Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 07 Desember 2019

Republik Biang Keruwetan Dan Kerusakan



Negara Khilafah beda level dengan negara republik yang bernaung di bawah sistem sekuler kapitalis. Negara dengan sistem sekuler kapitalis hanya menzhalimi rakyat. Hanya karena ambisi ingin melanggengkan kekuasaan, maka kepercayaan rakyat ditumbalkan dan darah-darah rakyatnya pun ditumpahkan.

Pembantaian kepercayaan masyarakat akan terus berkelanjutan, ketika republik masih menggurita dari sabang sampai merauke. Maka masyarakat harus cuci tangan dari republik dan beralih pada solusi yang hakiki, yaitu khilafah Islamiyah.
Bacaan: Wulandari Muhajir

Kita harus adil. Yang perlu dikoreksi dan dicarikan solusi adalah sistem republik. Apakah sudah benar saat negeri ini memilih sistem republik akan menjamin kesejahteraan rakyat? Apakah penerapan republik mampu menjamin keadilan bagi rakyat? Apakah republik sesuai iman dan taqwa kepada Allah SWT? Jika ditemukan kelemahan maka berbesar hatilah untuk mengakui dan menerima solusi sistem Islam dari Allah SWT.

Republik Biang Keruwetan Dan Kerusakan

Cara untuk membuktikan bahwa penerapan republiklah yang menjadi penyabab keruwetan dan kerusakan adalah dengan melihat : asas pijakan republik, sumber hukum republik, efektivitas aturan yang lahir dari republik.

Pertama, asas pijakan republik adalah pemisahan agama dari kehidupan/ sekuler. Menjadikan akal dan nafsu sebagai pemutus dalam melakukan perbuatan. Jika sudah begini seorang penguasa akan menjadikan kepentingannya atau kelompoknya di atas kepentingan rakyat. Dia akan menghalalkan segala cara agar tetap berkuasa. Penguasa tak lagi takut jika kebijakannya menzhalimi rakyat. Jika nafsu berkuasanya tinggi tapi tidak diikat dengan keimanan maka yang terjadi seperti hari ini. Suara rakyat dicurangi demi kepentingan pribadi/Kelompok.

Jadi bohong jika republik disuarakan "dari rakyat-oleh rakyat-untuk rakyat" fakta yang ada "dari penguasa/pengusaha-oleh penguasa/pengusaha-untuk penguasa/pengusaha".

Maka asas republik bathil dari sudut pandang Islam. Karena dalam Islam, pijakan seorang penguasa harus Islam (aqidah Islam). Sehingga kebijakannya pro rakyat. Tidak akan berlaku zhalim dan curang. Dorongan akidah Islam yang kuat akan membuat penguasa merasa selalu diawasi Allah dan dia memahami akan dimintai penghisaban di akhirat kelak.

Kedua, sumber hukum republik berasal dari akal dan hawa nafsu manusia. Aturan yang diterapkan buah dari kesepakatan wakil rakyat. Hukum buatan manusia. Padahal manusia memiliki akal yang jangkauannya terbatas dan manusia juga dipengaruhi oleh kepentingan hidupnya. Standar benar antar individu berpotensi berbeda. 

Sehingga aturan yang lahir dari kesepakatan wakil rakyat hanya melihat dari suara mayoritas. Tanpa memandang apakah itu sesuai dengan syariat Allah atau tidak. Sekalipun suara mayoritas tadi suatu yang bertentangan dengan syariat Islam tetap akan diambil. Karena mayoritas sudah sepakat. Maka di sini menambah peluang keberpengaruhan uang dan kepentingan dapat mengendalikan aturan.

Ketiga, efektivitas aturan republik  terbukti tidak mampu menyelesaikan problem kehidupan. Buktinya adalah penerapan kebijakan di semua lini kehidupan masih bermasalah. Dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, keamanan, pemerintahan. Dalam hal pemerintahan khususnya pemilu, sudah rahasia umum setiap penyelenggaraan pemilu dari awal merdeka hingga beberapa waktu lalu selalu diwarnai politik uang, suap, curang, bahkan kerusuhan antar parpol-parpol, parpol-rakyat.

Tentu kita perlu mengkaji apa akar masalah kenapa pemilu di republik selalu diwarnai kecurangan dan politik uang? Maka ketika sumber lahirnya aturan-aturan adalah akal manusia, aturan tersebut tidak akan sesuai dengan kebutuhan dan fitrah manusia.

Akibatnya adalah aturan tersebut tidak muncul sebagai problem solver bagi masalah negeri ini.

Republik sejak awal memberi jalan seseorang untuk menghalalkan segala cara agar mencapai tujuan. Agama dan keimanan tak digunakan sebagai pengendali dalam perbuatan. Termasuk curang dan politik uang menjadi halal untuk dilakukan dalam republik. Apalagi diperparah dengan "republik yang berat di ongkos". Maka solusinya adalah meninggalkan biang keladi masalah yaitu sistem republik dan beralih kepada sistem yang berasal dari pencipta seluruh manusia yaitu Allah SWT.

Jadi yang menyebabkan pemilu hari ini ruwet, gaduh dan memakan korban adalah penerapan pemilu dalam kacamata republik.  Tentu ini berbeda dengan pemilu dalam sistem Islam. Sehingga aktivis perubahan mengetahui akar masalah kecurangan dan ketidakadilan adalah penerapan sistem republik. Oleh karena itu solusi hakiki untuk memberantasnya adalah dengan kembali menerapkan syariat Islam.

Bacaan: Farah Sari, A.Md

Republik mengajarkan jika tidak ada musuh dan kawan abadi, yang ada hanyalah kepentingan. Jadi, jika hari ini garang, menentang seluruh keputusan yang dibuat oleh sang rival, esok hari justru menjadi sahabat dan merestui seluruh keputusan yang dibuat sang rival, adalah sesuatu yang lumrah saja dalam sistem republik.
Tersebab ber-republik adalah ajaran manusia yang disandarkan pada hukum yang dibuat manusia berdasarkan kepentingan.

Sekularis-kapitalis telah menetapkan bahwa politik tidak peduli halal-haram.
Karenanya, sangatlah wajar jika hari ini, saat hidup diatur oleh republik sehingga kita selalu latah dalam ber-republik, selalu menghasilkan kekecewaan demi kekecewaan. Saat figur yang diharapkan membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, malah lebur dan hilang ditelan oleh hingar bingar republik yang sangat halusinatif.

Entah sampai kapan manusia tetap berharap pada republik yang selalu dan senantiasa menorehkan luka pada banyak manusia yang banyak berharap pada perubahan nasib hidup yang saat ini dirasakan dan realitasnya sangat sempit.

Karenanya, saatnya manusia berpikir dan menilai apakah akan tetap menjadi pejuang republik  yang terbukti gagal ataukah akan kembali pada jati dirinya sebagai manusia yang selalu merasa butuh dan merasa berkewajiban untuk mengambil petunjuk berdasarkan tuntunan wahyu Allah SWT, Tuhan semesta alam.

Seluruh keputusan ada di tangan manusia itu sendiri. Tersebab, melanggengkan republik berarti melanggengkan pengkhianatan, tidak membawa kebaikan dan jauh dari keberkahan hidup.
Bacaan: Ayu Mela Yulianti, SPt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam