Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 01 Januari 2018

Nabi SAW Berhasil Hijrah Mendirikan Negara Islam



c. Keberhasilan Rasulullah Saw. Memasuki Madinah al-Munawwarah

Telah sampai pada kelompok-kelompok pelindung -yang sebelumnya telah dikirim oleh Rasulullah Saw. ke Madinah- berita tentang keluarnya Rasulullah Saw. dari Makkah, maka mulailah mereka menunggu kedatangannya. Mereka pergi ke tempat-tempat tinggi di Madinah, ke Quba’ untuk menunggu kedatangannya. Mereka tetap berada di tempat-tempat itu hingga menjelang dzuhur. Sehingga, ketika saat Rasulullah Saw. tiba, orang-orang telah berada di dalam rumah mereka karena suhu di luar sangat panas. Tiba-tiba terdengar suara seorang Yahudi menyeru: “Wahai Bani Qilab, ini kakek kalian telah tiba!” Mereka ramai-ramai keluar menjemput Rasulullah Saw., namun sebagian besar mereka tidak mengenal Rasulullah Saw., sehingga mereka tidak dapat membedakan antara Rasulullah Saw. dengan Abu Bakar. Bahkan ketika mereka melihat Abu Bakar, Abu Bakar dipayungi agar tidak disengat panasnya matahari. Mereka menyangka Abu Bakar itu adalah Rasulullah Saw. Rasulullah Saw. singgah di rumah Kultsum bin Hidam, dan beliau mengadakan pertemuan dengan orang-orang di rumah Sa’ad bin Khaitsamah, sebab Sa’ad bin Khaitsamah seorang bujang. Sedang Abu Bakar singgah di rumah Hubaib bin Isaf.

Tidak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul Rasulullah Saw. di Quba’, setelah dia tinggal di Makkah selama tiga hari sejak Rasulullah Saw. meninggalkan Makkah. Setelah tiga hari berlalu, dia pergi ke Madinah al-Munawwarah. Dia menyusul Rasulullah di Quba'. Dan dia singgah di rumah Kultsum bin Hidam bersama Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw. tinggal di Quba' di daerah Bani Amru bin Auf pada hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Di tengah-tengah beliau tinggal di Quba’ beliau membangun masjid yang sampai saat ini dikenal dengan masjid Quba’. Dan terkait dengan masjid ini Allah Swt. berfirman:

Sesungguhnya masjid yang dibangun atas dasar takwa (masjid Quba’) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya…” (TQS at-Taubah [9]: 108)

Selanjutnya Rasulullah Saw. pergi ke masjid ini setiap seminggu sekali, lalu di masjid ini beliau shalat dua rakaat, setelah itu beliau kembali ke Madinah. Selanjutnya, pada hari jum’at Rasulullah Saw. pergi meninggalkan Quba’ menuju Madinah al-Munawwarah. Sedangkan kelompok pelindung dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam kondisi siap-siaga menghadapi setiap kemungkinan yang akan terjadi.
Rasulullah Saw. mendapatkan perintah shalat jum'at ketika masih dalam perjalanan, tepatnya di daerah Bani Salim bin Auf, lalu beliau menjalankan shalat jum’at di masjid yang berada di tengah lembah Ranuna’.
Beliau memasuki Madinah sambil mengendarai untanya. Tiap-tiap orang manawarkan diri agar Rasulullah Saw. sudi singgah di rumahnya. Rasulullah Saw. tidak mampu menjawab tawaran baik itu, selain mengatakan kepada mereka; “Berikan dia -yakni unta beliau- jalan, sebab dialah yang diberi kuasa untuk menentukan.” Ketika unta itu sampai di daerah Bani Malik bin an-Najjar, maka unta itu mendekam di pintu masjid Rasulullah Saw. Tempat unta berdekam ketika itu masih berupa tempat pengeringan kurma milik dua anak yatim dari Bani an-Najjar -keduanya dalam asuhan Mu'ad bin ‘Afra’- yaitu Sahal dan Suhail, keduanya adalah putra Amru.
Ketika unta itu mendekam Rasulullah Saw. tidak turun dan tidak melompat, lalu unta itu berjalan lagi dengan jarak yang tidak begitu jauh, kemudian unta itu menoleh ke belakang, padahal Rasulullah Saw. tidak memegang kendali dan tidak menariknya agar belok, namun unta itu berbalik ke tempat pertama kali dia mendekam. Kemudian bergerak, bersuara dan membaringkan tubuhnya. Baru ketika itu Rasulullah Saw. turun. Barang bawaan Rasulullah Saw. dibawa oleh Abu Ayyub Khalid bin Zaid lalu ditaruh di rumahnya.
Setelah Rasulullah Saw. singgah, Rasulullah Saw. bertanya tentang tempat pengeringan kurma itu: “Milik siapa tempat pengeringan kurma ini?” Mu’ad bin ‘Afra’ menjawab: “Dia itu milik Sahal dan Suhail, wahai Rasulullah, keduanya anak yatim yang berada dalam asuhanku, dan aku akan meminta keduanya agar rela di atas sebagian tanahnya dibangun masjid.”

5. Membangun Masjid Di Madinah

Rasulullah Saw. memerintahkan agar membangun sebuah masjid. Rasulullah Saw. tinggal di rumah Abu Ayyub, hingga selesai dibangunkan masjid dan tempat tinggalnya. Rasulullah Saw. terjun sendiri dalam proses pembangunannya, agar kaum muslimin merasa senang dalam melakukannya.
Kaum Muhajirin dan kaum Anshar bahu-membahu dan bersungguh-sungguh dalam melakukan pembangunannya. Sehingga, salah seorang di antara kaum muslimin berkata:

“Jika kami hanya berpangku-tangan saja, sedang Nabi sendiri giat bekerja
Niscaya itulah amal kesesatan yang membuat kami sengsara.”

Kaum muslimin saling bahu-membahu dan bekerjasama dalam membangun masjid dan tempat tinggal bagi Rasulullah Saw. Mereka berkata: “Tiada kehidupan, kecuali kehidupan akhirat. Ya Allah, rahmatilah kaum Muhajirin dan kaum Anshar.” Rasulullah Saw. juga berkata: “Tiada kehidupan, kecuali kehidupan akhirat. Ya Allah, rahmatilah kaum Muhajirin dan kaum Anshar.”
Rasulullah Saw. tinggal di rumah Abu Ayyub selama tujuh bulan, hingga selesai dibangunkannya masjid dan tempat tinggal beliau. Kemudian beliau pindah dari rumah Abu Ayyub al-Anshari ke tempat tinggal beliau sendiri.

Yang harus kami perhatikan bahwa Rasulullah Saw. ketika singgah di Quba’, maka beliau membangun masjid di sana. Begitu juga, ketika beliau sampai di Madinah, maka aktivitas pertama yang beliau lakukan adalah membangun masjid. Kenapa keinginan membangun masjid ini senantiasa bergelora dalam diri Rasulullah Saw. di manapun beliau berada? Sebab, masjid merupakan tempat mengangkat kedua tangan ke langit guna memohon rahmat, atau masjid merupakan tempat mendidik jiwa agar senantiasa takwa kepada Allah dan selalu mentaati perintah-Nya, atau masjid merupakan tempat bertemunya kaum muslimin, sehingga mereka saling kenal-mengenal dan saling kasih-mengasihi, atau masjid merupakan tempat belajar, atau masjid merupakan pusat kepemimpinan, atau masjid merupakan tempat titik tolaknya masyarakat baru, dan di masjid ini pula dirancang bangunan peradaban baru. Yang benar, karena semua inilah, maka keinginan membangun masjid senantiasa bergelora dalam diri Rasulullah Saw. di manapun beliau berada, dan karena semua ini pula Rasulullah Saw. turun tangan sendiri dalam membangunnya. Turun tangannya Rasulullah Saw. dalam membangun masjid merupakan tindakan yang efektif dalam rangka membangun masyarakat baru yang dengan sungguh-sungguh Rasulullah Saw. berusaha mewujudkannya.

6. Mewaiibkan Seluruh Kaum Muslimin Hijrah Ke Madinah

Setelah Rasulullah Saw. menginjakkan kedua kakinya di Madinah al-Munawwarah, maka beliau segera mewujudkan bangunan Negara Islam di Madinah. Untuk itu, beliau mewajibkan setiap orang Islam di manapun berada agar segera hijrah, kecuali orang-orang yang berhalangan. Sebab, Negara Islam butuh pada fasilitas dan bantuan setiap orang Islam, seperti tenaga dan harta, di samping agar kaum muslimin semuanya berada dalam satu wilayah dan dalam perlindungan Negara Islam, sehingga mereka tidak menjadi orang-orang yang tertindas di bumi.

Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atas kamu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah.” (TQS. al-Anfaal [8]: 72)

Berdasarkan hal itu, maka mereka berturut-turut hijrah kepada Rasulullah Saw. Sehingga Ibnu Ishak berkata: “Tidak satupun dari mereka yang masih tinggal di Makkah, kecuali mereka yang disiksa dan dipenjara.” Bahkan ada beberapa keluarga yang semua keluarganya pergi kepada Rasulullah Saw., dan membiarkan rumah mereka di Makkah kosong tiada seorangpun. Di antara mereka itu adalah Banu Mazh’un dari Bani Jumah, Banu Jahsy bin Riab sekutu Bani Umayyah, Banu al-Bukair dari Bani Sa’ad bin Laits sekutu Bani ‘Adi bin Ka'ab, dan lain-lainnya.”

(artikel ini tanpa tulisan Arabnya)

Sumber: Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, SIRAH NABAWIYAH Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw., Al-Azhar Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam