Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Selasa, 29 September 2015

Problem rumah tangga di Indonesia berdampak pada perceraian


Maraknya problem rumah tangga di Indonesia yang berdampak pada perceraian yang terus meningkat. Tujuan gerakan dakwah misi yang diemban adalah melangsungkan kehidupan Islam dengan mengadakan pembinaan Umat serta interaksi kepada masyarakat sehingga Umat menyadari bahwa Islam adalah satu-satunya jalan keselamatan yang menjamin kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, dengan karakter yang senantiasa di jaga yakni tanpa kekerasan, fikriyah serta politis. Terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak terjadi salah paham dan selalu mengikuti metode dakwah Rasulullah.

Kurikulum pendidikan formal tidak ada pelajaran tentang peran dan tugas mulia seorang ibu maka harus mencari sendiri dari buku, seminar, pengajian dan sebagainya.

Senantiasa menjadikan dakwah Rasulullah sebagai metode, tidak boleh menyimpang walau seujung rambut. Keprihatinan terhadap tingginya angka perceraian yang berdampak hancurnya rumah tangga , tidak terurusnya generasi, dan brutalnya perilaku remaja yang tentunya diawali oleh rusaknya rumah tangga.

Menjadi ibu bukan menjadi induk, tapi sebagai pencetak generasi, karena ibu merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya. Ibu adalah guru dari para pemimpin negeri, ulama besar, dan profesional handal dan lainnya, sehingga setiap calon ibu harus menyadari tugas penting tersebut. Mempunyai ilmu yang cukup untuk menjadi istri dan ibu yang dapat mencetak generasi robbani merupakan hal yang harus siapkan.

Tingginya angka perceraian juga karena pengaruh globalisasi yang notabene mengadopsi sistem kapitalis, para ibu rumah tangga dipaksa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehingga mengabaikan fungsi utamanya yaitu ummun wa robatu al-bayt.

Manusia mempunyai dua tugas yang diberikan Allah SWT yaitu: Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah baik dalam beribadah maupun dalam kegiatan sehari-hari; Serta menjadi kholifah fil Ard yaitu membangun dunia ini dengan karya-karya yang bermanfaat untuk Umat manusia. Untuk menjalankan tugas tersebut Allah SWT melengkapi manusia dengan akal untuk memahami Al-Qur’an Hadits sebagai pedoman hidup, kebutuhan jasmani seperti makan, minum, tidur dan naluri/gharizah tadayyun untuk mengagungkan sesuatu di luar dirinya, gharizah baqo’ untuk mempertahankan diri dan gharizah nau’ untuk melestarikan keturunan. Menikah adalah manifestasi dari ghorizah na’u yang berfungsi untuk melestarikan keturunan manusia dan mewujudkan ketentraman hidup bagi suami istri sehingga bisa optimal dalam menjalankan dua tugas manusia hidup di dunia ini.

HTI adalah gerakan dakwah fikriyah, membina Umat serta berinteraksi kepada masyarakat hingga terbentuk opini umum bahwa semua persoalan akan bisa diselesaikan dengan sempurna bila menggunakan Islam, dan menumbuhkan kerinduan Umat untuk hidup dengan mengadopsi tata aturan Islam agar jaminan kesejahteraan, kebahagiaan dan keselamatan hidup dunia akhirat terpenuhi.

Mempersiapkan diri menghadapi pernikahan merupakan hal yang harus dilakukan karena tugas menjadi istri dan ibu adalah tugas mulia yang amat berat. Ibu adalah peletak dasar generasi penerus umat dan penerus peradaban, di tangan Ibu pemimpin masa depan Umat lahir. Sehingga menjadi Ibu bukan sekedar menjalani tugas kodrati untuk mengandung dan melahirkan, karena tugas mendidik dan membesarkan anak sehingga siap menanggung tugas Illahi merupakan tanggung jawab seorang Ibu. Tugas berat ini hampir terlupakan oleh masyarakat umum. Merintis jalan: Menggapai keluarga SaMaRa yang diridhoi Allah SWT.

Keluarga memiliki peranan yang sangat strategis. Ketahanan keluarga Indonesia saat ini sangat lemah, belum tahan. Di mana pengertian tahan di sini adalah keluarga kuat dalam menghadapi krisis apapun. Menilik dari Kemenag, pada tahun 2012 lebih dari 10% perkawinan bercerai. KPAI pernah menyatakan pada tahun 2013 ini sebagai tahun darurat seksual. Hal itu terjadi karena tatanan keluarga yang rentan, adanya perselingkuhan, faktor kemiskinan, visi yang salah saat membangun keluarga. Hal semua itu terjadi akibat dari sistem yang rapuh yaitu sistem kapitalis sekuler yang menjadikan keluarga sibuk mengejar materi, hedonis lupa pada aturan agama.

Keprihatinan terhadap kondisi keluarga Muslim terutama tingginya angka perceraian. Tingginya angka perceraian yang disebabkan oleh ketidaksiapan pernikahan yang salah satunya karena pergaulan bebas yang menimpa remaja. Pengarusutamaan gender arahnya akan mengeliminir fungsi keluarga sehingga ada ancaman yang akan merusak keluarga melalui pengarusutamaan gender.

Keluarga adalah tempat pendidikan agama yang pertama dan utama untuk mencegah liberalisasi. Gencarnya serangan budaya dari Barat yang masuk ke Indonesia memang tidak bisa dilawan oleh keluarga semata tapi harus melibatkan peran masyarakat (lingkungan) dan negara Islam.

Himpitan sistem kapitalisme telah memberikan pengaruh terhadap kehidupan keluarga Muslim, baik pengaruh secara pola fikir maupun pola sikap dalam kehidupan sehari-hari. Sistem kapitalis yang memandang bahwa kebahagiaan dan kesuksesan hidup diukur dengan materi telah menyeret sebagian besar keluarga Muslimin secara full time tersibukkan dengan persoalan tersebut. Bangunan keluargapun dirancang dan direncanakan berdasarkan nilai materi. Walhasil, lahirlah generasi-generasi dari rahim kaum Muslimah yang lemah, kurang bahkan hilang iman dan ilmunya. Sehingga sudah bisa dipastikan akibat dari semua itu adalah suramnya kehidupan generasi Muslim di masa mendatang.
Persoalan tersebut tidak bisa diabaikan. Menyiapkan Keluarga dalam Merencanakan Generasi Berkualitas Pemimpin Masa Depan. Gambaran keluarga Muslim dalam menyiapkan generasi berkualitas pemimpin di masa mendatang.
Prihatin karena penguasa demokrasi tidak bisa tegas untuk melepaskan diri dari campur tangan asing (misal dalam pengelolaan SDA). Untuk itu agar HTI menyampaikan pemikirannya ke berbagai kalangan.

Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai agung nan mulia. Islam memberi perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan menetapkan hukum-hukum yang mampu menjamin dan memelihara keagungan dan kemuliaan kehidupan keluarga agar tidak terjatuh dalam jurang kehancuran. Islam memandang keluarga sebagai bagian dari pilar penting bangunan masyarakat, karena keluarga merupakan pijakan pertama dan utama bagi tumbuh kembang anak, generasi calon pemimpin masa depan ummat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam