Mayoritas penduduk
Indonesia Muslim, tetapi kehidupan dalam bernegara termasuk dalam tata kelola
ekonominya menggunakan kapitalisme. Walhasil, negeri yang kaya sumber daya alam
ini kini di ambang krisis.
Benarkah
kapitalisme penyebab utama krisis yang terjadi di Indonesia?
Benar, buktinya krisis
ini terus berulang siapapun rezimnya karena sistem yang diterapkan adalah
sistem ekonomi kapitalis. Sejak
Indonesia merdeka sampai saat ini sistem ekonomi yang dijalankan sama yaitu
sistem ekonomi kapitalis.
Apa
indikasinya bahwa kapitalisme yang tengah diterapkan negeri ini?
Indikasinya banyak
sekali, hampir semua kebijakan ekonomi saat ini berbasis kapitalis.
Apa
saja itu?
Menurut saya ada 5
poin dan ini menjadi pemicu terjadinya krisis ekonomi secara sistemik.
Pertama,
perbankan dengan sistem ribawi.
Kedua,
semakin masifnya sosialisasi pasar modal yang memunculkan sektor non-riil dalam
perekonomian. Saat ini hampir di setiap kampus ada pojok bursa efek.
Ketiga,
pemerintah semakin tergantung kepada utang luar negeri dalam membiayai
pembangunan.
Keempat,
uang yang beredar tidak menggunakan emas dan perak atau uang yang beredar tidak
di-back up oleh emas dan perak.
Yang kelima,
dan ini yang semakin masif pada pemerintahan Jokowi adalah privatisasi atau
menyerahkan pengelolaan sumber daya alam kepada pihak swasta.
Apa
dampak dari penerapan kapitalisme tersebut?
Dampaknya dari
penerapan kapitalis tersebut adalah krisis yang terus berulang dan menjadi siklus dalam perekonomian
yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis. Perbankan sistem ribawi dan masifnya
pasar modal menghasilkan fenomena ekonomi balon, tumbuh tapi hanya menghasilkan
gelembung ekonomi yang setiap saat bisa meletus menjadi krisis.
Utang menyebabkan
kedaulatan ekonomi dan politik negara ini tergadai kepada kepentingan para kapitalis, uang
yang tidak berdasarkan emas dan perak menyebabkan uang rupiah terpuruk bahkan
tidak ada nilainya di hadapan mata uang dolar Amerika. Kondisi ini diperparah
dengan monopoli terhadap SDA dan barang yang menjadi hajat hidup orang banyak
seperti BBM dan air akibat liberalisasi dan privatisasi yang dilakukan rezim
kapitalis ini.
Akhirnya semua itu
menyebabkan semakin
bertambahnya orang miskin dan kelaparan.
Apa
solusi Islam dari kelima indikasi masalah tersebut?
Poin pertama dan kedua
itu dalam Islam berhubungan dengan riba, dan dalam sistem ekonomi Islam, riba
secara tegas dan pasti dilarang untuk dilakukan baik oleh rakyat maupun
penguasa, bahkan ancamannya luar biasa sampai diperintahkan untuk diperangi
bagi mereka yang tidak mau menghentikan riba.
Tafsir Ibnu Kasir
menyebutkan pendapat Ibnu Abbas ketika menanggapi ayat Al-Qur’an tentang riba.
Abdullah bin Abbas mengatakan: ”Siapa saja yang masih tetap mengambil riba dan
tidak mau meninggalkannya, maka telah menjadi kewajiban bagi imam (khalifah) untuk
menasihati orang-orang tersebut. Akan tetapi kalau mereka masih tetap membandel
maka seorang imam dibolehkan untuk memenggal lehernya/ dihukum mati.” (Lihat:
Tafsir Ibnu Katsir, jilid I hlm.331).
Di sisi
lain, dosa riba itu juga ancaman sangat keras, sebagaimana disebutkan dalam
salah satu hadits. Rasulullah ﷺ bersabda: "Riba itu mempunyai 73 macam.
Sedangkan (dosa) yang paling ringan (dari bermacam-macam riba itu) adalah
seperti seseorang menzinai ibu kandungnya sendiri.” (HR. Al Hakim).
Apa
dampaknya kalau riba dan pasar modal dilarang?
Kalau riba dan pasar
modal itu dilarang, dampaknya sangat signifikan terhadap ekonomi yaitu akan
menggerakkan sektor riil, pengangguran akan teratasi sehingga ekonomi akan
tumbuh dan sehat.
Utang luar negeri yang
diberikan oleh negara-negara kapitalis selain berbunga juga merupakan alat
penjajahan baru yang digunakan oleh negara-negara kreditor untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan. Karena itu Islam mengharamkan utang luar negara.
Mengapa?
Fakta menunjukkan
negara yang sudah terjerat utang sulit untuk bisa membayar, akhirnya itu semua
menjadi alat untuk
memaksakan kebijakan ekonomi dan politik yang menguntungkan para
kapitalis seperti pencabutan berbagai subsidi. Utang juga penyebab terjadinya
krisis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika karena pada saat jatuh tempo
permintaan terhadap dolar naik sehingga nilai rupiah melemah.
Faktor berikutnya yang
menjadi penyebab krisis adalah terkait dengan uang kertas atau fiat money, Islam mewajibkan uang itu harus
emas dan perak. Dengan uang berbasis emas dan perak ini selain nilainya stabil
juga menghilangkan problem krisis nilai tukar karena semua mata uang nilainya
sama.
Bagaimana
dengan privatisasi dan monopoli SDA?
Sumber daya alam yang
merupakan hajat hidup orang banyak seperti air dan BBM, barang tambang lainnya
yang hasilnyajuga melimpah, ya wajib dikelola oleh negara, haram diserahkan ke
swasta atau diprivatisasi.
Karena dalam pandangan
Islam, sumber daya alam yang termasuk milik umum sepert air, api (sumber api/
energi), padang rumput, hutan dan barang tambang harus dikelola hanya oleh
negara yang hasilnya harus dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk barang yang
murah atau subsidi untuk kebutuhan primer semisal, pangan, pendidikan,
kesehatan, dan fasilitas umum termasuk infrastruktur.
Andai semua sumber
daya alam yang ada di Indonesia dikelola secara benar sesuai dengan syariat
oleh negara Islam, niscaya kemakmuran akan melingkupi seluruh masyarakat di
Indonesia. Dana yang didapat bisa digunakan untuk membangun infrastruktur,
membiayai kesehatan dan pendidikan secara cuma-cuma serta berbagai keperluan
lainnya.
Apakah
solusi-solusi tersebut dapat diterapkan dalam sistem demokrasi?
Mungkin sebagian kecil
bisa tapi tetap tidak bisa optimal. Karena demokrasi dan kapitalisme
seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan.
Mengapa?
Karena demokrasi dan kapitalis itu satu
paket, yang terpancar dari akidah sekularisme. Demokrasi sistem
politiknya, kapitalis sistem ekonominya.
Lantas,
apa yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar solusi-solusi Islam tersebut
dapat diterapkan dengan baik dan benar?
Harus ada perubahan
yang mendasar baik sistem maupun orangnya, makanya yang harus kita lakukan
ganti pemimpin dan juga sistemnya. Maka kampanye yang harus kita usung itu
adalah ganti rezim dan
sistem dengan sistem Islam yang kaffah.
Caranya?
Perubahan itu akan
terjadi kalau ada tiga syarat terpenuhi.
Pertama,
masyarakat dan tokoh-tokoh serta ahlu quwwah
atau militer menyadari bahwa sistem demokrasi kapitalis ini sistem yang rusak
dan merusak.
Kedua,
masyarakat, tokoh dan militer memahami sistem penggantinya yaitu sistem Islam.
Ketiga,
ada kelompok dakwah yang terorganisasi dengan baik yang memahami dua hal itu
dan terus-menerus melakukan dakwah dan pengkaderan sampai terjadi pergantian
dari sistem demokrasi-kapitalis menjadi sistem Islam yang kaffah.
Bacaan: Tabloid Media
Umat edisi 222
Tidak ada komentar:
Posting Komentar