Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 06 Maret 2016

SYAKHSIYAH ISLAMIYAH



       Islam memperbaiki manusia sehingga mempunyai kepribadian. memperbaiki aqliyah (dengan aqidah Islam hingga menjadikan Islam sebagai landasan/tolok ukur berfikir. membentuk/membina pemikirannya hingga bisa membedakan benar-salah, baik-buruk, selamat/tidak sesat berfikirnya/ tepat memahami sesuatu) dan mengatur nafsiyah (perbuatan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan nalur) dengan aturannya yang benar (sesuai kebutuhan naluri dan jasmani, mengarahkannya bukan menindasnya, solutif, menyeluruh, harmonis menghasilkan kedamaian, ketenangan, ketentraman).
       Maka Islam bisa memuaskan akal dan memenuhi keperluan manusia secara bersamaan, menghasilkan kepribadian Islam
       Ber-aqliyah Islam berarti menjadikan Islam satu-satunya standar umum memahami berbagai masalah. Tidak hanya  bisa dipahami orang pandai saja, cukup bila seseorang menjadikan Islam sebagai asas bagi seluruh pemikirannya.
       Ber-nafsiyah Islam berarti Menjadikan seluruh kecenderungannya atas dasar Islam yaitu menjadikan Islam sebagai satu-satunya standar umum perbuatan dalam memenuhi kebutuhan (jasmani dan naluri). cukuplah seseorang menjadikan Islam sebagai standar bagi seluruh aktifitas pemenuhan kebutuhan (jasmani dan naluri)nya.
       aqliyah islam + nafsiyah Islamiyah = syakhshiyah Islamiyah = menganut ide-ide Islam, Mengerjakan ketaatan yang disukai Allah.

       Cara memperkuat aqliyah dengan memperbanyak penguasaan Tsaqafah Islamiyah sehingga memiliki kemampuan untuk menilai setiap pemikiran.
       Cara memperkuat nafsiyah dengan melakukan perbuatan wajib, sunah yang disukai Allah, meninggalkan yang haram, makruh, atau syubhat, sehingga memiliki kemampuan untuk menolak setiap kecenderungan yang berlawanan dengan Islam. 
       Ber-Syakhsiyah Islamiyah berarti menjadikan Islam sebagai asas bagi pemikiran dan kecenderungan.
       Ada perbedaan tingkatan Syakhsiyah Islamiyah. Misalnya sekedar melaksanakan yang wajib dan meninggalkan yang haram, namun belum melaksanakan sunnah dan meninggalkan yang makruh. ber-Syakhsiyah Islamiyah bukan ibarat "Malaikat". Karena  tidak ada manusia maksum kecuali Rasulullah, para nabi. Manusia pasti pernah khilaf. Bahaya jika mengira Islam tidak ada faktanya/ hanya khayalan/ mustahil diterapkan (dalam kehidupan) sehingga menjauh/ menghalangi Islam dan melumpuhkan serta mematikan (semangat) banyak orang untuk beramal (berjuang).
       Padahal Islam datang ke dunia untuk diterapkan secara nyata. Islam itu riil, tidak sulit diterapkan.  Setiap manusia, memiliki kemungkinan untuk menerapkan Islam pada dirinya dengan mudah, setelah sebelumnya memahami aqidah Islam dan mempunyai sosok kepribadian yang Islami.
       Lalu bisa diperkuat dengan menambah tsaqafah Islam untuk mengembangkan pola pikirnya dan dengan mengerjakan perbuatan-perbuatan (amal ibadah) yang mendorongnya untuk taat (kepada Allah) dalam rangka memperkuat nafsiyah (jiwa)nya dengan demikian meraih ridha Allah (bahagia dunia-akhirat).

PEMAHAMAN ISLAM MERUPAKAN PATOKAN TINGKAH LAKU MANUSIA DALAM KEHIDUPAN

       Pemikiran Islam adalah mafahim (bukan sekedar ma'lumat) yang memiliki makna di kehidupan nyata. Misal: keterangan logis, makna inderawi, fakta inderawi (solusi atas masalah, opini umum), hal ghaib yang bisa dipastikan kebenaran keberadaannya (Malaikat, Sorga, Neraka).
       Yaasiin (36):38. dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Al-Humazah (104):7. yang (membakar) sampai ke hati.
       Pemahaman ini menjadi patokan /petunjuk yang membawa rahmat, peringatan dan nasehat.  Juga untuk memecahkan problema hidup yang timbul dari perbuatan manusia serta menentukan bentuk tingkah lakunya.
       Contoh: mafahim Islam: nash-nash Al Qur'an dan Sunnah, baik dari segi manthuq-nya (apa yang ditunjuk oleh lafadz), atau dari segi mafhum-nya (apa yang ditunjuk oleh makna lafadz), ataupun dari segi dilalah-nya, seluruhnya terbatas dalam satu cakupan, yaitu aqidah dan hukum-hukum yang terpancar dari aqidah, termasuk pemikiran-pemikiran yang dibangun di atas aqidah tersebut. Tidak ada pembahasan selain itu.  
       Oleh karena itu setiap muslim diwajibkan memahami bahwa nash-nash syari'ah, yaitu Al Qur'an dan Sunnah, datang untuk diamalkan, dan khusus ditujukan  terhadap tingkah laku manusia dalam kehidupan. Dengan kata lain, setiap muslim wajib menyadari dua hal dalam Islam, yaitu:
       Pertama: Islam datang sebagai patokan untuk mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan dunia ini, dan menuju kehidupan akhirat. Yang menonjol adalah amaliyah (praktis), bukan teori. Jika Islam diambil dari segi teori semata, tentu akan kehilangan shibghah (warna) aslinya (sebagai patokan  untuk mengontrol tingkah laku manusia) hingga Islam hanya sekedar pengetahuan belaka. Hingga Islam akan kehilangan daya hidup (power) yang ada padanya, tidak akan menjadi Islam yang murni, hingga menjadi dapat ditandingi oleh kaum orientalis kafir (yang tidak mengimani tapi mempelajarinya hanya untuk menghantam Islam dan pemeluknya).  Orientalis = orang yang mempelajari Islam tapi tidak mengamalkannya/ menjadikannya patokan tingkah laku dalam kehidupan (karena mensifatinya sekedar pengetahuan atau kepuasan intelektual). Ini adalah penyakit yang menjadikan Islam tidak mempunyai pengaruh di dunia saat ini.
       Kedua :Wajib disadari bahwa seluruh isi Al Qur'an dan Sunnah diturunkan tidak lain sebagai aturan tingkah laku serta petunjuk jalan menuju kehidupan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam