Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 16 November 2017

Negara Islam Mengepung Institusi Politik Thaif



Putaran Ketiga: di Thaif

a. Sebabnya

Kelompok orang yang berhasil melarikan diri telah meninggalkan medan perang Hunain, lalu sebagian dari mereka membangun perkemahan di lembah Authas, sebagian pergi menuju Nakhlah, dan sebagian lagi pergi menuju Thaif. Rasululiah Saw. berhasil mengejar di antara mereka yang berkumpul di lembah Authas dan Nakhlah. Mereka melarikan diri dari Authas dan Nakhlah, dan selanjutnya mereka mencari perlindungan ke Thaif.
Begitulah, akhirnya Thaif menjadi tempat perkemahan dan tempat berkumpulnya semua orang yang melarikan diri dari medan perang Hunain. Apalagi pintu-pintu Madinah tertutup bagi mereka, bahkan orang-orang di Madinah telah menyiapkan peperangan secara matang.
Alasan mereka memilih untuk mencari perlindungan ke Thaif adalah bahwa Thaif merupakan kota yang dibentengi dengan benteng-benteng yang kokoh, yang akan melindungi mereka dari serangan tentara Negara Islam.

b. Mengepung Thaif

Setelah selesai dari perang Hunain, tentara Islam terus bergerak maju menuju dinding-dinding benteng Thaif. Penduduk Thaif memanah tentara Islam dari belakang dinding benteng dengan anak panah. Tentara Islam berhasil membunuh beberapa orang dari mereka, namun kaum muslimin tidak berhasil memasuki kota Thaif.
Kemudian, Rasulullah Saw. memerintahkan pasukannya agar menjauhi dinding-dinding tersebut. Beliau mencukupkan tindakan dengan mengepung Thaif. Kemudian, beliau mengepung Thaif selama dua puluh tiga hari lebih. Beliau melempar dinding-dinding benteng Thaif dengan al-manjaniqah (alat pelontar batu) yang dibuat oleh para ahli dari kalangan kaum muslimin setelah mereka kembali dari menjalankan misinya di negeri Syam guna mempelajari cara memproduksi al-manjaniqah (alat pelontar batu), dan ad-dababah (alat perang penghancur benteng).

Rasulullah Saw. berpendapat pentingnya menggunakan ad-dababah yang akan melindungi para penyerang dengan bentuknya yang besar, agar sekelompok pasukan kaum muslimin dapat bergerak maju sambil berlindung dengannya untuk membuka celah-celah yang terdapat pada dinding-dinding benteng Thaif, supaya kaum muslimin bisa memasuki kota. Namun belum lagi tentara Islam bergerak maju sambil berlindung dengan ad-dababah ini, penduduk Thaif menyerang tentara Islam dengan potongan besi yang dipanasi api, akhirnya tentara Islam lari keluar dari bawah ad-dababah tersebut. Bersamaan dengan itu, orang-orang Tsaqif menyerang tentara Islam dengan panah, sehingga banyak tentara Islam yang menjadi korban.
Lalu Rasulullah Saw. memerintahkan agar menebang pohon-pohon anggur milik orang Tsaqif. Sebelum kaum muslimin mulai menebang pohon-pohon anggur milik orang-orang Tsaqif tersebut, penduduk Thaif mengutus orang-orang kepada Rasulullah Saw. mereka berkata, “Wahai Muhammad, jangan engkau tebang pohon-pohon anggur itu, ambillah ia untuk para sahabatmu atau biarkan saja ia untuk Allah dan untuk kerabatmu.”

c. Mengakhiri Pengepungan Thaif

Rasulullah Saw. bersabda kepada Abu Bakar ash-Shiddiq, yang ketika itu beliau sedang mengepung orang-orang Tsaqif, “Wahai Abu Bakar, aku bermimpi bahwa aku dihadiahi sebuah gelas yang penuh dengan mentega, lalu ayam jago melubanginya, sehingga apa yang ada di dalamnya semuanya menjadi tumpah.” Abu Bakar berkata, “Aku pikir bahwa hari ini engkau tidak akan bisa mengalahkan mereka seperti yang engkau inginkan.” Rasulullah Saw. bersabda, “Namun, aku justru berpendapat lain.”
Kemudian, Khuwailah bintu Hakim as-Sullamiyah, istri Utsman berkata, “Wahai Rasulullah, jika Allah menaklukkan Thaif untukmu, maka berikanlah kepadaku perhiasan Badhiyah bintu Ghailan bin Salamah, atau perhiasan al-Fari'ah bintu Aqil.” Kedua wanita tersebut adalah wanita Tsaqif yang paling banyak perhiasannya. Rasulullah Saw. bersabda kepada Khuwailah, “Wahai Khuwailah, bagaimana kalau aku tidak diberi izin untuk mengalahkan orang-orang Tsaqif?” Setelah itu, Khuwailah pun pergi, lalu menceritakan ucapan Rasulullah Saw. tersebut kepada Umar bin Khaththab.
Kemudian, Umar bin Khaththab masuk menemui Rasulullah Saw. dan berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apa yang telah engkau katakan kepada Khuwailah, karena ia bercerita bahwa engkau telah mengatakan sesuatu kepadamu.” Rasulullah Saw. bersabda, “Betul, aku telah mengatakan sesuatu kepadanya.” Umar bin Khaththab berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau aku memberimu izin untuk mengalahkan mereka?” Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak.” Umar bin Khaththab berkata, “Bagaimana kalau aku mengumumkan kepada orang-orang agar mereka segera berangkat?” Rasulullah Saw. bersabda, “Ya, silakan.” Umar bin Khaththab pun mengumumkan kepada orang-orang agar mereka segera berangkat. Tentara Islam mulai menyiapkan diri untuk segera berangkat.
Salah seorang di antara sahabat menghadap Rasulullah Saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah, do'akan agar mereka kalah.” Rasulullah Saw. bersabda, “Ya Allah, berilah petunjuk kepada orang-orang Tsaqif", dan tundukkanlah mereka.”
Ketika beliau sedang berdo'a, beberapa budak di antara orang-orang Tsaqif yang sedang terkepung datang menemui Rasulullah Saw. untuk menyatakan diri masuk Islam, lalu Rasulullah Saw. memerdekakan mereka.
Ketika orang-orang Thaif telah masuk Islam, maka setelah itu Harits bin Kaladah mencari budak-budak yang telah masuk Islam itu. Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak, mereka bukan budak lagi, sebab mereka telah dimerdekakan Allah.”
Jumlah total sahabat Rasulullah Saw. yang gugur sebagai syuhada’ ketika perang melawan orang-orang Thaif sebanyak dua belas orang: tujuh orang dari kaum Quraisy, empat orang dari kaum Anshar, dan satu orang dari Bani Laits.

Sumber: Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, SIRAH NABAWIYAH Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw., Al-Azhar Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam