Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 05 Mei 2016

Pembauran kaum muslimin sebagai pihak penakluk



Faktor terbesar yang berpengaruh membawa penduduk negeri-negeri taklukan memeluk Islam adalah pembauran yang dilakukan kaum muslimin sendiri sebagai pihak penakluk. Mereka dengan suka rela berbaur dengan penduduk setempat. Setelah menaklukkan, mereka tinggal di negeri taklukan itu, berbaur dengan penduduk setempat, lalu mengajari dan mendidik mereka dengan dan tentang tsaqafah/ khazanah Islam.

Mereka tinggal dengan penduduk asli di rumah-rumah saling mengikat hubungan ketetanggaan sehingga pemukiman penduduk penakluk dan bangsa-bangsa taklukan kumpul menjadi satu. Mereka bekerja-sama dalam semua urusan kehidupan dan secara keseluruhan mereka semua menjadi penduduk satu negara yang semua penduduknya diikat dengan hukum-hukum publik yang satu.

Seluruh penduduk tidak dipisahkan menjadi dua kelompok yang berbeda: kelompok penakluk dan kelompok yang ditaklukan atau kelompok pemenang dan kelompok yang dikalahkan. Mereka semua adalah rakyat Negara Islam yang masing-masing saling tolong-menolong dalam menyelesaikan semua persoalan kehidupan. Mereka dipandang sama. Urusan-urusan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka sama-sama mendapat pelayanan yang sama (adil). Merekapun akhirnya melihat sifat-sifat luhur yang menjadikan mereka dicintai oleh para penguasa dan Islam. Pembauran ini tentunya menjadi pendorong bagi mereka untuk memeluk Islam karena mereka melihat pengaruh Islam dalam diri khalifah dan para pejabatnya, sebagaimana mereka melihat cahayanya dalam penerapan semua sistem. Dengan demikian, bangsa-bangsa ini saling meleburkan diri dan akhirnya menjadi umat yang satu.

Adapun masuknya negeri taklukan ke dalam Islam adalah dengan bentuk yang umum. Penduduk tiap daerah memeluk Islam secara bergelombang, sampai sekelompok penduduk di daerah terpencil dari negeri taklukan memeluk Islam. Orang-orang masuk Islam secara berkelompok-kelompok, dan lambat-laun seluruh manusia menjadi kaum muslimin. Islam tidak terbatas menjadi agama para penakluk. Dengan masuknya penduduk suatu negeri dalam Islam, maka mereka melebur dengan bangsa penakluk, lalu mereka menjadi satu umat.

Perombakan total yang diciptakan Islam dalam diri para pemeluknya dilakukan dengan mengangkat kesamaan akal mereka, lalu di tengah mereka didakwahkan akidah Islam. Di atas kaidah pemikiran ini, semua pemikiran dibangun. Kebaikan dan keburukan pemikiran dianalogikan dengan standar kaidah Islam ini. Mereka mengalami transformasi akidah dan peribadatan, dari keimanan yang sentimentil menuju keimanan yang rasional dan dari penyembahan berhala, api, trinitas, dan bentuk-bentuk penyembahan lainnya yang tidak rasional menuju penyembahan Allah dan apa-apa yang dibentuk oleh pemikiran yang mendalam dan pandangan yang luas.

Islam menjadikan mereka membenarkan adanya kehidupan lain dan menggambarkannya dengan gambaran yang dijelaskan dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Dalam gambaran kehidupan itu dijelaskan tentang adanya nikmat (Surga) dan siksaan (Neraka). Akhirnya, mereka menggambar dan melihat kehidupan secara hakiki. Dengan demikian, kehidupan bagi mereka memiliki makna kendali dan ladang amal karena kedudukannya sebagai jalan bagi kehidupan lain yang lebih bahagia dan lebih abadi. Karena itu, mereka menerima dan menghadapi kehidupan dunia dengan sungguh-sungguh, tidak menyia-nyiakannya, dan menjadikannya sebagai sebab-sebab [perolehan nikmat Akhirat dan rida Allah], menikmati perhiasan dan rezeki Allah yang bagus-bagus yang dikeluarkan untuk hamba-hamba-Nya, dan menjadikan kehidupan memiliki standar-standar yang baik dan gambaran yang hakiki.

Ini adalah tujuan amal dan tujuannya adalah nilai amal itu. Maka, yang menjadi standar kehidupan adalah halal dan haram. Yang menjadi gambaran kehidupan adalah halal dan haram. Dan yang menjadi kontrol dan arah amal adalah perintah-perintah dan larangan-larangan Allah. Selanjutnya, tujuan pengontrolan amal dengan perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya adalah ridha Allah. Nilai amal akhirnya menjadi tujuan dari maksud pelaksanaan amalan itu.

Ada yang bentuk amalnya adalah shalat, jihad atau ibadah yang sejenisnya. Ada yang amalnya berbentuk jual-beli, sewa-menyewa atau yang sejenisnya. Dengan demikian, Islam menciptakan gambaran kehidupan yang berbeda dengan gambaran yang mereka peroleh sebelumnya dan menjadikannya hakikat kehidupan yang memiliki gambaran yang hakiki dengan standar yang diletakkan oleh Allah. Standar itu berupa perintah-perintah dan larangan-larangan Allah, yaitu halal dan haram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam