Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 21 Juni 2013

DO’A YANG DIHARAMKAN

DO’A YANG DIHARAMKAN




Kapan Do’a Diharamkan

Abu Sa’id Al Khudri ra. berkata, “Nabi Saw. bersabda,
Kalian jangan mencela sahabat-sahabatku! Seandainya salah seorang di antara kalian menyedekahkan emas sebesar gunung Uhud, maka hal itu tidak akan menyamai sedekah mereka walaupun satu mud atau setengahnya.’” [HR. Bukhari (3673), Muslim (2541), Abu Dawud (5141), At Tirmidzi (3860) dan Ibnu Majah (161)] [1 Mud = 0,687 liter = 543 gram, lihat Kamus Krapyak Al Ashri]

Abdullah bin Amru ra. berkata, “Nabi Saw. bersabda, “Sesungguhnya di antara dosa besar yang paling berat adalah mencaci ibu-bapak.” Para sahabat bertanya, “Ya, Rasulullah! Bagaimana bisa seseorang mencaci ibu-bapaknya?” Jawab Rasulullah Saw., “Dia mencaci bapak orang lain, lantas orang itu membalas mencaci bapaknya, kemudian dia mencaci ibu orang lain, lalu orang itu membalas mencaci ibunya.” [HR. Bukhari (9583), Muslim (90), Abu Dawud (5141) dan At Tirmidzi (1903)]

Nabi Saw. bersabda, artinya:
Sekali-kali, janganlah kamu berharap kematian dan jangan pula berdo’a dengan kematian sebelum maut datang sendiri. Karena apabila kamu mati, maka akan terputus amalmu. Sesungguhnya bertambah umur seorang mukmin, maka bertambah pula kebaikan yang dapat diperbuatnya.” [HR. Bukhari (6652), Muslim (110), Abu Dawud (3257) At Tirmidzi (1543) dan An Nasa’i dalam Al Mujtaba (7/5-6)]

Abu Darda` ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, Sesungguhnya orang yang suka melaknat tidak akan bisa memberi kesaksian dan syafa’at pada hari Kiamat.’” [HR. Muslim (2598) dan Abu Dawud (4907)]

Anas ra. meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah Saw. menjenguk seorang muslim yang sakit lemah, sehingga dia seperti anak burung yang baru menetas (lemah tiada berdaya). Maka Rasulullah Saw. berkata kepadanya, “Apakah engkau pernah berdo’a atau meminta sesuatu kepada Allah Swt.?” Jawabnya, “Ada! Ya, Rasulullah! Aku pernah mengucapkan do’a berikut, ‘Allahumma maa kunta mu’aqibii bihi fil akhirati, fa’ajjilhu lii fiddunya,’ (Ya Allah! Seandainya Engkau akan menyiksaku di akhirat, maka segerakanlah siksaan itu bagiku di dunia ini) maka Rasulullah Saw. berkata, ‘Maha Suci Allah! Engkau tidak akan sanggup menanggungnya. Tidakkah engkau berdo’a dengan do’a berikut, ‘Allahumma aatina fid dunya hasanah wafil aakhirati hasanah, waqina ‘adzaban naar.’” (Ya Allah! Berilah kami kebaikan di dunia dan kebahagiaan di akhirat serta hindarkanlah kami dari siksa neraka) Anas berkata, “Lalu Rasulullah Saw. mendo’akan kesembuhan bagi orang itu, maka sembuhlah ia.” [HR. Muslim (2688), At Tirmidzi (3487) dan An Nasa`i dalam Sunan Al Kubra (1095)]

Samurah bin Jundub ra. berkata, “Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
Sesungguhnya jika seorang manusia melaknat sesuatu, maka laknat itu akan naik ke langit. Namun langit tertutup dan menghalanginya, kemudian laknat jatuh ke bumi. Namun bumi tertutup dan menghalanginya, kemudian laknat itu bergerak ke kanan dan ke kiri. Apabila tidak mendapatkan tempat, laknat itu akan menimpa orang yang dilaknati, jika ia memang pantas mendapatkan laknat tersebut. Namun jika tidak, maka laknat itu kembali kepada orang yang mengucapkannya.” [HR. Abu Dawud (4905)]

Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Nabi Saw. berkata, artinya:
Allah senantiasa memperkenankan do’a seorang hamba, selama do’a itu tidak mengandung dosa atau memutus silaturrahmi dan selama tidak minta cepat-cepat dikabulkan.” Ada yang bertanya, “Ya, Rasulullah! Apa maksudnya minta cepat-cepat?” Jawab beliau, “Jika seseorang berkata dalam do’anya, ‘Aku telah berdo’a dan terus berdo’a, namun aku belum melihat do’aku diperkenankan.’ Lalu dia putus asa dan berhenti berdo’a.” [HR. Muslim (2735), At Tirmidzi (3602), Bukhari (6340), Al Muwaththa` (1/213), Abu Dawud (1484) dan Ibnu Majah (3853)]

Do’a yang Diharamkan

DOWNLOAD BUKU: PENJAWAB SEMUA DO’A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam