi Khilafah) di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An-Nuur: 55)

Para Ulama tafsir menjelaskan bahwa dalam ayat yang mulia ini, sebenarnya terdapat sumpah Allah yang tersirat dari ungkapan “layastakhlifannahum….dst” yang diistilahkan oleh pakar bahasa al-Qur’an sebagai jawâbul-qasm (jawaban sumpah). Lalu apa sumpah Allah tersebut? Dia bersumpah akan menjadikan orang-orang yang beriman dan beramal shalih sebagai Khalifah (penguasa) di muka bumi yang akan mengatur dunia dengan syari’at-Nya. [Lihat makna “istakhlafa” dalam Mu’jamul Alfaazhil Qur’ânil Karîm: 1/369, disusun oleh sekumpulan ulama yang diketuai oleh DR. Ibrahîm Madkûr, Cet. 1409-H, Jumhûriyyah Mishr al-Arabiyyah]

Rasulullah Saw. bersabda:

“Di tengah-tengah kalian akan terdapat masa Kenabian yang berlangsung lama sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Dia akan menghilangkannya sesuai dengan kehendak-Nya, setelah itu ada Khilafah 'alaa Minhaajin Nubuwwah (Khilafah yang mengikuti metode Kenabian) yang berlangsung lama sesuai dengan kehendak-Nya pula. Kemudian Dia akan menghapusnya juga sesuai dengan kehendak-Nya. Lalu akan datang masa para penguasa yang gigih (penguasa yang menggigit) (berpegang teguh dalam memperjuangkan Islam) yang berlangsung lama sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian Allah hilangkan dengan kehendak-Nya pula. Setelah itu akan datang penguasa diktator bertangan besi yang berlangsung lama semua sesuai dengan kehendak-Nya pula. Lalu Dia akan menghapusnya jika menghendaki untuk menghapusnya. Kemudian akan datang kembali Khilafah yang mengikuti metode Kenabian (Khilafah 'alaa Minhaajin Nubuwwah). Kemudian Nabi Saw. pun diam." (HR. Ahmad, IV/273)

Bahkan Allah SWT pun berfirman:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah: 30)

Imam al-Qurthubi rahimahullah dalam kitab tafsirnya beliau menjelaskan QS. Al-Baqarah: 30 tersebut:

“Ayat ini adalah dasar untuk mengangkat imam atau Khalifah yang didengar dan dipatuhi, untuk menyatukan kalimat dan melaksanakan hukum-hukum Khalifah. Tidak ada perbedaan pendapat di antara umat dan imam tentang kewajibannya kecuali apa yang diriwayatkan oleh al-Asham (Abu Bakar al-Asham, pemuka Mu’tazilah), padahal dia tuli terhadap syariat, dan orang yang sependapat dengannya dan pengikutnya, yang mengatakan: ‘Mengangkat imam/ khilafah tidak wajib, tetapi sekadar menyempurnakan agama." [Tafsir al-Qurthubi, hal. 305]

Bahkan, pada bulan Desember tahun 2004, salah satu lembaga intelligent Amerika Serikat yakni National Intelelligence Council’s (NIC) merilis sebuah laporan yang berjudul Mapping the Global Future. Dalam laporannya itu diprediksikan bahwa akan ada empat skenario besar dunia di tahun 2020, salah satu yang disebutkan adalah "A New Chaliphate" atau berdirinya kembali Khilafah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global. Tegaknya Khilafah adalah pertanda kebangkitan Islam dan tahta kepemimpinan dunia segera beralih ke tangan Islam.

Selain itu, menarik juga menilik sebuah buku terbaru karya Mr. Michael Buriyev (Wakil Ketua Parlemen Rusia) yang menyatakan: dunia sedang menuju menjadi 5 negara besar yakni: Rusia, Cina, Khilafah Islam, Konfederasi Dua Amerika, dan India jika India bisa bebas dari cengkraman Islam yang mengurungnya (Pakistan, Bangladesh, Kasmir, Afganistan).

Terlepas dari tendensi apa mereka mengeluarkan prediksi tersebut, yang namanya prediksi atau analisa, hal itu bisa akurat bisa juga tidak. Yang jelas namanya prediksi itu berbeda dengan sebuah ramalan mantra, sebab prediksi atau analisa yang dilakukan di sini tentunya berdasarkan penelitian yang begitu mendetail dan argumentatif yang didasarkan dengan data-data yang dihasilkan dari pengamatan mereka di lapangan, apalagi yang melakukan adalah sebuah lembaga yang profesional dan memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi di bidangnya.

Jika dikolerasikan dengan Indonesia, negeri ini adalah salah satu kandidat kuat sebagai titik awal berdirinya Daulah Islam atau Khilafah, di samping negeri-negeri Islam lainnya. Hal ini didasari atas beberapa pertimbangan, di antaranya Indonesia memiliki: potensi kekayaan sumberdaya alam yang melimpah ruah, secara konstelasi geopolitik sangat strategis, secara geografis memiliki luas wilayah yang sangat luas, jumlah penduduk yang besar, faktor sosio-historis dahulu banyak berdiri Kesultanan Islam yang notabene bagian integral dari Khilafah Islam Utsmaniyah yang berpusat di Turki, Islam menjadi agama mayoritas penduduk dan semakin diterimanya dakwah Syariah dan Khilafah di tengah-tengah umat.

Sekaligus tegaknya Khilafah adalah sebuah simbol kembalinya kemenangan dan kejayaan Islam serta kedigdayaan dan kemuliaan Islam di masa depan. Allah SWT berfirman:

“Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai." (QS. At-Taubah: 33)

"...Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji-Nya." (QS. Ali Imran: 09)

Rasulullah Saw. bersabda:

“Malam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Lata dan Al-Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya : ‘Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa tatkala Allah menurunkan firman-Nya : “Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai, hal itu telah sempurna (realisasinya)”. Beliau menjawab: “Hal itu akan terealisasi pada saat yang ditentukan oleh Allah." (HR. Muslim)

Banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan masa kemenangan Islam dan tersebarnya ke berbagai penjuru. Dari hadits-hadits itu tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di masa depan semata-mata atas izin pertolongan dari Allah SWT, dengan catatan harus tetap kita perjuangkan dengan konsisten meneladani metode dakwah Rasulullah Saw. dalam mewujudkan tegaknya kembali Khilafah Rasyidah Islamiyah Wa'dullah wa Busyra Rasulillah tersebut, itu yang paling penting. Karena, hanya Khilafah Islam sajalah yang bisa mewujudkan kembali berlanjutnya kehidupan Islam tatkala hukum-hukum Allah SWT yaitu Syariah Islam benar-benar diterapkan kembali secara kaffah dalam segala aspek kehidupan dan Islam pun akan disebarluaskan kembali ke segala penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Rasulullah Saw. pun bersabda:

“Allah SWT menghimpun (mengumpulkan dan menyatukan) bumi ini untukku. Oleh karena itu, aku dapat menyaksikan belahan bumi Barat dan Timur. Sungguh kekuasaan umatku akan sampai ke daerah yang dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku itu." (HR. Muslim (8/171), Abu Daud (4252), Turmudzi (2/27) yang menilainya sebagai hadits shahih. Ibnu Majah (2952) dan Ahmad dengan dua sanad. Pertama berasal dari Tsaubah (5/278) dan kedua dari Syaddad bin Aus (4/132), jika memang haditsnya mahfudzh [terjaga])

“Sungguh agama Islam ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan seluruh kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulia dan merendahkan yang hina. Yakni memuliakan dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuran." (HR. Ibnu Hibban 1631, 1632; Abu ‘Arubah dalam kitab Al-Muntaqa minat-Thabaqat [2/10/1])

Allah SWT pun berfirman:

“Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi." (QS. Shaad: 88)

Sudah tiba saatnyalah Islam kembali memimpin dunia dengan Syariah dan Khilafah untuk mewujudkan tatanan dunia yang lebih baik penuh rahmah dan penuh berkah. Allahu Akbar!

Wallahu a'lam bish shawab. []

#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahTheRealSolution []


(artikel ini tanpa tulisan Arabnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam