Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 22 Juni 2018

Partai Allah Pasti Menang, Partai Setan Pasti Kalah



Kembali pernyataan Amien Rais menimbulkan kegerahan kelompok liberal-sekuler. Tokoh reformasi dan aksi 212 ini, menyinggung kriteria Partai Allah yang menang dan Partai Setan yang pasti kalah, dalam sebuah acara keagamaan di Mampang Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Kecebong pun blingsatan dan mengadukan pernyataan tersebut kepada aparat kepolisian dengan tudingan ujaran kebencian. Kalau dengan ucapan itu, Amien diperkarakan secara hukum, maka pandangan bahwa kepolisian menjadi alat politik rezim berkuasa yang anti Islam, akan makin menguat.

Kategori partai Allah (hizbullah) dan partai setan (hizbusyaithan) jelas ada dalam Al-Qur’an. Antara lain dalam surat Al-Mujadilah. Dari ayat 14-19 dijelaskan karakteristik partai setan. Antara lain adalah mereka yang menjadikan orang yang dimurkai Allah sebagai teman, suka berbohong, bersumpah untuk menguatkan kebohongan dan menghalangi manusia dari jalan Allah. Mereka itu dikuasai setan, hingga lupa mengingat Allah, bahkan menentang Allah dan Rasul-Nya. Mereka ini oleh Allah SWT disebut sebagai orang yang hina, merugi dan pasti kalah.

Karena ini merupakan ayat Al-Qur’an dari Allah SWT, sudah seharusnya yang mendengar tidak perlu marah, apalagi yang menyerukannya dikriminalisasi dengan tudingan ujaran kebencian. Karakteristik mereka yang masuk dalam hizbusyaithan ini bisa menimpa siapa saja. Termasuk partai yang mengklaim berasas Islam atau menggunakan simbol Islam.

Fakta sejarah politik sejak zaman Orde Lama hingga kini menunjukkan keberadaan partai setan dengan sifat-sifat di atas memang ada. Ada partai yang dengan getolnya memperjuangkan calon pemimpin yang jelas-jelas kafir yang diharamkan oleh Islam. Ada pula partai yang sangat anti Islam, alergi terhadap perjuangan syariah Islam yang sesungguhnya berasal dari Allah SWT. Dengan berbagai cara partai tersebut menghalangi umat Islam untuk memperjuangkan aspirasi syariah Islam yang sesungguhnya memberikan kebaikan bagi negeri ini. Tidak hanya itu mereka dengan kekuasaan yang ada melakukan kriminalisasi dengan tudingan yang penuh fitnah seperti mengancam negeri, memecah-belah dan menyulut konflik.

Partai setan ini juga menggunakan politik adu-domba dan belah-bambu untuk melemahkan umat Islam. Menggunakan lisan ulama yang satu untuk menyerang ulama yang lain. Mengangkat dan memuji satu kelompok Islam dengan menjatuhkan kelompok Islam yang lain.

Lebih berbahaya Iagi, karakteristik partai setan ini suka berbohong dan menipu. Membangun citra seolah menyebarkan kebaikan dan menjaga negeri ini, padahal mereka adalah orang-orang yang menghancurkan negeri ini. Elit-elit politiknya bersekutu dengan negara-negara imperialis untuk membuat undang-undang dan kebijakan yang menghancurkan negeri ini, menyengsarakan rakyat. Lewat elit-elit politik mereka, lahir berbagai UU yang memberikan jalan bagi negara-negara asing imperialis baik dari Barat maupun Timur untuk merampok kekayaan negeri ini. Sementara rakyatnya hidup menderita. Di tangan mereka pula, atas nama demokrasi, negeri ini terancam disintegerasi.

Karakteristik partai setan ini, memang ingin menghancurkan negeri ini dengan menjauhkannya dari Islam. Mereka gencar melakukan sekularisasi dan liberalisasi politik maupun ekonomi Indonesia. Mereka menuding siapapun yang menggunakan agama dalam berpolitik sebagai pihak yang tidak rasional, mengatasnamakan agama, diskriminasi, anti kebhinekaan dan tudingan lainnya.

Padahal adalah sangat jelas dalam pandangan Islam, politik dan Islam tidak bisa dipisahkan. Politik akan dikuasai oleh orang-orang yang dikuasi setan dengan sistem yang tunduk kepada hawa nafsu manusia, kalau politik tidak berdasarkan Islam. Akibatnya, orang dan sistem yang jahat berkuasa, menghancurkan negeri ini.

Namun perlu diingat, kita juga mengecam pihak-pihak yang hanya memanfaatkan agama untuk syahwat politiknya. Sebatas menggunakan agama sebagai simbol dan membangun sentimen. Tidak sungguh-sungguh memperjuangkan Islam. Mereka hanya memanfaatkan agama dan ulama sebagai kuda tunggangan untuk meraih kekuasaan. Namun setelah berkuasa tidak menerapkan syariah Islam dan bahkan tidak berpihak pada Islam.

Yang dituntut oleh Islam, bukan hanya mendudukkan Muslim pada kursi kekuasaan, tapi bagaimana kekuasaan itu digunakan untuk menerapkan syariah Islam yang akan memberikan rahmat bagi setiap manusia, baik Muslim maupun non-Muslim. Sebab hanya dengan syariah Islam inilah, negeri ini akan selamat.

Yang dituntut oleh Islam adalah memperjuangkan syariah Islam secara totalitas, bukan hanya simbol atau sentimen. Tapi benar-benar diperjuangkan hingga syariah Islam bisa diterapkan oleh negara secara kaffah. Untuk itu dibutuhkan orang-orang yang masuk dalam kategori hizbullah (partai Allah) seperti tersebut dalam Al-Qur’an.

Dalam surat al-Mujadilah 22 disebutkan beberapa karekteristik mereka: beriman pada Allah dan hari akhirat, tidak saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah hizbullah (golongan Allah).

Dan yakinlah berdasarkan Al-Qur’an, partai Allah inilah yang akan menang dan meraih keuntungan dunia akhirat. Sementara partai setan dengan pengikutnya pasti kalah dan mendapat kerugian di dunia dan di akhirat. Tinggal kita memilih berjuang di mana. ”Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung." (TQS. Al-Mujadilah: 22). Allahu Akbar!

Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 218


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam