Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 30 Juni 2016

Konsisten Dengan Ideologi Islam


 


Konsisten Dengan Mabda’ (Ideologi), Baik Fikrah (Pemikiran) Maupun Thariqah (Metode) Islam

Hagemoni Barat yang kafir mampu menjadikan metode hidupnya sebagai model yang diikuti seluruh umat manusia. Bersamaan dengan itu kaum Muslim hidup dalam kondisi pemikiran, sosial, ekonomi, politik yang tidak menyenangkan. Mereka hidup di tengah-tengah pemikiran yang bertentangan dengan akidah mereka. Mereka telah kehilangan jejak yang lurus dan kepribadian mereka tatkala berusaha mengumpulkan kembali pemikiran yang terpancar dari akidah mereka.

Kesamaran ini muncul disebabkan karena kebodohan mereka dan karena kaum Muslim tidak mengambil segala sesuatu dari asalnya. Akibatnya, umat lalu mengkompromikan antara Islam dengan selain Islam. Pendapat mereka yang berdasarkan kepada hawa nafsu dijadikan sebagai maksud syari’at. Mereka menerima segala bentuk penakwilan dan mencari-cari justifikasi terhadap berbagai penyimpangan. Ujung-ujungnya, seluruh kehidupan sosial maupun ekonomi manusia penuh kontradiksi. Kehidupan politik diarahkan untuk menempatkan pemikiran-pemikiran yang berasal dari luar Islam pada posisi pemikiran umat yang asli.

Dalam kondisi yang sangat buruk ini muncullah gerakan-gerakan dan partai-partai untuk menghadapi berbagai pemikiran yang salah, pemahaman-pemahaman yang keliru, perasaan-perasaan yang menyimpang, dan kondisi politik yang diperbudak oleh pihak (kekuatan) asing.

Seharusnya gerakan-gerakan dan partai-partai itu memiliki obat penawar dan solusi yang menyembuhkan; memiliki jalan lurus yang bisa dilewati manusia. Hendaknya mereka mengatakan kepada manusia:
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya.” (TQS. al-An’aam [6]: 153)

Jama’ah atau partai harus memiliki sifat-sifat yang menjadikannya mampu mencapai tujuan; berupa kejelasan pemikiran Islam dan semangat untuk mencapai tujuan; mempersiapkan kelompok yang sadar; mempersiapkan umat; dan konsisten dengan hukum-hukum thariqah (metode) perjuangan Islam.

Aspek fikrah (pemikiran) Islam harus mendapatkan perhatian utama dari jama’ah. Pemikiran itu adalah pandangan jama’ah yang benar dan wajib dipercaya oleh setiap manusia. Pemikiran itu juga petunjuk yang menyinari seluruh manusia, sekaligus sebagai rahmat yang diberikan oleh Allah ‘azza wa jalla kepada hamba-Nya. Pemikiran tersebut adalah cahaya yang mengeluarkan manusia seluruhnya dari kegelapan (dan) hawa nafsu.

Pemikiran Islam itu amat layak untuk manusia, sangat sesuai dengan fitrahnya, memuaskan akal dan menenangkan hatinya. Pemikiran itu pula yang mampu membahagiakan kehidupan dan menghidupkan harapan. Di dalamnya terdapat kesempurnaan dan rincian yang menjadikannya mampu untuk menjawab setiap pertanyaan (problematika) manusia tentang kehidupan yang dihadapinya; yang menjalin manusia dengan hubungan yang benar, baik dengan kehidupan sebelum dunia dan kehidupan sesudah dunia; yang mengikat manusia dengan Penciptanya dengan ikatan yang benar, sehingga manusia mengetahui tujuan hidupnya dan menjadikannya memperoleh kebahagiaan sampai akhir.

Dengan pemikiran Islam jama’ah atau partai ideologi Islam meyakini pula bahwa jika bukan pemikiran ini yang dianut secara umum di masyarakat maka pemikiran yang bathil akan dominan, kemunkaran akan merajalela, hawa nafsu menjadi acuan, kedzaliman akan menyebar luas, kegelapan akan merata, dan kehidupan yang sempit mengakibatkan manusia tidak bisa tenang sehingga tidak akan tentram jiwa-jiwa mereka, serta akal-akal mereka tidak akan berkembang.

Jernihnya pemikiran Islam partai amat mempengaruhi kecemerlangan pandangan-pandangan yang dimiliki. Kecemerlangan pandangan diperoleh dengan pemahaman terhadap hukum syara’ melalui cara istidlâl yang benar.

Tatkala pemikiran Islam yang jernih, cemerlang, jelas dan mengkristal itu hilang maka akan hilang pula keistimewaannya. Cahayanya tidak akan kembali, bersamaan dengan sirnanya petunjuk dan rahmat. Hilang pula dasar yang menjadi alasan keberadaannya, sehingga jama’ah (partai tersebut) menjadi seperti gerakan-gerakan lainnya, yang menyerah pasrah di hadapan realitas menyimpang yang berhasil mempengaruhinya, bukan gerakan itu yang berhasil merubahnya, melainkan realitas itu yang berhasil membentuknya. Semestinya gerakan itulah yang mampu membentuk realitas sesuai dengan perkara yang diwajibkannya.

Banyaknya kristalisasi pemikiran (fikrah) pada anggota-anggota gerakan itu berbanding lurus dengan kristalisasi metode (tharîqah) yang menghantarkannya kepada realitas praktis. Kejelasan tujuan (ghâyah) adalah bagian dari kejelasan pemikiran. Dan jalan untuk mencapai tujuan diambil dari hukum-hukum syara’ juga.

Jama’ah yang mengemban mabda’ atau partai politik ideologis adalah jama’ah atau partai yang terikat dengan mabda di dalam setiap gerak maupun diamnya. Hal itu karena pemikiran yang berasal dari mabda’ (ideologi) Islam telah melarang penganutnya maupun orang yang mendakwahkannya untuk mengambil selain mabda Islam, kecuali jika pemikiran tersebut membolehkannya. Mabda adalah pemikiran pokok yang membahas tentang segala perkara dari dasarnya, dan memberikan jawaban yang khas mengenai hakikat keberadaan manusia di alam ini. Setiap pemikiran cabang lahir dan terpancar dari pemikiran pokok ini. Seluruh pemikirannya tentang hidup, pemahaman-pemahamannya tentang segala sesuatu dan hukum-hukumnya yang menyangkut seluruh perbuatan, semuanya berasal dari pemikiran pokok ini.

Dengan demikian Islam merupakan bangunan yang lengkap. Tidak ada sedikitpun kekurangannya, meskipun hanya satu topik. Apapun yang ada di dalam Islam sangat harmonis satu sama lainnya, karena terpancar dari kaidah berpikir yang satu dan telah baku, menyatu dengan aturan kehidupan dan tabiat penciptaan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam