Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 21 Desember 2017

Usaha Nabi SAW Mengatasi Ancaman Musuh Negara Islam Pasca Perang Uhud



4. Musuh Sangat Menginginkan Negara Islam (Hancur)

Barangkali termasuk perkara yang paling sulit adalah mempertahankan keberlangsungan kepemimpinan dalam umat setelah mengalami berbagai kerugian (kekalahan) yang berat. Sebab dalam keadaan yang demikian, tikus sok berani seperti singa, dan orang hina menjadi sombong. Orang-orang non-Islam menyaksikan kerugian (kekalahan) yang diderita Negara Islam pada perang Uhud, sehingga mereka menilai sebagai kerugian yang berat, meski realitasnya tidaklah demikian, seperti yang telah kami sebutkan.
Meskipun Rasulullah Saw. hendak menunjukkan kepada mereka bahwa kerugian pada perang Uhud ini tidak seperti yang mereka duga, dengan pergi ke Hamra’ al-Asad guna mengusir pasukan musuh, namun suku-suku Arab belum puas bahwa perginya Rasulullah Saw. ke Hamra’ al-Asad menunjukkan masih adanya kekuatan Rasulullah Saw. Inilah yang membuat beberapa suku berani berpikir untuk memerangi Madinah al-Munawwarah, atau mendiskreditkan Negara Islam. Mereka yakin dengan semua itu menjadikan Negara Islam tidak mampu lagi membela dirinya.
Yang pertama berpikir melakukan itu adalah Bani Asad. Rasulullah Saw. mengetahui rencana Bani Asad untuk menyerang Madinah melalui para intelejen yang beliau sebar di seluruh penjuru jazirah Arab. Kemudian, beliau mengirim pasukan yang dipimpin oleh Abu Salamah. Pasukan ini dengan mudah mengalahkan mereka.
Khalid bin Sufyan al-Hudzli berusaha mengumpulkan orang-orang untuk menyerang Madinah, maka Rasulullah Saw. mengirim Abdullah bin Unais, lalu Abdullah bin Unais membunuhnya.

Sekelompok orang dari ‘Adlol dan al-Qorroh datang kepada Rasulullah Saw., lalu mereka memberitahukan tentang keIslaman mereka, mereka meminta kepada Rasulullah Saw. beberapa guru untuk mengajari mereka hukum-hukum Islam. Rasulullah Saw. mengirim bersama mereka enam orang guru terbaik. Dalam perjalanan mereka berkhianat dan mereka membunuh semuanya.
Rasulullah Saw. mengirim 70 juru dakwah ke Najd, lalu mereka diserang oleh Amir bin Thufail yang bekerja sama dengan suku Bani Sulaim. Mereka membunuh semuanya kecuali satu orang saja yang selamat.
Di samping gerakan eksternal yang digerakkan oleh suku-suku di Jazirah Arab untuk melawan Negara Islam, di sini ada juga gerakan internal yang digerakkan oleh orang-orang Yahudi. Mereka mulai berani bersuara dan berkata kepada Rasulullah Saw.: “Kalau kamu memerangi kami, maka kami akan benar-benar mengumumkan perang.” Keberanian orang-orang Yahudi terhadap Negara Islam sampai pada keinginan membunuh Rasulullah Saw.
Demikianlah, tikus benar-benar sok berani seperti singa, dan orang hina menjadi sombong. Lalu apa yang akan dilakukan oleh Rasulullah Saw. untuk mengembalikan hegemoni Negara Islam?

Rasulullah Saw. memfokuskan untuk memulai perbaikan dari dalam. Di dalam negeri beliau memperkuat hegemoni Negara. Beliau menyumbat mulut-mulut orang yang suka menyebarkan berita yang menimbulkan keresahan. Kemudian beliau menyerang salah satu kampung Yahudi -Bani Nadhir- dengan serangan yang membuat selain mereka tunduk dan takut.
Selanjutnya beliau mengirim pasukan untuk menghukum para pengkhianat, pasukan yang lain dikirim ke Najed, pasukan yang ketiga dikirim untuk menghadapi kaum kafir Quraisy di Badar, dan pasukan yang keempat dikirim ke Dumatu al-Jandal. Sehingga kaum kafir Quraisy dan suku-suku Arab sadar bahwa mereka tidak punya kemampuan untuk melawan Muhammad dan pasukannya. Sehingga mereka harus bersekutu untuk menghadapi Negara Islam, maka terjadilah perang Ahzab. Berikut rincian tentang semua itu.

a. Keinginan (Jahat) Bani Asad Terhadap Negara Islam

Para intelijen yang disebarkan oleh Rasulullah Saw. di seluruh penjuru Jazirah Arab memberitahukan bahwa Thulaihah dan Salamah keduanya anak Khuwailid, keduanya mengajak kaumnya dan orang-orang Arab yang masih tunduk kepadanya untuk memerangi Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw. memanggil Abu Salamah pada awal bulan Muharram, tahun keempat Hijriyah, dan menyerahkan panji perang kepadanya. Rasulullah Saw. mengirimnya dengan membawa 150 pasukan yang terdiri dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar Rasulullah Saw. bersabda: “Pergilah hingga sampai di daerah Bani Asad, lalu seranglah mereka sebelum himpunan massa mereka bertemu kalian.”
Abu Salamah pergi menuju mereka, lalu dia menyerang atas binatang-binatang ternak mereka, sehingga karenanya mereka berlarian, kemudian dia mengambil binatang-binatang ternak yang tertinggal, dan tidak terjadi peperangan. Akhirnya dia kembali kepada Rasulullah Saw. dengan membawa binatang-binatang ternak.

b. Keinginan (Jahat) Khalid bin Sufyan Terhadap Negara Islam

Para intelejen memberitahukan kepada Rasulullah Saw. bahwa Khalid bin Sufyan bin Lubaij al-Hudzli menginginkan Negara Islam. Dia sekarang sedang mengumpulkan orang-orang di Nakhlah atau ‘Uranah untuk menyerang Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw. memanggil Abdullah bin Unais. Ketika Abdullah bin Unais datang, Rasulullah Saw. berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa Khalid bin Sufyan bin Lubaij al-Hudzli sedang mengumpulkan orang-orang untuk memerangiku. Dia sekarang sedang berada di Nakhlah atau ‘Uranah. Untuk itu, datangilah dia, lalu bunuhlah.” Abdullah bin Unais berkata: “Wahai Rasulullah, beri tahu aku ciri-cirinya, sehingga aku dapat mengenalinya.” Rasululah Saw. bersabda: “Ketika kamu melihatnya, aku ingatkan kamu tentang perihal setan. Sedang tanda yang membedakan antara kamu dan dia adalah ketika kamu melihatnya, maka kamu dapati dia sedang gemetar.”
Abdullah bin Unais berkata: “Aku pergi dengan menyandang pedangku, sehingga akhirnya aku sampai kepadamu. Dia berada di antara orang-orang zhalim yang menginginkan kedudukannya kembali. Saat itu hari sudah senja. Ketika aku melihatnya, aku dapati tanda yang diceritakan oleh Rasulullah Saw., yaitu sedang gemetar. Lalu aku mendekatinya. Aku khawatir antara aku dan dia ada kesibukan yang membuat aku melupakan shalat. Aku shalat sambil berjalan menuju dia, dengan isyarat kepala.
Ketika aku sampai kepadanya, dia berkata: “Siapa orang ini?”Aku berkata: “Salah seorang di antara bangsa Arab, yang mendengar tentang kamu dan kumpulan massamu yang bendak memerangi orang ini (Muhammad), karena itu aku datang kepadamu.” Dia berkata: “Benar, memang kami sedang merencanakan hal itu.”
Aku berjalan bersamanya, sampai akhirnya aku punya kesempatan membunuhnya dengan pedangku. Kemudian aku pergi dan membiarkan unta-untanya ada di sekelilingnya. Ketika aku menghadap Rasulullah Saw., aku lihat beliau bersabda: “Sukses!” Aku berkata: “Aka telah membunuhnya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Bagus!” Peristiwa itu terjadi setelah tanggal 5 Muharram.






Sumber: Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, SIRAH NABAWIYAH Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw., Al-Azhar Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam