Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 20 April 2016

Keberhasilan dakwah di tengah umat


 
13.    Marhalah (tahapan) kedua adalah marhalah (tahapan) interaksi dengan umat, dan disertai dengan pergolakan politik. Marhalah (tahapan) ini dianggap sebagai marhalah (tahapan) yang genting. Keberhasilan da'wah pada marhalah (tahapan) ini merupakan pertanda sehatnya pembentukan partai [Islam ideologis]. Kegagalan pada marhalah (tahapan) ini menunjukkan bahwa ada suatu yang kurang beres dan wajib diperbaiki. Ia dibangun atas marhalah (tahapan) sebelumnya. Keberhasilan pada marhalah (tahapan) pertama merupakan syarat utama untuk berhasil pada marhalah (tahapan) kedua. Hanya saja keberhasilan perkaderan pada marhalah (tahapan) pertama tidak menjamin keberhasilan pada marhalah (tahapan) kedua ini. Keberha­silan perkaderan/pembinaan harus diketahui oleh masyara­kat, yaitu masyarakat tahu bahwa ada da'wah Islam di tengah-tengah mereka, dan mereka juga tahu bahwa anggo­ta-anggota partai adalah mengemban da'wah, dan juga ruh kejamaahan sudah harus terbentuk pada waktu pembinaan di halaqoh-halaqoh (pembinaan intensif), dan anggota partai telah melakukan kontak dengan masyarakat tempat tinggal mereka, serta berusaha untuk mempengaruhi masyarakat , sehingga ketika pindah ke marhalah (tahapan) kedua masyarakat telah mempunyai persiapan kejamaahan. Dengan demikian akan memudahkan anggota-anggota partai berinteraksi dengan umat.

14.    Bahwa anggota-anggota partai tidak akan beralih dari marhalah (tahapan) perkaderan (pembinaan) ke marhalah (tahapan) interaksi, kecuali setelah mereka menguasai tsaqafah (khazanah keilmuan) partai [Islam ideologis] secara mendalam, suatu penguasaan yang membentuk nafsyiah (pola sikap) Isla­miyah pada diri mereka, di mana nafsiyah (pola sikap)nya sudah berjalan seiring dengan aqalnya, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.

Artinya : Tidak beriman seseorang dari kamu, sampai hawa nafsunya tunduk kepada apa yang aku bawa (aqidah dan hukum Islam).

Anggota-anggota partai juga tidak akan pindah ke tahap kedua kecuali setelah masyarakat tahu bahwa ia mengemban dakwah Islam, dan muyul jamaiyah (perasaan kejamaahan) telah kuat pada dirinya serta berbekas pada perbua­tannya, yaitu dengan keberadannya dalam halaqoh dan interaksinya dengan masyarakat. Itu karena ia telah mencabut dari dirinya sifat uzlah (mengasingkan diri dari masyarakat). Karena uzlah itu merupakan campuran kepengecutan dan keputusasaan, maka ia harus dikikis habis dari individu-individu dan masyarakat.

15.    partai pindah dari marhalah (tahapan) pengkaderan/pembinaan ke marhalah (tahapan) interaksi secara alami. Ia tak akan mampu untuk pindah ke marhalah (tahapan) kedua sejak awal karena pada marhalah (tahapan) awal (pembinaan)lah terjadi penyempurnaan nuqthotul ibtida (titik awal da'wah). Sebab, pada pengka­deranlah ideologi bisa menyatu dengan kader-kader partai dan masyarakat mengetahui adanya da'wah dan ideologi secara jelas. Ketika ideologi [Islam] telah menyatu secara sempurna dalam diri kader-kader partai, yaitu peleburan ideologi ke dalam jiwa mereka dan masyarakat juga sudah merasakan kehadiran ideologi secara sempurna, maka da'wah telah melewati titik awal dan da'wah harus pindah ke nuqthotul intilaq (titik tolak). 

Sehingga ketika partai mulai menjalani nuqthatul intilaq, dia harus mulai menyeru umat. Untuk memulai seruannya dia wajib memulai dengan seruan secara tak langsung, kemudian jika ia berhasil dengan seruan semacam ini, dia berusaha untuk menyerunya secara langsung. Seruan-seruan tak langsung dilakukan dengan: 1. tsaqafah murakkazah (pengkaderan terpadu dalam halaqoh-halaqoh), 2. dengan tsaqafah jama'iyah (materi-materi umum) di mana saja ia mampu, 3. dan dengan membeberkan rencana-rencana penjajah, dan 4. menjelaskan kemaslahatan-kemaslahatan umat yang seharusnya mereka dapatkan.

Jika partai berhasil dalam 4 hal tersebut di atas, dia harus berusaha menyeru umat (secara langsung), dan pindah ke nuqthatul intilaq (titik tolak) secara alami. Perpindahannya ke titik tolak inilah yang memindahkannya secara alami dari marhalah (tahapan) pertama yaitu marhalah (tahapan) peng­kaderan ke marhalah (tahapan) kedua yaitu marhalah (tahapan) interaksi, dan menjadikannya berinteraksi dengan umat pada saatnya (yang tepat) secara alami.

16.    Bahwa interaksi dengan umat adalah penting untuk keber­hasilan partai dalam mencapai tujuannya. Karena sekali­pun anggota partai banyak dalam masyarakat, tetapi jika tak berinteraksi dengan umat, mereka tak akan mampu berbuat sesuatu sekalipun mereka kuat, kecuali jika umat bersama mereka. Dan mereka tak akan mampu mengajak umat berbuat sesuatu, dan mendukung mereka kecuali jika mereka berinteraksi dengan umat. Interaksi bukanlah berhasil mengumpulkan umat di sekitar mereka, tetapi yang dimaksud dengan interaksi adalah memahamkan umat akan ideologi partai, supaya menjadi ideologi umat, karena asal ideologinya adalah Islam yang terdapat di kalangan umat, dalam warisan tsaqafah (khazanah ilmu [Islam]) dan sejarahnya, dalam perasaan keseharian mereka. Hanya saja kepekaan umat telah berubah ke dalam pemikiran, hanya dikuasai mengkristal pada kelompok pilihan ini, di mana dari kelompok inilah partai terbentuk.

Kaidah "kepekaan indrawi" ini (yaitu berpikir dan beker­ja untuk satu tujuan tertentu) merupakan ungkapan hakiki dari ideologi. Oleh sebab itu ideologi (Islam) merupa­kan perasaan umat yang paling dalam, dan partai adalah pengungkap perasaan tersebut. Jika diungkapkan dengan tepat, dengan bahasa yang jelas, logat yang benar, umat akan memahami ideologi dengan cepat, berinteraksi dengan partai, dan umat secara keseluruhannya menganggap dirin­ya partai, dan kelompok pilihan ini mengemban kepemimpi­nan gerakan dengan sebuah kelompok yang bersifat partai (takatul hizby). Gerakan inilah yang menggerakan umat di bawah pimpinan partai pada marhalah (tahapan) ketiga, yaitu marhalah (tahapan) penerapan ideologi secara revolusioner, melalui sebuah pemerintahan yang dikuasai oleh kelompok politik tersebut, karena itulah satu-satunya jalan untuk melak­sanakan fikroh (pemikiran)nya, yaitu dengan menganggapnya sebagai bagian dari ideologi [Islam].
 Bacaan: Terjemahan AT TAKATTUL AL HIZBI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam