Kemampuan
militer dan keinginan untuk menyebarluaskan Islam ke seluruh dunia merupakan
sesuatu yang alamiah bagi kaum Muslim; karena hal ini merupakan bagian dari
agama mereka. Dalam sebuah hadits riwayat Ahmad bin Hanbal dinyatakan: Ketika
aku berjalan menuju Madinah, seseorang berkata, 'Ketika Rasulullah Saw..
berjalan, aku mendengar beliau Saw. bersabda, 'Aku adalah Muhammad, dan aku
adalah Ahmad, dan aku adalah Nabi (penyebar) rahmat, dan aku adalah Nabi
(penyeru) taubat, dan yang menghimpun manusia (hasyir), dan yang dimuliakan
(muqfa), dan aku adalah Nabi (penyeru) jihad'.
“Demikianlah
balasan terhadap musuh-musuh Allah, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat
tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap
ayat-ayat Kami.” (QS. Fushshilat: 28)
Kita
adalah umat Rasulullah Saw., sehingga kita diciptakan untuk menjadi umat jihad.
Selain itu, dari riwayat Mu’adz bin Jabal ra, dikatakan bahwa: Aku berkata
kepada Rasulullah Saw., “Wahai Nabi, katakanlah kepadaku amalan yang akan
membuatku masuk surga dan terhindar dari siksa api neraka' Maka kemudian
Rasulullah Saw. menjawab, “Engkau telah menanyakan sesuatu yang (nampak) berat
tetapi (sesungguhnya) merupakan hal yang mudah bagi orang-orang yang dimudahkan
oleh Allah. Sembahlah Allah dan jangan menyekutukannya dengan sesuatu apa pun,
tegakkan shalat, tunaikan zakat, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan kerjakan
ibadah haji ke Baitullah' Kemudian beliau kembali berkata, 'Tidakkah aku
tunjukkan kepadamu pintu menuju kebaikan? Puasa adalah perisai, shadaqah akan
menghilangkan dosa, dan shalatnya seorang laki laki di tengah malam ’ Kemudian
beliau Saw. membaca 'Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu
berdo’a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka
menafkahkan apa-apa rezki yang Kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai
nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa
yang mereka kerjakan'. (QS As Sajdah; 16-17). Kemudian beliau Saw. bersabda,
“Tidakkah aku beritahukan kepadamu pokok segala urusan, tiang penyangga, serta
atapnya (yang melindunginya)? Aku berkata, 'Ya, Rasulullah.’ Maka Rasulullah
bersabda, 'Pokok segala urusan adalah Islam, dan tiangnya adalah shalat, dan
puncaknya (atapnya) adalah jihad fisabilillah'. (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
Ahmad)
“Dan
berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari
pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang
menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada
musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali 'Imran: 146)
Lebih
jauh lagi, dalam riwayat Abu Umamah, Seorang laki- laki berkata, 'Wahai
Rasulullah, izinkanlah aku bertamasya (siyahah)". Maka Rasulullah
bersabda: Tamasyanya umatku adalah Jihad fisabilillah. (HR Abu Dawud)
Kemenangan
menjadi milik umat Islam ketika mereka giat membuka wilayah, menyebarkan Islam
ke seluruh dunia; tentara mereka tak terkalahkan dan disegani manakala negara
Khilafah menyatukan seluruh umat dalam satu kepemimpinan; dan mereka pun
menjadi negara terkemuka di dunia yang mampu memelihara dan mengendalikan
seluruh urusan dunia. Demikianlah, umat Islam diciptakan untuk meraih kedudukan
tertinggi dengan jihad, sesuai aturan syariat yang dipraktekkan oleh negara
Khilafah Islamiyah.
“Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian,
sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai
tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai
waktu yang telah ditentukan."” (QS. Al
A'raaf: 24)
dari "Jihad Dan Kebijakan Luar Negeri Daulah Khilafah"
Saat
ini, hanya negara-negara seperti Amerika yang mampu melontarkan rasa takut ke
dalam hati negara-negara lain dengan demonstrasi kekuatan militer dan
persenjataannya. Tujuan mereka hanyalah untuk merendahkan dan memaksa seluruh
dunia agar bertekuk lutut di bawah kekuasaannya. Sementara itu hanya sedikit
–atau mungkin bahkan tidak ada– bangsa yang takut dengan kaum Muslim, karena
tidak ada negara yang mewakili kepentingan mereka, menerapkan akidah Islam, dan
mengaplikasikan agenda kebijakan luar negerinya. Siapa yang akan takut dengan
kaum Muslim kalau mereka berperang hanya dengan dada telanjang menyambut
sengatan berbagai macam peluru musuh, dan membenturkan kepala mereka ke badan
tank berlapis baja?
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.”
(QS. Al Anfaal: 74)
dari "Jihad Dan Kebijakan Luar Negeri Daulah Khilafah"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar