LENTERA KEBANGKITAN
Nasihat Bagi Pembenci Khilafah
Dan Kalimat Tauhid
Khilafah dan Kalimat
Tauhid adalah ajaran Islam bahkan bagian integral dari Islam. Kalimat Tauhid
adalah inti dari ajaran Islam dan Khilafah adalah mahkota kewajiban yang
notabene adalah representasi Islam kaffah yang merupakan tuntutan dari Akidah
Tauhid Islam.
Sebab, dengan tegaknya
Khilafah seluruh hukum-hukum Islam (Syariah Islam) bisa dengan sempurna
diterapkan dan dibumikan secara kaffah dalam segala aspek kehidupan khususnya
dalam mu'amalah seperti ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, kesehatan,
hukum, peradilan, persanksian, pertahanan dan keamanan.
Khilafah pun adalah
ajaran Ahlussunnah Wal Jama'ah dan sejatinya Khilafah pun berasaskan atau
berdiri di atas Akidah Tauhid Islam bahkan tegaknya Khilafah pun merupakan
puncak Tauhid.
Oleh karena itulah,
jika seseorang yang mengaku Muslim tapi ia berani membenci, memusuhi,
mempersekusi, dan mengkriminalisasi ajaran Islam perihal Khilafah dan Kalimat
Tauhid, maka patut dipertanyakan ketauhidannya atau keimanannya dan
keislamannya tersebut.
Karena itulah, jika
anda masih bertauhid atau masih punya iman dan masih punya akal sehat, serta
masih punya hati nurani, dan masih merasa Muslim maka baca dan renungkanlah QS.
An-Nisaa ayat 97 ini:
إِنَّ
الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلآئِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُواْ فِيمَ
كُنتُمْ قَالُواْ كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأَرْضِ قَالْوَاْ أَلَمْ تَكُنْ
أَرْضُ اللّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُواْ فِيهَا فَأُوْلَـئِكَ مَأْوَاهُمْ
جَهَنَّمُ وَسَاءتْ مَصِيرًا
"Sesungguhnya
orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri,
(kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu
ini?" Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di
negeri (Mekah)." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu
luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?" Orang-orang itu
tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali."
(QS. an-Nisaa': 97)
Asbabun Nuzul ayat
tersebut:
Imam Bukhari
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Yazid Al-Muqri, telah
menceritakan kepada kami Haiwah dan lainnya; keduanya mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdur Rahman Abul Aswad yang
menceritakan, "Telah diputuskan untuk mengirimkan suatu pasukan terhadap
penduduk Madinah, lalu aku mendaftarkan diri pada pasukan itu.
Aku bersua dengan
Ikrimah maula Ibnu Abbas, lalu aku ceritakan hal tersebut kepadanya. Dia
melarangku melakukan hal tersebut dengan larangan yang keras. Lalu ia berkata,
“Telah menceritakan kepadaku Ibnu Abbas, bahwa dahulu ada sejumlah kaum muslim
bersama-sama kaum musyrik memperkuat pasukan mereka di masa Rasulullah Saw.
Maka ada anak panah
yang meluncur dan mengenai seseorang dari kaum muslim yang bergabung dengan
pasukan kaum musyrik itu, lalu ia mati terbunuh, atau terpukul lehernya oleh
pedang hingga mati. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: “Sesungguhnya
orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri (QS.
An-Nisa: 97)." Al-Lais meriwayatkannya melalui Abul Aswad.
Ibnu Abu Hatim
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Mansur Ar-Ramadi, telah
menceritakan kepada kami Abu Ahmad (yakni Az-Zubairi), telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Syarik Al-Makki, telah menceritakan kepada kami Amr
ibnu Dinar dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa dahulu ada
suatu kaum dari kalangan penduduk Mekkah.
Mereka menyembunyikan
keislamannya. Tetapi kaum musyrik memaksa mereka berangkat berperang dalam
Perang Badar bersama-sama mereka, lalu ada sebagian dari mereka yang gugur.
Maka orang-orang muslim berkata, "Mereka yang gugur di antaranya terdapat
sahabat-sahabat kita, yaitu kaum muslim; mereka dipaksa mengikuti perang."
Akhirnya mereka memintakan ampun buat mereka yang gugur.
Maka turunlah ayat
ini, yaitu firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat
dalam keadaan menganiaya diri sendiri." (QS. An-Nisa: 97), hingga akhir
ayat. Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, "Lalu dikirimkan surat kepada orang-orang
muslim yang tersisa berisikan ayat ini, dan dikatakan kepada mereka bahwa tiada
uzur yang dapat diterima dari mereka." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya,
"Kemudian kaum muslim yang tersisa (di Mekah) itu keluar, tetapi mereka
dikejar oleh kaum musyrik, lalu kaum musyrik memberi mereka perlindungan. Maka
turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya: “Di antara manusia ada yang mengatakan
bahwa kami beriman kepada Allah” (QS. Al-Baqarah: 8), hingga akhir ayat."
Ikrimah mengatakan
bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sejumlah pemuda dari kalangan
kabilah Quraisy yang mengakui dirinya telah masuk Islam di Mekkah, antara lain
ialah Ali ibnu Umayyah ibnu Khalaf, Abu Qais ibnul Walid ibnul Mugirah, Abu
Mansur ibnul Hajjaj, dan Al-Haris ibnu Zam'ah.
Ad-Dahhak mengatakan,
ayat ini diturunkan berkenaan dengan sejumlah orang dari kaum munafik yang
tidak ikut berperang bersama Rasulullah Saw. di Mekkah, tetapi mereka keluar
bersama-sama pasukan kaum musyrik dan memihak kepada mereka dalam Perang Badar,
lalu di antara mereka ada yang mati dalam peperangan tersebut.
Maka turunlah ayat
yang mulia ini, yang maknanya umum mencakup semua orang yang bermukim di
tengah-tengah kaum musyrik, padahal mereka mampu melakukan hijrah, namun mereka
tidak dapat menegakkan agamanya; maka dia adalah orang yang menganiaya kepada
dirinya sendiri dan dinilai sebagai orang yang berbuat dosa besar menurut
kesepakatan umat dan menurut nas ayat ini, karena Allah SWT telah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya
diri sendiri.” (QS. An-Nisa: 97) Yakni karena ia tidak mau berhijrah ke
Madinah. “(kepada mereka) malaikat berkata, "Dalam keadaan bagaimanakah
kalian ini?" (QS. An-Nisa: 97) Dengan kata lain, mengapa kalian tinggal di
Mekah dan tidak mau hijrah ke Madinah? Mereka menjawab, "Adalah kami
orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah) ini.” (QS. An-Nisa: 97) Maksudnya,
kami tidak mampu keluar meninggalkan negeri ini, tidak mampu pula bepergian
keluar meninggalkannya. Para malaikat berkata, "Bukankah bumi Allah itu
luas?" (QS. An-Nisa: 97), hingga akhir ayat.
قَالَ
أَبُو دَاوُدَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ دَاوُدَ بْنِ سُفْيَانَ، حَدَّثَنِي
يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ، أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى أَبُو دَاوُدَ،
حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سَعْدِ بْنِ سمرة بن جندب، حدثني خبيب بن سليمان، عَنْ
أَبِيهِ سُلَيْمَانَ بْنِ سَمُرَةَ، عَنْ سَمُرَةَ بن جندب: أما بعد، قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ جَامَعَ
الْمُشْرِكَ وَسَكَنَ مَعَهُ فَإِنَّهُ مِثْلُهُ "
Imam Abu Dawud
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Daud ibnu Sufyan,
telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Hissan, telah menceritakan kepada kami
Sulaiman ibnu Musa (yaitu Abu Daud), telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu
Sa'd ibnu Samurah ibnu Yazid, telah menceritakan kepadaku Habib ibnu Sulaiman,
dari ayahnya, dari Sulaiman ibnu Samurah, dari Samurah ibnu Jundub. Amma Ba'du,
Rasulullah Saw. telah bersabda:
"Barangsiapa yang
bergabung dengan orang musyrik dan tinggal bersamanya, maka sesungguhnya ia
sama dengannya."
As-Saddi mengatakan,
"Tatkala Al-Abbas, Uqail, dan Naufal ditawan, maka Rasulullah Saw. berkata
kepada Al-Abbas: “Tebuslah dirimu dan anak saudaramu!” Al-Abbas berkata, “Wahai
Rasulullah, bukankah kami shalat menghadap ke kiblatmu dan mengucapkan syahadatmu?”
Rasulullah Saw. bersabda: “Hai Abbas, sesungguhnya kalian melawan, maka kalian
dilawan.” Kemudian Rasulullah Saw. membacakan kepadanya ayat ini, yaitu
firman-Nya: “Bukankah bumi Allah itu luas?” (QS. An-Nisa: 97), hingga akhir
ayat." Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Semoga anda para
pembenci ajaran Islam perihal Khilafah dan Kalimat Tauhid serta yang suka
mempersekusi, mengkriminalisasi dan suka bubarin
pengajian tidak bernasib sama dengan orang-orang yang mengaku Islam tapi justru
turut membela dan membantu memperbesar jumlah pasukan kafir Quraish dalam
memerangi Rasulullah Saw. dan pasukan kaum Muslim pada saat perang Badar
tersebut. Maka, bertaubatlah sebelum Malaikat Maut menjemput nyawa anda...!!!
Semoga Allah SWT
memberikan rahmah, taufiq dan hidayah-Nya kepada anda sekalian. Aaamiin.
Wallahu a'lam bish shawab. []
#2019TetapWaspada
#KhilafahAjaranIslam
#KhilafahPuncakTauhid
#KhilafahAdalahSolusi
[]
@Zakariya al-Bantany
Tidak ada komentar:
Posting Komentar