Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 27 Oktober 2018

NU MOHON MAAF atau FINISH ?



Artikel 212 :

NU MOHON MAAF atau FINISH ?
Oleh : Mujahid 212

Gelombang "Aksi Bela Tauhid" semakin meluas, bahkan diperkirakan akan "lebih panjang jilidnya dan lebih besar efeknya" dibanding Aksi Bela Islam, krn posisi masalahnya "lebih gawat" dari Masalah Ahok.

Kasus Ahok hanya "arogansi verbal", sdg Masalah Pembakaran Bendera Tauhid oleh Banser Ansor NU merupakan "arogansi verbal dan anarkisme fisik" sekaligus.

Ditambah lagi baik PBNU maupun Ansor dan Bansernya "ngotot" tdk mau minta maaf, dg dalih yg dibakar adalah Bendera HTI, walau pun tdk ada tulisan HTI di bendera tsb, yg kemudian "diaminkan" oleh polisi.

Dan justru mereka "semakin ngotot" utk menyalahkan pihak yg memprotesnya, krn yakin bhw "kejahatan" mereka sebesar apa pun akan "diamankan" oleh polisi.

Polisi akan selalu "mengaminkan dan mengamankan" sikap NU beserta Ansor dan Bansernya, krn sebenarnya "program memuakkan" yg selama ini dijalankan mereka adalah "Order" dari Rezim yg harus dikawal polisi.

Orang No 1 di Polri disebut-sebut pernah menawarkan orang No 1 di FPI utk ikut dlm program "Rezim Order" tsb, tp ditolak mentah-mentah oleh FPI.

Dan Bos Polri tsb pernah "keceplosan" bicara dlm suatu forum diskusi di Jakarta bhw dia yg "gerakkan" Banser utk persekusi dan bubarkan pengajian HTI di Surabaya dan beberapa tempat lainnya di Jawa Timur . Dan pengakuan keceplosan tsb jauh sebelum HTI dibubarkan.

Itulah sebabnya sejak TK memimpin Polri, mk Polisi tdk lagi punya malu utk lindungi "SI BEJAT" walau harus korbankan "SI TAAT".

Dalam Kasus Pembakaran Bendera Tauhid di Garut, Polisi ingin "Lindungi" Banser NU yg membakar, lalu dicarilah gantinya yg "merekam dan menshare", ternyata Banser NU juga yg harus dilindungi.

Akhirnya dicari orang yg bawa Bendera Tauhid utk "dikambing- hitamkan", ternyata Santri Pesantren NU yg ikut acara Hari Santri Nasional yg digelar NU dan dijaga Banser di Garut.

Oh kasihannya ... , "tragis" betul nasib Santri NU di Hari Santri Nasional dijadikan "Kambing Hitam" krn cintanya kpd Bendera Rasulullah SAW, dan itu pun hanya utk melindungi segerombolan Banser yg membakar Bendera Nabi SAW sambil bertepuk-tangan gembira.

"Astaghfirullaahal 'Azhiim ..."

Selain itu, Ansor dan Banser NU juga sangat "angkuh dan sombong" menantang umat Islam, krn merasa "besar dan kuat", serta yakin dilindungi "Rezim Zalim".

Konyolnya, "Preman Murahan" sekelas gus nuril dan abu janda dan gunli ikut memperkeruh suasana dg Kebodohan dan Keidiotannya.

Si gus nuril dg garang "mengancam" massa Aksi Bela Tauhid dg massa NU yg diklaimnya berjumlah "97 juta" orang. Entah kapan sensusnya dan bgmn cara menghitungnya ? Kalau pun jumlahnya benar, apa dia pikir warga NU setuju dg Pembakaran Bendera Tauhid ?? Apa dia pikir warga NU mau diadu-domba dg Umat Islam yg lainnya ???

Fakta di lapangan "banyak sekali" Kyai dan Santri dan Warga NU yg cinta Bendera Tauhid, bahkan siap mati utk Kalimat Tauhid. "Alhamdulillaah ... "

Sementara abu janda "melecehkan" Bendera Tauhid sbg "Bendera Hitam dg Tulisan Asing yg harus disingkirkan "

Sdg si gunli yg hidungnya pernah patah lantaran bela Aliran Sesat Ahmadiyah "memfitnah" HRS beri instruksi pasang Bendera HTI, padahal semua orang tahu, bahkan sampai anak kecil pun tahu bhw "Instruksi HRS pasang Bendera Tauhid bukan Bendera HTI".

Lucunya, si gunli tantang HRS pasang Bendera Tauhid di Saudi, padahal seluruh Dunia tahu, bahkan sampai orang buta pun tahu bhw "Bendera Saudi adl Bendera Tauhid" berwarna hijau dg tulisan putih Kalimat Tauhid dan di bawahnya sebuah pedang lurus.

Kasihan, ternyata "Tiga Sekawan Idiot" tsb di atas telah kronis mengalami "Keterbelakangan Intelektual" alias "Bahlul Murokkab".

Lebih parahnya lagi, segelintir "Oknum" Kyai NU alih-alih menegur Ansor dan Bansernya yg membakar Bendera Tauhid, malah justru sibuk mencarikan "Dalil Pembenaran".

Banyak Tokoh meyakini bhw tdk ada yg bisa menghentikan "Aksi Bela Tauhid", kecuali "SAS dan YQ" (Ketum PBNU dan Ketum GP Ansor/Banser ) minta maaf dan mengakui kesalahan nya selama ini, dlm membina Ansor dan Bansernya, shg mereka "Liar" sering mempersekusi Ulama dan Da'i, menghina Habaib dan mengarab-arabkan Syariat, menurunkan dan menyita Ikat Kepala dan Bendera bertuliskan Kalimat Tauhid, hingga puncaknya Pembakaran Bendera Tauhid di Garut.

"SAS dan YQ" harus scr jantan mengaku salah dan minta maaf, serta komitmen utk tdk mengulangi semua "perilaku memuakkan" yg selama ini menjadi "Ciri Mereka".

Jika "SAS dan YQ" berkeras dg sikap "songong" nya, maka Para Ulama dan Sepuh NU harus berani "menyingkirkan" SAS dan YQ utk "menyelamatkan NU" beserta Ansor dan Bansernya.

Atau kalau tidak, maka mungkin NU akan finish di tangan "Anak-Anak Durhaka" nya.

Wallaahu A'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam