Kita hidup di dunia ini
harus berusaha agar dapat mencapai mati dalam keadaan khusnul khotimah. Untuk itu kita harus bisa menerapkan
Syari’at Allah dengan benar dan secara menyeluruh. Jalan keluar dan solusi atas
semua itu tidak lain adalah penerapan Syari’ah Islam secara kaffah dalam institusi Khilafah ar-Rasyidah.
Demokrasi biang korupsi.
Sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia ini serius dan akut memproduk korupsi.
Fenomena korupsi layaknya gunung es. Korupsi menjadi wajar karena bea politik
menuju kekuasaan terbilang sangat tinggi. Menurut mendagri Gamawan Fauzi bea
setiap calon kepala daerah kabupaten dan kota adalah 20 Milyar. Contoh untuk
bea suksesi salah satu kandidat pilgub Jatim saja tembus 1,3 Trilyun. Untuk
jabatan di atasnya besarannya bisa lebih tinggi lagi. Tentu wajar bila
kompensasi dari bea politik tersebut mengharuskan untuk korupsi.
Neoimperialisme adalah
penjajahan cara baru yang ditempuh oleh negara kapitalis untuk tetap menguasai
dan menghisap negara lain. Syariah Islam dicurigai.
Tentu ancaman neoliberalisme dan neoimperialisme berdampak buruk untuk kita
semua. Tingginya angka kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, kerusakan moral,
korupsi, kriminalitas
yang semakin merajalela.
Selain menjadi biang
korupsi, demokrasi juga menjadi biang kemiskinan. 76 juta orang antri raskin,
86 juta orang antri jamkesda, 40 juta angkatan kerja termasuk pengangguran.
Ironisnya proses demokrasi berbiaya tinggi dibiayai oleh rakyat. Dari 495
kabupaten kota dan 33 propinsi dana untuk pilkada tiap daerahnya menelan dana
40 Milyar. Alih-alih untuk kesejahteraan, aset tambang pun justru diserahkan
kepada asing. Omong kosong trickle down
effect untuk entaskan kemiskinan. Sistem apa kiranya yang dapat memberi
solusi atas segala hal negatif itu. Sistem Khilafah-lah solusinya.
Negeri kita saat ini
sedang berada dalam cengkeraman neoimperialisme (penjajahan gaya baru) dan
neoliberalisme (liberalisme model baru). Musibah dan bencana yang timbul karena
neoimperialisme dan neoliberalisme sudah sedemikian berbahaya dan meluas.
Karena itu cengkeraman neoimperialisme dan neoliberalisme harus segera
dihentikan. Negeri kita ini harus segera diselamatkan.
Untuk meraih taqwa
sempurna tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi juga harus didukung dengan
ketaqwaan kolektif. Dorongan ketaqwaan individu akan tetap terpelihara jika
dipandu dengan semangat masyarakat untuk senantiasa taat pada aturan Allah,
baik aturan yang menyangkut individu, masyarakat, maupun negara. Kondisi
terjaganya ketaqwaan kolektif ini hanya bisa terwujud jika negara menerapkan
syari’ah secara kaffah dalam sistem Daulah Khilafah Islamiyah.
Penerapan Syari’ah
secara kaffah oleh Khilafah akan mewujudkan kebaikan
bagi semua, baik Muslim maupun non-Muslim. Tentu karena risalah Islam memang
diturunkan untuk semua manusia (rahmatan
lil ‘alamin). Penerapan
Syari’ah secara kaffah itu akan memberikan perlindungan
terhadap agama, akal, harta, jiwa, keturunan dan keamanan; serta akan menjamin
perwujudan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan. Muslim maupun non-Muslim akan
merasakan kebahagiaan hidup di dalamnya.
Raih Kemenangan Sejati
Dengan Islam Kaffah. Menjadi insan-insan yang bertaqwa, yang selalu terikat
dengan perintah dan larangan Allah dalam segala hal agar kemenangan sejati bisa
kita raih.
Maka dari itu, tidak ada
yang perlu ditakutkan dari Syari’ah dan Khilafah. Keduanya adalah bagian dari
ajaran Islam yang akan membawa kebaikan. Ibarat orang sakit, keduanya adalah
obat yang bakal menyembuhkan sakit parah yang sudah amat lama kita derita.
Penduduk negeri Indonesia kita jelas sekali harus segera diselamatkan. Ini adalah tanggung jawab kita, Umat
Islam, tanpa kecuali.
Apakah di Indonesia bisa diterapkan Syari’at Islam? Bisa! Saat
Islam tegak di Madinah di sana juga ada berbagai macam agama yang bisa hidup
aman dan sejahtera dalam naungan Syari’ah Islam. Bahkan justru kehidupan
non-Muslim jauh lebih baik daripada saat hidup di bawah imperium Romawi.
Demokrasi yang
menjadikan jargon suara rakyat sebagai suara Tuhan telah menjadikan manusia
sebagai pembuat aturan kehidupan. Dalam aturan demokrasi, yang kuat mendominasi
yang lemah. Kondisi inilah yang menyebabkan individu, keluarga, masyarakat dan
negara yang tidak berkah.
Jika Umat Islam sekarang
ingin merasakan keberkahan hidup maka harus menjalankan Islam secara Kaaffah
dengan menerapkan Islam dalam segala aspek kehidupan dalam bingkai Khilafah.
Ikut serta berjuang menyuarakan tegaknya Islam kaaffah. Ingin Hidup Berkah
Pakailah Islam Kaaffah.
Peran Muballighah
Membentengi Umat dari Neoliberalisme dan Neoimperialisme, Penghacur Keluarga
dan Generasi. Fakta bagaimana Umat Islam dan negeri-negeri Muslim saat ini
berada dalam cengkraman neoimperialisme. Indonesia yang memiliki hutan yang
cukup luas menjadikannya sebagai penjaga iklim dunia. Dan sebagai negeri yang
dianugerahi SDA yang melimpah dari tambang emas, minyak, batubara, uranium, gas
alam menjadikannya salah satu negeri incaran konglomerat dunia untuk
dieksploitasi habis-habisan. Negeri ini berada dalam cengkraman neoliberalisme.
Penguasa demokrasi terkesan lepas tangan dalam pengelolaan SDA dan lebih
mempercayakan pengelolaannya pada swasta nasional ataupun asing. Akibatnya pihak
swastalah yang akan menentukan harga di pasar dan ujungnya rakyat semakin tidak
mampu menjangkau harga yang terus meroket. Jumlah rakyat miskin terus
meningkat. Inilah penyebab hancurnya keluarga dan generasi. Karena kerusakan dan kehancuran yang terjadi
adalah akibat penerapan sistem yang rusak maka satu-satunya solusi yaitu
menggantinya dengan sistem Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar