Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 07 Juli 2017

Dalil Membaca al-Qur’an Dalam Shalat Lima Waktu



Membaca al-Qur’an Dalam Shalat Lima Waktu

Apa yang disampaikan dalam hadits-hadits Nabi yang mulia terkait apa yang dibaca Rasulullah Saw. dalam shalat yang lima akan menunjukkan bahwa tidak ada sunnah yang baku dalam memilih ayat-ayat al-Qur’an untuk setiap shalat, sehingga seorang Muslim boleh memilih antara membaca surat ini atau itu dalam shalat ini atau itu, sehingga tidak ada istilah surat ini lebih utama dari surat lain untuk shalat ini atau itu. Adalah Rasulullah Saw. membaca  dalam satu shalat seperti maghrib misalnya, kadangkala dengan surat pendek al-mufashshal, dan kadang-kadang dengan surat-surat panjang, sehingga hal itu menafikan adanya kekhususan satu shalat wajib tertentu dengan surat-surat tertentu.

Dengan meneliti hadits-hadits shahih dan hasan, niscaya kita mendapati bahwa Rasulullah Saw. dalam shalat wajib yang lima telah membaca beberapa surat sebagai berikut:

Shalat Subuh: Beliau membaca surat al-Mu’awwadzatain, al-Zalzalah, at-Takwir, al-Insan, al-Waqi’ah, at-Thur, Qaf, al-Fath, as-Sajdah, ar-Rum, al-Mukminun, Yasin dan as-Shaffat.

Shalat Dhuhur: Beliau membaca al-Lail, al-Ghasyiyah, al-A’la, at-Thariq, al-Buruj, ad-Dzariyat, dan Luqman.

Shalat Ashar: Beliau Saw. membaca al-Lail, at-Thariq dan al-Buruj.

Shalat Maghrib: Beliau Saw. membaca qul huwallahu ahad, qul yaa ayyuhal kaafiruun, dan beberapa surat pendek dari al-Mufasshal, seperti ad-Dhuha, al-Mursalat, at-Thur, Muhammad, ad-Dukhan, al-A’raf dan al-An’am.

Shalat Isya: Beliau Saw. membaca al-‘Alaq, at-Tin, ad-Dhuha, al-Lail, as-Syams, dan surat-surat dari pertengahan al-Mufasshal, seperti al-A’la, at-Thariq, al-Buruj dan al-Insyiqaq.

Inilah yang disebutkan oleh hadits-hadits shahih dan hasan tentang bacaan Rasulullah Saw. dalam shalat fardhu yang lima, dan dengan meneliti bacaan-bacaan ini maka kita mendapati bahwa bacaan shalat subuh terbentang antara al-Mu'awwadzatain dan al-Mu'minun, dan shalat dhuhur antara surat al-Lail dan Luqman, dan shalat ashar antara al-Lail dan al-Buruj, dan dalam hal itu ada kedekatan, dan shalat Maghrib antara qul huwallahu ahad dengan surat al-An’am, dan shalat Isya antara surat al-‘Alaq dan al-Insiyiqaq.

Meski demikian, harus diperhatikan bahwa shalat subuh pada umumnya merupakan shalat paling panjang yang dilaksanakan oleh Rasulullah Saw. Bacaannya diperkirakan antara enam puluh hingga seratus ayat dalam rakaat pertama. Kemudian panjangnya diikuti shalat dhuhur, diperkirakan bacaannya sekitar tiga puluh ayat dalam rakaat pertama, shalat ashar sebanding dengan shalat isya dengan ukuran sekitar lima belas ayat dalam rakaat pertama, dan maghrib adalah shalat Rasulullah paling ringan dan paling pendek. Ini sebagaimana saya katakan, dilakukan pada umumnya oleh Rasulullah Saw. dan bukan sesuatu yang baku. Dari Abu Qatadah ia berkata:

“Adalah Rasulullah Saw. memanjangkan bacaan di dua rakaat pertama dari shalat fajar dan shalat dhuhur. Dan ia (Abu Qatadah) berkata: Kami memandang bahwa beliau Saw. melakukan hal itu agar orang-orang bisa menyusulnya.” (HR. Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah dan Abdurrazaq)

Dari Abu Barzah ra. ia berkata:

“Adalah Rasulullah Saw. membaca dalam shalat fajar antara enam puluh hingga seratus ayat.” (HR. Muslim)

Abu Said al-Khudri meriwayatkan:

“Bahwa Nabi Saw. membaca dalam shalat dhuhur pada dua rakaat pertama dalam setiap rakaatnya sekitar tiga puluh ayat, dan dalam dua rakaat lainnya sekitar lima belas ayat atau setengahnya, dan dalam shalat ashar di dua rakaat pertama pada setiap rakaatnya membaca sekitar lima belas ayat, dan dalam dua rakaat yang lain sekitar setengahnya” (HR. Muslim)

Dari Sulaiman bin Yasar dari Abu Hurairah ra. ia berkata:

“Aku tidak melihat seseorang yang shalatnya paling mirip dengan shalat Rasulullah Saw. melebihi si fulan, pada seorang imam yang ada di Madinah. Sulaiman bin Yasar berkata: Maka aku shalat di belakangnya dan dia memanjangkan dua rakaat pertama dan meringankan dua rakaat terakhir, dan dia meringankan shalat ashar, dan membaca dalam dua rakaat pertama shalat maghrib surat pendek dari al-mufashshal, dan membaca dalam dua rakaat pertama shalat isya surat yang sedang dari al-mufashshal, dan membaca dalam shalat subuh dengan membaca surat yang panjang dari al-mufashshal.” (HR. Ahmad, an-Nasai dan Ibnu Khuzaimah)

Imam di Madinah yang dimaksud dalam hadits ini adalah Umar bin Abdul Aziz, sebagaimana hal itu ditegaskan dalam salah satu riwayat. Tirmidzi berkata: “Diriwayatkan dari Umar bahwa dia menulis surat kepada Abu Musa, bahwa dia membaca dalam shalat subuh dengan surat-surat panjang dari al-mufashshal, dan ia berkata: “dan inilah yang dilakukan oleh ahli ilmu”. Ia berkata: “diriwayatkan dari Umar bahwa dia menulis kepada Abu Musa bahwa dia membaca dalam shalat dhuhur dengan surat-surat yang berukuran sedang dari al-mufashshal”, dan ia berkata: “sebagian ahli ilmu bahwa bacaan shalat ashar seperti bacaan dalam shalat maghrib, yakni surat-surat pendek dari al-mufashshal”. Tirmidzi pun mengatakan: “diriwayatkan dari Umar bahwa dia menulis kepada Abu Musa bahwa dia membaca dalam shalat maghrib dengan surat-surat pendek dari al-mufashshal”. Tirmidzi berkata: “diriwayatkan dari Utsman bin Affan bahwa dia membaca dalam shalat isya dengan surat-surat berukuran sedang dari al-mufashshal, seperti al-munafiqun dan semisalnya”. Ia juga berkata: “diriwayatkan dari beberapa sahabat Nabi dan para tabi'in, bahwa mereka membaca surat yang sedikit lebih panjang atau lebih pendek dari ini, seolah-olah hal ini menurut pandangan mereka diluaskan atau dilapangkan”. Inilah pernyataan Tirmidzi yang menguatkan pendapat yang saya katakan sebelumnya, bahwa mengikuti bacaan yang biasa mereka lakukan itu semata-mata dalam bentuk yang umum, tidak bersifat baku.

Bagi siapa saja yang ingin mengetahui nash-nash terkait bacaan Rasulullah Saw. dan berbagai arahannya saya nukilkan sejumlah hadits untuk digunakan sebagai contoh saja, bukan sebagai penelitian mendalam.

1) Khusus untuk dua rakaat sunat shalat subuh: Abu Hurairah ra. meriwayatkan:

“Bahwasanya Rasulullah Saw. membaca dalam dua rakaat fajar: qul yaa ayyuhal kaafiruun dan qul huwallahu ahad”. (HR. an-Nasai)

Ibnu Abbas ra. meriwayatkan:

“Bahwa Rasulullah Saw. membaca dalam dua rakaat fajar, pada rakaat pertama ayat di dalam surat al-Baqarah: ”Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami…” ( TQS. al-Baqarah: 136), dan dalam rakaat yang lain beliau Saw. membaca, “Kami beriman kepada Allah. Dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri” (TQS. Ali Imran: 52)” (HR. an-Nasai)

Adapun khusus dengan dua rakaat shalat fardhu subuh, Simak bin Harb dari seorang penduduk Madinah meriwayatkan:

“Bahwa dia shalat di belakang Nabi Saw., lalu dia mendengar beliau Saw. membaca dalam shalat fajar: Qaf wal Qur’anil majid dan Yasin wal Qur’an il hakim.” (HR. Ahmad)

Dari Salim bin Abdullah dari ayahnya ia berkata:

“Sesungguhnya Rasulullah Saw. mengimami kami dalam shalat fajar dengan membaca surat as-Shaaffaat” (HR. Ibnu Hibban, Ahmad, dan an-Nasai)

Dan dalam shalat subuh pada hari Jumat, secara khusus diceritakan bahwa Rasulullah Saw. membaca pada rakaat pertama surat Alif Lam Mim tanzil (yakni surat as-Sajdah) dan membaca pada rakaat keduanya surat al-Insan. Dari Abu Hurairah ra.:

“Bahwa Rasulullah Saw. membaca dalam shalat subuh pada hari Jumat: Alif Lam Mim tanzil dan Hal Ataa.” (HR. an-Nasai, Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Ahmad dari jalur Ibnu Abbas ra.:

“Bahwa Rasulullah Saw. membaca dalam shalat subuh pada hari Jumat: Alif Lam Mim tanzil dan Hal Ataa, dan dalam shalat Jumat surat al-Jumu’ah dan idzajaa-akal munafiqun.”

2) Khusus shalat dhuhur dan shalat ashar: dari Jabir bin Samurrah ra. ia berkata:

“Adalah Nabi Saw. membaca pada shalat dhuhur: wal-laili idza yaghsya, dan dalam shalat ashar adalah surat semisalnya, dan dalam shalat subuh surat yang lebih panjang dari itu.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Jabir bin Samurrah ra. meriwayatkan:

“Bahwa Nabi Saw. membaca dalam shalat dhuhur: sabbihisma rabbikal a'la, dan dalam shalat subuh lebih panjang dari itu.” (HR. Muslim)

Jabir bin Samurrah ra. meriwayatkan:

“Bahwa Nabi Saw. membaca dalam shalat dhuhur dan ashar: wassama-i wat-thariq dan wassama-i dzaatil buruuj” (HR. al-Darimi)

3) Khusus untuk shalat maghrib: Ibnu Abbas ra. meriwayatkan:

“Bahwa Ummul Fadhl mendengar Ibnu Abbas membaca: wal mursalati urfa. Dia berkata: “Wahai anakku, demi Allah sungguh engkau telah mengingatkanku ketika engkau membaca surat ini, sesungguhnya ini adalah surat terakhir yang aku dengar dari Rasulullah Saw. di mana beliau Saw. membacanya pada saat shalat maghrib” (HR. Bukhari)

Ummul Fadhl adalah ibunda Ibnu Abbas, dan namanya adalah Lubabah binti Harits al-Hilaliyah. Dan dari Jubair bin Muth’im ra. ia berkata:

“Aku mendengar Rasulullah Saw. membaca surat at-thur dalam shalat maghrib” (HR. Bukhari)

4) Khusus untuk shalat isya, dan terkadang disebut juga shalat al-‘atamah, al-Barra ra. meriwayatkan:

“Bahwa Nabi Saw. berada dalam perjalanan, lalu beliau membaca dalam shalat isya pada salah satu rakaatnya: wat-tiini waz zaituni” (HR. Bukhari)

“Bahwa Rasulullah Saw. membaca dalam shalat isya: was-syamsi wa dhuhaha dan surat semisalnya.” (HR. Ahmad)

Dari Abu Rafi ra. ia berkata:

“Aku shalat al-‘atamah bersama Abu Hurairah, lalu dia membaca: idzas samaa-unsyaqqat, lalu dia bersujud. Maka aku menanyakan hal itu kepadanya, dia berkata: “Aku bersujud di belakang Abul Qasim, dan aku senantiasa bersujud dengannya hingga aku kelak bertemu lagi dengannya” (HR. Bukhari)

Dari Jabir ra. ia berkata:

“Mu'adz bin Jabal al-Anshari shalat isya mengimami para sahabat, lalu dia memanjangkan bacaannya terhadap mereka. Seseorang dari kami keluar lalu shalat sendirian. Muadz dikabari tentang hal itu, maka dia berkata: “Sesungguhnya dia seorang munafik.” Tatkala ucapan (Mu’adz) tersebut sampai pada orang itu, dia menemui Rasulullah Saw. dan mengabarkan apa yang dikatakan oleh Muadz. Maka Nabi Saw. berkata kepadanya: “Apakah engkau ingin menjadi seorang penyebar fitnah wahai Muadz?” Jika engkau mengimami orang-orang, maka bacalah: was-syamsi wa dhuhaha dan sabbihisma rabbikal a'la, dan bacalah iqra bismi rabbika, dan wallaili idza yaghsya”. (HR. Muslim)

Sumber: Tuntunan Shalat Berdasarkan Qur’an Dan Hadits, Mahmud Abdul Lathif Uwaidhah, Pustaka Thariqul Izzah

(Artikel ini tanpa tulisan Arabnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam