Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 10 Januari 2018

Upaya Para Penguasa Anti Ideologi Islam Menganiaya Nabi SAW



7. Penganiayaan Terhadap Rasulullah Saw.

Abu Thalib adalah pribadi yang tiada duanya. Dia mampu menyatukan Bani Hasyim dan Bani Muththalib, mengajak mereka menjadi tanggul yang kokoh guna melindungi Rasulullah Saw. dari derasnya siksaan dan penganiayaan kaum musyrikin. Akan tetapi, setelah meninggalnya Abu Thalib, maka benteng yang kokoh yang sengaja dibuat untuk melindungi Muhammad itu pun hancur. Dengan hancurnya tembok penghalang itu, maka Rasulullah Saw. menjadi vis a vis dengan kaum kafir Quraisy. Dengan demikian, kaum kafir Quraisy dapat melakukan berbagai bentuk penganiayaan terhadap Rasulullah Saw. di antaranya:

Dianiaya Abu Lahab dan istrinya

Abu Lahab -paman Rasulullah Saw.- dan istrinya Ummu Jamil binti Harb bin Umayyah adalah di antara orang-orang yang paling keras penganiayaannya terhadap Rasulullah Saw. Ummu Jamil senantiasa membawa duri yang disebar di jalan yang biasa dilewati Rasulullah Saw. Bahkan dia rela menjual kalungnya yang sangat berharga untuk biaya penganiayaan terhadap Rasulullah Saw. Kemudian turunlah firman Allah Swt. sehubungan dengan dia dan suaminya:

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berguna kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.” (TQS. al-Lahab [111]: 1-5)

Setelah Ummu Jamil mendengar ayat al-Qur’an yang turun sehubungan dengan dirinya dan suaminya, maka dia mendatangi Rasulullah Saw. yang sedang duduk di masjid di sisi Ka’bah dengan ditemani Abu Bakar ash-Shiddiq. Di tangan Ummu Jamil ada batu sebesar genggaman tangan. Setelah Ummu Jamil berada di hadapan keduanya, maka Allah Swt. menutup pandangannya terhadap Rasulullah Saw. sehingga dia tidak melihat siapa-siapa selain Abu Bakar.
Dia berkata, “Wahai Abu Bakar, mana temanmu. Telah sampai kepadaku bahwa temanmu itu telah mengejekku dengan syairnya! Demi Allah, kalau aku menemukannya, pasti aku pukul mulutnya dengan batu ini.” Kemudian dia pergi.
Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa kamu tidak terlihat olehnya, padahal aku melihatmu?” Rasulullah Saw. berkata, “Sebab dia tidak melihatku adalah karena Allah menutup pandangannya terhadapku.”

Dianiaya Umayyah bin Khalaf

Adapun Umayyah bin Khalaf bin Wahhab bin Hudzafah bin Jumah, maka dia selalu mengumpat dan mencela setiap berjumpa dengan Rasulullah Saw. Sehingga Allah Swt. berfirman sehubungan dengannya:

“Kecelakaan besarlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (TQS. al-Humazah [104]: 1-9)

Dianiaya Abu Jahal

Abu Jahal bin Hisyam bertemu dengan Rasulullah Saw. Kepada Rasulullah Saw., Abu Jahal berkata, “Demi Allah, wahai Muhammad, berhentilah dari mencaci-maki tuhan-tuhan kami, jika tidak, maka kamipun akan mencaci-maki Tuhanmu yang kamu sembah!

Sehubungan dengan hal ini Allah Swt. berfirman:

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.” (TQS. al-An'aam [6]: 108)

Ketika turun firman Allah Swt.:

“Kemudian sesungguhnya kamu hai orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum.” (TQS. al-Waqi’ah [56]: 51-52)

Abu Jahal berkata, “Wahai orang-orang Quraisy, apakah kalian tahu pohon zaqqum yang dengan pohon zaqqum ini Muhammad menakut-nakuti kalian?” “Tidak!” jawab mereka. Abu Jahal berkata, “(pohon zaqqum itu adalah) Ajwah Yatsrib yang diolesi keju, demi Allah, jika kami kelak benar-benar menyentuhnya, maka sungguh kami akan menelannya.” Maka turunlah firman Allah:

“Sesungguhnya pohon zaqqum itu (adalah) makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas.” (TQS. ad-Dukhan [44]: 43-46)

Artinya pohon zaqqum itu tidak seperti yang dikatakan oleh orang durjana itu, tetapi ia merupakan sesuatu yang lain.

Dianiaya al-Akhnas bin Syuraiq

Adapun al-Akhnas bin Syuraiq bin Amr bin Wahhab ats-Tsaqafi, maka dia termasuk di antara pembesar kaum Quraisy dan di antara orang yang omongannya didengar. Dia mendapat kehormatan seruan dakwah dari Rasulullah Saw., namun dia menolaknya. Sehingga turunlah ayat sehubungan dengannya:

“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya,” (TQS. al-Qalam [68]: 10-13)

Dianiaya al-Walid bin al-Mughirah

Al-Walid bin al-Mughirah berkata: “Mengapa wahyu itu turun kepada Muhammad, sedang aku diabaikan. Padahal aku orang besar Quraisy dan sekaligus pemimpinnya. Dan juga mengabaikan Abu Mas’ud Amr bin Umair ats-Tsaqafi yang menjadi pemimpin Tsaqif. Dengan demikian, kami merupakan orang-orang besar di dua negeri (Makkah dan Thaif). Sehubungan dengan ini Allah Swt. berfirman:

“Dan mereka berkata, "Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Thaif) ini?” Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (TQS. az-Zukhruf [43]: 31-32)

Dianiaya Uqbah bin Abi Mu’ith

Ubay bin Khalaf dan Uqbah bin Abi Mu’ith adalah dua sahabat karib, sehingga keduanya memiliki hubungan yang baik. Suatu hari Uqbah turut hadir dalam majelis Rasulullah Saw. dan mendengarkan apa yang beliau sampaikan. Hal itu sampai kepada Ubay.
Lalu Ubay mendatangi Uqbah dan berkata kepadanya, “Sampai kepadaku bahwa kamu turut dalam majelis Muhammad dan mendengarkan apa yang disampaikannya. Aku bersumpah bahwa wajahku dan wajahmu haram berhadapan jika benar kamu turut dalam majelis Muhammad dan mendengarkan apa yang disampaikannya, kecuali kamu mau mendatanginya lalu meludahi mukanya!”
Uqbah -musuh Allah dan semoga Allah melaknatnya- melakukan apa yang diminta Ubay. Sehingga turunlah ayat sehubungan dengan keduanya:

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (TQS. al-Furqan [25]: 27-29)

Bahkan suatu hari Uqbah pernah menaruh usus dari unta yang telah disembelih di kepala Rasulullah Saw., ketika beliau sedang sujud.

Dianiaya Ubay bin Khalaf

Sambil membawa tulang yang telah rapuh Ubay bin Khalaf berjalan menemui Rasulullah Saw. lalu dia berkata, “Wahai Muhammad, kamu yang mengklaim bahwa Allah akan membangkitkan tulang ini setelah rapuh dan lapuk!” Kemudian dia menghancurkan tulang itu di tangannya dan meniupnya hingga bertebaran ke wajah Rasulullah Saw. Rasulullah Saw. berkata, “Benar, aku mengatakan hal itu, yakni kelak Allah akan membangkitkannya dan juga kamu, setelah kamu menjadi tulang belulang seperti ini, kemudian Allah memasukkanmu ke dalam neraka.”
Kemudian turunlah ayat:

“Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk, yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.” (TQS. Yasin [36]: 78-80)

Dianiaya Para Tetangga

Tetangga Rasulullah Saw. adalah tetangga yang buruk di antara kaum musyrikin, yaitu Abu Lahab, al-Hakam bin Abi al-Ash, Uqbah bin Abi Mu’ith, Adi bin Hamra’ ats-Tsaqafi, Ibnu al-Ashda' al-Hudzli dan lain-lainnya. Mereka tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan penganiayaan terhadap Rasulullah Saw. selama mereka mampu melakukan.
Sehingga apabila salah seorang dari mereka melihat Rasulullah Saw. sedang shalat, maka dia lemparkan kotoran apa saja yang dapat diambil tangannya. Ketika melihat Rasulullah Saw. sedang menyalakan di bawah panci untuk memasak sesuatu yang akan dimakannya, maka dia lemparkan kotoran ke dalam panci. Rasulullah Saw. membiarkan dia melemparkan kotoran dan barang najis di rumahnya. Karena sudah sering Rasulullah Saw. mengeluarkan kotoran dari rumahnya, maka sambil memegang kotoran itu Rasulullah Saw. berdiri di depan pintunya, seraya berkata: “Wahai Bani Abdi Manaf, tetangga yang mana yang senang berbuat seperti ini?” Kemudian beliau melemparkan kotoran itu ke pinggir jalan.

Bacaan: Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, SIRAH NABAWIYAH Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw., Al-Azhar Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam