"Kalau Israel ingin hidup,
maka ia wajib terus berperang". Itu adalah penggalan kata-kata
mantan Perdana Menteri Israel, Ben Gurion. Barangkali itulah yang mendorong
negara zionis semena-mena terhadap warga Palestina di daerah-daerah pendudukan
yang dikuasai Israel. Itu pula yang menjadi tabiat Israel yang seringkali
melakukan provokasi terhadap kaum Muslim. Namun, jauh-jauh hari Allah Swt.
telah memberitahukan kepada kita, perangai dan sikap provokatif bangsa Yahudi.
Firman Allah Swt. (artinya): “Sesungguhnya kamu
dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang
beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (QS.
Al-Maidah [5]: 82).
Tanah Palestina, adalah tanah milik kaum Muslim. Berada dalam
naungan Daulah Khilafah Islamiyah sejak 15 abad yang lalu. Pernah dirampas oleh
pasukan Salib lebih dari 80 tahun. Akan tetapi berhasil direbut lagi oleh
pasukan kaum Muslim, hingga datang orang-orang Yahudi. Dengan dukungan dan
siasat licik imperialis Inggris dan Perancis, di atas tanah Palestina lahir
negara perampas, Yahudi Israel. Dan saat ini, AS sebagai negara adidaya
memainkan percaturan politik yang amat dominan di kawasan itu, untuk menjaga
kepentingan-kepentingan politik, ekonomi dan militernya.
Umar bin Khaththab ra, Khalifah kedua dari Khulafaur Rasyidin,
datang mengunjungi tanah suci ketiga, al Quds. Beliau, pada tahun 636 M,
menerima kunci kota al Quds (saat itu lebih dikenal sebagai 'Illia) dari
pendeta Patriarch Shafarniyus -tokoh Nashrani di kota 'Illia-. Ini adalah
simbol penyerahan wilayah tersebut ke tangan kaum Muslim dan berada dalam
kekuasaan Daulah Khilalah lslamiyah. Beliau, kemudian menandatangani perjanjian
dengan Shafarniyus yang dikenal dengan perjanjian Umariyah atau piagam 'Illia.
Isinya sebagai berikut:
“Dengan nama Allah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
Inilah yang diberikan oleh hamba Allah, Umar, Amirul Mukminin, kepada penduduk
'lllia mengenai keamanan, Ia menjamin keamanan yang mencakup jiwa dan harta
mereka, mencakup pula gereja dan salib-salib mereka, juga termasuk orang-orang
yang sakit maupun yang sehat, dan untuk seluruh komunitasnya... Dan tidak
diizinkan tinggal bersama mereka, seorangpun dari orang Yahudi”.
Maka, dari tinjauan historis keberadaan negara Yahudi Israel di
atas tanah Palestina adalah tidak sah. Sebab, Yahudi telah merampas paksa tanah
tersebut dari penduduknya, kaum Muslim.
Yahudi merupakan musuh, yang selalu memerangi umat Islam. Bahkan
saat ini, kondisi kita -kaum muslimin- dengan Yahudi, dalam keadaan perang riil
dengan mereka. mereka telah merampas tanah, menganiaya warga Palestina dengan
cara membunuh, menjarah, menyiksa dan mengusir penduduknya, hingga membuldoser,
atau membom rumah tinggal warga palestina. Islam telah menganggap darah dan
harta orang-orang Yahudi di Palestina saat ini halal, dan tidak mempunyai nilai
sama sekali. Allah Swt. berfirman:
“Dan perangilah di jalan Allah
orang-orang yang memerangi kamu” (QS. Al-baqoroh: 190).
“Siapa saja yang menyerang kamu.
seranglah ie. seimbang dengan serangannya terhadap kamu.” (QS.
Al-Baqarah [2]: 194)
Peristiwa berdarah yang terjadi pada tanggal 28/09/2000, dipicu
oleh kunjungan Ariel Sharon ke tempat suci kaum Muslim, berujung pada maraknya
tindak kekerasan, yang memakan korban lebih dari 150 orang tewas, dan lebih
dari 3000 orang luka-luka. Manuver yang dilakukan Sharon hanyalah katalisator
untuk memuluskan skenario AS yang telah memaksa Palestina dan Israel
menyepakati perundingan damai.
Tindakan Yahudi, yang membantai ratusan kaum Muslim sejak sebulan
terakhir dilakukan mereka, karena mereka paham bahwa seluruh penguasa Arab,
bahkan seluruh penguasa Muslim, tidak akan berbuat apa-apa. Oleh karena itu
penguasa-penguasa Arab dan penguasa-penguasa Muslim lainnya turut bertanggung
jawab bersama-sama orang Yahudi atas pembantaian tersebut. Mereka berdiam diri,
bersikap pengecut dan membuang pedang yang mereka miliki, serta pasrah terhadap
AS. Lebih parah lagi, bersedia duduk bersama-sama dengan musuh-musuh mereka,
melanjutkan perundingan damai, dan membiarkan Israel mencaplok Palestina.
Israel amat faham, betapa penguasa Arab dan seluruh penguasa Muslim, tidak
memiliki harga diri lagi, dan betapa mereka mau saja diajak berunding, lalu
menyepakati perdamaian yang ditawarkan. Mereka terus berupaya dan berkolaborasi
mewujudkan perdamaian, menekan para penguasa Arab dan penguasa Muslim, agar
segera menyerahkan sebagian besar tanah Palestina, dan melupakannya!
Satu-satunya jalan menghadapi tindakan negara zionis itu adalah
mengumumkan Jihad kepada kaum Muslim, terutama yang bertempat tinggal di
sekitar tanah Palestina. Bila ini dilakukan, orang-orang Yahudi akan gemetar,
dan sadar bahwa kepunahan mereka segera tiba.
Perundingan damai dengan Israel harus disudahi. Pintu perdamaian
harus dikunci. Kesombongan dan sikap mereka yang selalu meremehkan kaum
muslimin harus segera diakhiri. Segera diumumkan jihad, sampai orang-orang
Yahudi yang bercokol di tanah Palestina digulung habis, dan sisanya akan
kembali hidup terbina seperti dulu. Kaum Muslim, dengan kekuatan dan
pertolongan Allah Swt. pasti akan dapat melakukannya. Ini karena umat Islam
adalah umat yang mulia selama mereka merujuk kepada sistem hukum Islam. Dan karena
Allah bersama-sama orang mukmin yang setia dan menjalankan perintah Allah Swt.
Allah akan menolong hamba-hambanya, apabila mereka menolong (agama) Allah. “Janganlah kamu bersikap lemah dan minta damai.
padahal kamulah yang paling tinggi. Dan Allah beserta kamu”. (QS.
Muhammad [47]:35)
“jika engkau menolong (agama)
Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan memperkuat kedudukanmu” (QS.
Muhammad [47]: 7)
Rasulullah Saw. telah mengabarkan kehancuran orang-orang Yahudi
(artinya): “Tidak akan tiba hari Kiamat,
sehingga kaum Muslim memerangi kaum Yahudi. Kemudian kaum Muslim akan memerangi
mereka, sampai-sampai batu dan pepohonan (bisa) berkata 'Wahai muslim, wahai
Abdullah. Ini ada orang Yahudi yang bersembunyi di belakangku, kemarilah dan
bunuhlah (mereka). (HR. Muslim)
Tinggal kita memilih, apakah tetap hidup dengan menanggung
kehinaan, menjadi obyek dan sasaran dan makar jahat orang-orang Yahudi, AS dan
sekutunya. Ataukah kita meraih hidup mulia, dengan jalan jihad fi sabilillah, memerangi Yahudi dan
seluruh kekuatan yang menopangnya, dan menjadi bagian dari pasukan yang
memerangi Yahudi, sebagaimana diisyaratkan dalam sabda Rasulullah Saw. tadi.
Sumber: Majalah al-Wa’ie edisi 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar