Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 24 September 2018

Nasihat Bagi Pembenci Khilafah Dan Kalimat Tauhid



LENTERA KEBANGKITAN

Nasihat Bagi Pembenci Khilafah Dan Kalimat Tauhid

Khilafah dan Kalimat Tauhid adalah ajaran Islam bahkan bagian integral dari Islam. Kalimat Tauhid adalah inti dari ajaran Islam dan Khilafah adalah mahkota kewajiban yang notabene adalah representasi Islam kaffah yang merupakan tuntutan dari Akidah Tauhid Islam.

Sebab, dengan tegaknya Khilafah seluruh hukum-hukum Islam (Syariah Islam) bisa dengan sempurna diterapkan dan dibumikan secara kaffah dalam segala aspek kehidupan khususnya dalam mu'amalah seperti ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, kesehatan, hukum, peradilan, persanksian, pertahanan dan keamanan.

Khilafah pun adalah ajaran Ahlussunnah Wal Jama'ah dan sejatinya Khilafah pun berasaskan atau berdiri di atas Akidah Tauhid Islam bahkan tegaknya Khilafah pun merupakan puncak Tauhid.

Oleh karena itulah, jika seseorang yang mengaku Muslim tapi ia berani membenci, memusuhi, mempersekusi, dan mengkriminalisasi ajaran Islam perihal Khilafah dan Kalimat Tauhid, maka patut dipertanyakan ketauhidannya atau keimanannya dan keislamannya tersebut.

Karena itulah, jika anda masih bertauhid atau masih punya iman dan masih punya akal sehat, serta masih punya hati nurani, dan masih merasa Muslim maka baca dan renungkanlah QS. An-Nisaa ayat 97 ini:

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلآئِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُواْ فِيمَ كُنتُمْ قَالُواْ كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأَرْضِ قَالْوَاْ أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُواْ فِيهَا فَأُوْلَـئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءتْ مَصِيرًا

"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?" Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?" Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. an-Nisaa': 97)

Asbabun Nuzul ayat tersebut:

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Yazid Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Haiwah dan lainnya; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdur Rahman Abul Aswad yang menceritakan, "Telah diputuskan untuk mengirimkan suatu pasukan terhadap penduduk Madinah, lalu aku mendaftarkan diri pada pasukan itu.
Aku bersua dengan Ikrimah maula Ibnu Abbas, lalu aku ceritakan hal tersebut kepadanya. Dia melarangku melakukan hal tersebut dengan larangan yang keras. Lalu ia berkata, “Telah menceritakan kepadaku Ibnu Abbas, bahwa dahulu ada sejumlah kaum muslim bersama-sama kaum musyrik memperkuat pasukan mereka di masa Rasulullah Saw.
Maka ada anak panah yang meluncur dan mengenai seseorang dari kaum muslim yang bergabung dengan pasukan kaum musyrik itu, lalu ia mati terbunuh, atau terpukul lehernya oleh pedang hingga mati. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri (QS. An-Nisa: 97)." Al-Lais meriwayatkannya melalui Abul Aswad.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Mansur Ar-Ramadi, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad (yakni Az-Zubairi), telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Syarik Al-Makki, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Dinar dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa dahulu ada suatu kaum dari kalangan penduduk Mekkah.
Mereka menyembunyikan keislamannya. Tetapi kaum musyrik memaksa mereka berangkat berperang dalam Perang Badar bersama-sama mereka, lalu ada sebagian dari mereka yang gugur. Maka orang-orang muslim berkata, "Mereka yang gugur di antaranya terdapat sahabat-sahabat kita, yaitu kaum muslim; mereka dipaksa mengikuti perang." Akhirnya mereka memintakan ampun buat mereka yang gugur.
Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri." (QS. An-Nisa: 97), hingga akhir ayat. Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, "Lalu dikirimkan surat kepada orang-orang muslim yang tersisa berisikan ayat ini, dan dikatakan kepada mereka bahwa tiada uzur yang dapat diterima dari mereka." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, "Kemudian kaum muslim yang tersisa (di Mekah) itu keluar, tetapi mereka dikejar oleh kaum musyrik, lalu kaum musyrik memberi mereka perlindungan. Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya: “Di antara manusia ada yang mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah” (QS. Al-Baqarah: 8), hingga akhir ayat."

Ikrimah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sejumlah pemuda dari kalangan kabilah Quraisy yang mengakui dirinya telah masuk Islam di Mekkah, antara lain ialah Ali ibnu Umayyah ibnu Khalaf, Abu Qais ibnul Walid ibnul Mugirah, Abu Mansur ibnul Hajjaj, dan Al-Haris ibnu Zam'ah.
Ad-Dahhak mengatakan, ayat ini diturunkan berkenaan dengan sejumlah orang dari kaum munafik yang tidak ikut berperang bersama Rasulullah Saw. di Mekkah, tetapi mereka keluar bersama-sama pasukan kaum musyrik dan memihak kepada mereka dalam Perang Badar, lalu di antara mereka ada yang mati dalam peperangan tersebut.

Maka turunlah ayat yang mulia ini, yang maknanya umum mencakup semua orang yang bermukim di tengah-tengah kaum musyrik, padahal mereka mampu melakukan hijrah, namun mereka tidak dapat menegakkan agamanya; maka dia adalah orang yang menganiaya kepada dirinya sendiri dan dinilai sebagai orang yang berbuat dosa besar menurut kesepakatan umat dan menurut nas ayat ini, karena Allah SWT telah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri.” (QS. An-Nisa: 97) Yakni karena ia tidak mau berhijrah ke Madinah. “(kepada mereka) malaikat berkata, "Dalam keadaan bagaimanakah kalian ini?" (QS. An-Nisa: 97) Dengan kata lain, mengapa kalian tinggal di Mekah dan tidak mau hijrah ke Madinah? Mereka menjawab, "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah) ini.” (QS. An-Nisa: 97) Maksudnya, kami tidak mampu keluar meninggalkan negeri ini, tidak mampu pula bepergian keluar meninggalkannya. Para malaikat berkata, "Bukankah bumi Allah itu luas?" (QS. An-Nisa: 97), hingga akhir ayat.

قَالَ أَبُو دَاوُدَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ دَاوُدَ بْنِ سُفْيَانَ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ، أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى أَبُو دَاوُدَ، حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سَعْدِ بْنِ سمرة بن جندب، حدثني خبيب بن سليمان، عَنْ أَبِيهِ سُلَيْمَانَ بْنِ سَمُرَةَ، عَنْ سَمُرَةَ بن جندب: أما بعد، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ جَامَعَ الْمُشْرِكَ وَسَكَنَ مَعَهُ فَإِنَّهُ مِثْلُهُ "

Imam Abu Dawud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Daud ibnu Sufyan, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Hissan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Musa (yaitu Abu Daud), telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Sa'd ibnu Samurah ibnu Yazid, telah menceritakan kepadaku Habib ibnu Sulaiman, dari ayahnya, dari Sulaiman ibnu Samurah, dari Samurah ibnu Jundub. Amma Ba'du, Rasulullah Saw. telah bersabda:

"Barangsiapa yang bergabung dengan orang musyrik dan tinggal bersamanya, maka sesungguhnya ia sama dengannya."

As-Saddi mengatakan, "Tatkala Al-Abbas, Uqail, dan Naufal ditawan, maka Rasulullah Saw. berkata kepada Al-Abbas: “Tebuslah dirimu dan anak saudaramu!” Al-Abbas berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah kami shalat menghadap ke kiblatmu dan mengucapkan syahadatmu?” Rasulullah Saw. bersabda: “Hai Abbas, sesungguhnya kalian melawan, maka kalian dilawan.” Kemudian Rasulullah Saw. membacakan kepadanya ayat ini, yaitu firman-Nya: “Bukankah bumi Allah itu luas?” (QS. An-Nisa: 97), hingga akhir ayat." Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.

Semoga anda para pembenci ajaran Islam perihal Khilafah dan Kalimat Tauhid serta yang suka mempersekusi, mengkriminalisasi dan suka bubarin pengajian tidak bernasib sama dengan orang-orang yang mengaku Islam tapi justru turut membela dan membantu memperbesar jumlah pasukan kafir Quraish dalam memerangi Rasulullah Saw. dan pasukan kaum Muslim pada saat perang Badar tersebut. Maka, bertaubatlah sebelum Malaikat Maut menjemput nyawa anda...!!!

Semoga Allah SWT memberikan rahmah, taufiq dan hidayah-Nya kepada anda sekalian. Aaamiin.

Wallahu a'lam bish shawab. []  

#2019TetapWaspada
#KhilafahAjaranIslam
#KhilafahPuncakTauhid
#KhilafahAdalahSolusi []

@Zakariya al-Bantany

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam