Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Selasa, 22 September 2015

Isu terorisme untuk menghambat laju kebangkitan Islam


Sebagaimana kita ketahui sejak tahun 2001, isu perang melawan terorisme tidak pernah surut, bahkan tetap aktual hingga sekarang. Isu ini sengaja di-update terus-menerus oleh Negara-negara Barat Penjajah dan antek-anteknya untuk beberapa tujuan. Di antara tujuan penting dari isu terorisme ini adalah dalam rangka menghambat laju kebangkitan Islam. Di Indonesia, perkembangan isu terorisme ini melahirkan atau memunculkan istilah baru yaitu deradikalisasi. Sebuah istilah yang mungkin masih ‘asing’ di telinga rakyat.

Kerahmatan Islam yang telah dijanjikan Allah SWT itu akan terwujud melalui penerapan Syari’ah di bawah sistem Khilafah. Khilafah hanya akan membawa kebaikan untuk negeri ini dan penduduknya, Muslim dan non Muslim. Maka menganggap Khilafah membawa masalah bagi negeri ini hanyalah bentuk kebodohan dan kecerobohan yang tidak selayaknya keluar dari seorang Muslim.

Mengetahui lebih jauh bahaya dari isu terorisme dan deradikalisasi ini sekaligus untuk mencegah Umat tersesatkan oleh isu terorisme dan proyek deradikalisasi. Isu Terorisme dan Deradikalisasi Untuk Kepentingan Siapa? Mengetahui lebih jauh siapa pihak dibalik isu terorisme, motifnya dan apa itu deradikalisasi serta apa bahaya dari proyek tersebut.

Maka sungguh menyesatkan jika ada yang mengatakan bahwa Khilafah berbahaya bagi negeri ini. Mereka yang mengatakan demikian telah memutarbalikkan fakta. Fakta yang sesungguhnya sistem sekular-kapitalis-liberal yang telah mendatangkan bahaya dan bencana bagi negeri ini.

Beberapa pandangan dalam kutaib yang diterbitkan oleh MUI Kota Solo yang berjudul “Kritik dan Dekonstruksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Kaum Muslimin di Indonesia. MUI Solo telah mengeluarkan buku putih untuk menyikapi materi deradikalisasi oleh BNPT yang di dalamnya sarat dengan tafsiran-tafsiran yang keliru dan berbahaya. Harapannya buku putih tersebut bisa meluruskan agar tidak menyesatkan. Soal munculnya aksi terorisme di Indonesia lebih banyak karena peran dan operasi intelijen lokal maupun asing. Busyro Muqoddas (Dosen UII dan ketua KPK)- dalam buku hasil disertasinya “HEGEMONI REZIM INTELIJEN” menyatakan: Terorisme di negeri ini semua hasil rekayasa intelijen negara sendiri.

Sungguh amat menyedihkan, ada sebagian orang yang mengaku sebagai Umat Islam namun menolak, membenci, dan menentang Khilafah. Padahal, Khilafah adalah ajaran Islam. Khilafah adalah kewajiban syar’i. Para ulama bahkan menyebutnya sebagai tâj al-furûdh (mahkota kewajiban).

Setiap Muslim mestinya harus radikal (radikal dari bahasa latin-radix: akar/mendasar). Artinya: berpegang teguh dengan aqidah dan Syari’ah Islam. Hanya saja saat ini makna radikal mengalami pergeseran dan negatif karena dihubungkan dengan terorisme. Contoh Amerika dan BNPT membuat indikator radikal bagi orang atau kelompok Islam sbb.: tergolong radikal jika ingin menerapkan Syari’ah Islam, menegakkan Khilafah, menganggap AS sebagai biang kedzaliman global dll. Dengan indikator ini jelas AS dan BNPT ingin Umat Islam dipecah-belah dengan kategorisasi radikal-moderat, fundamentalis-liberal, Islam garis keras-Islam toleran dll. yang istilah-istilah tersebut tidak ada dasar pijakannya dalam Islam.

Ukhuwah, Syari’ah, dan Dakwah. Adanya Perintah Allah SWT yang memerintahkan Rasul Saw untuk memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan-Nya. Perintah tersebut juga berlaku bagi kita, Umat beliau Saw. Mafhum dari ayat ini, hendaknya Umat Islam mewujudkan seorang hakim setelah Rasulullah Saw. untuk memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah.

Perintah ini tegas, dan obyek seruannya adalah wajib. Hakim yang memutuskan perkara di tengah kaum Muslim setelah wafatnya Rasulullah Saw adalah Khalifah. Sedangkan sistem pemerintahannya adalah sistem Khilafah.

Tujuan akhir dari terorisme dan deradikalisasi adalah langgengnya sekulerisme, liberalisme dan imperialisme Barat di Indonesia. Padahal jelas, itu semua adalah penyebab utama hancurnya kehidupan Umat Islam dalam smua aspek. Tujuan lain yang tidak kalah berbahaya adalah semakin menjauhkan Umat dari sistem Khilafah, menganggap Khilafah adalah ide radikal dan ide nya para teroris. Padahal jelas justru dengan Syari’ah diterapkan dan Khilafah ditegakkan, maka kehidupan Umat Islam akan bisa lebih baik, imperialisme Amerika bisa dihentikan.

Neoliberalisme dan neoimperialisme adalah desain global yang dirancang orang-orang kafir untuk menguasai, mengendalikan dan menghancurkan Umat Islam sehingga perlu adanya perlawanan, satu-satunya perlawanan yang setara adalah Khilafah. Kewajiban untuk memperjuangkan tegaknya Khilafah ada di pundak seluruh Umat Islam termasuk muballigah sebagai simpul Umat. Para muballighah untuk terus melakukan pembinaan di tengah Umat dan menjadi pengokoh perjuangan dengan ikut dalam barisan pejuang Khilafah.

Perjuangan Khilafah. Pembinaan yang mengarah pada pemikiran yang cerdas dan membangkitkan Umat. Harapan besar agar terus ada sinergi yang berkelanjutan dengan memberikan materi-materi yang terkait perjuangan penegakan Syari’ah dan Khilafah bagi semua majelis taklim. Terus bersinergi dalam perjuangan penegakan Syari’ah dan Khilafah.

Sistem yang diterapkan saat ini adalah sistem rusak dan merusak. Neoimperialisme dan neoliberalisme adalah jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai Umat Islam. Maka, menerapkannya adalah sebuah keharaman. Sementara sistem Islam adalah sebuah sistem yang sempurna dan paripurna untuk mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam