Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 25 Juni 2018

Islam Berantas LGBT Sampai ke Akarnya



Dari berbagai aspeknya, LGBT hanya menimbulkan masalah dan masalah saja. Tapi sistem yang berlaku seakan mati kutu. Lain cerita kalau sistemnya diganti dengan Islam. Dengan mudah LGBT bisa diberantas hingga ke akar-akarnya. Memang bagaimana Islam memberikan solusinya? Solusi Islam dari berbagai aspeknya terjawab tuntas dalam wawancara wartawan tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan Khadim Ma'had Syaraful Haramain KH Hafidz Abdurrahman. Berikut petikannya.

Bagaimana bisa, Indonesia yang mayoritas berpenduduk Muslim tetapi LGBT merajalela?

Maraknya LGBT tidak terlepas dari khitthah (strategi) penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara penjajah di negeri Muslim terbesar ini. Strategi ini melengkapi strategi lain, yang bertujuan untuk melemahkan ketahanan negeri Muslim terbesar ini, dengan merusak SDM-nya. Selain liberalisasi di bidang pemikiran, perilaku, politik dan ekonomi. Namun, strategi ini tidak akan berjalan, jika tidak ada kongkalikong di antara para agen penjajah, baik yang duduk di pemerintahan, NGO maupun yang lain.

Bagaimana tidak, Rusia saja, yang bukan negeri Muslim, melarang LGBT. Singapura, yang kehidupan sosialnya lebih liberal, juga melarang LGBT. Anehnya, Indonesia, yang mengakui lebih religius, berketuhanan, berkeadaban dan berperikemanusiaan, ternyata membolehkan perilaku menyimpang yang tidak dilakukan oleh hewan sekalipun. Di mana keadaban, bahkan perikemanusiaannya?

Selain itu, LGBT sebagai gerakan untuk membatasi jumlah penduduk bahkan telah diratifikasi, sebagai salah satu cara untuk menekan angka pertumbuhan penduduk yang terus bertambah mengikuti deret ukur. Sementara pertumbuhan ekonomi mengikuti deret hitung. Karena itu, gerakan ini benar-benar didukung oleh negara-negara penjajah, dengan mengatasnamakan HAM.

Lantas baqaimana Islam memberikan solusinya?

Islam sudah memberikan solusi masalah ini dengan tuntas dengan menurunkan syariah Islam, yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Termasuk bagaimana syariah Islam memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah seksual yang dialami oleh manusia, dengan benar (shahih) dan tidak janggal (ghair syadz). Itu hanya satu, yaitu dengan menikahi pasangan lawan jenis, pria dengan wanita.

Perlu dicatat, solusi yang digunakan oleh manusia untuk menyelesaikan masalah seksualnya, kadang ada yang salah (khatha'), seperti zina. Ada yang bukan saja salah, tetapi juga janggal (syadz), seperti sodomi, yang dipraktikkan kaum Sodom.

Solusi Islam secara teknis?

Secara teknis, jangankan sebagai gerakan, gejala munculnya LGBT pun harus dicegah sejak dini. Karena, LGBT ini merupakan bentuk penyimpangan, bukan fitrah. Dimulai dari pendidikan dan pembiasaan anak oleh orang tuanya. Misalnya, Nabi SAW mengajarkan, anak-anak, meski masih kecil, tidak boleh memakai sandal atau pakaian laki-laki bagi perempuan, atau sandal perempuan bagi laki-laki.
Tidak hanya itu, Nabi SAW menitahkan, agar sejak usia tujuh tahun, mereka dipisahkan tempat tidurnya. Laki dengan perempuan dipisahkan. Laki dengan laki pun harus dipisahkan ranjangnya. Begitu juga perempuan dengan perempuan. Ini semua bagian dari pendidikan dan pembiasaan anak sejak usia dini.
Jika sejak dini telah dibiasakan dan dididik sedemikian rupa, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat. Tidak mengalami penyimpangan perilaku.

Solusi Islam secara yuridis?

Secara yuridis, selain LGBT ini diharamkan, dan dianggap sebagai penyimpangan, maka LGBT ini harus ditindak, dan dibasmi hingga ke akar-akarnya. Mulai dari pembiasaan sejak dini, mindset hingga sanksi, semuanya ada dalam Islam. Ini bukti, bahwa Islam benar-benar menyelesaikan masalah ini hingga ke akar-akarnya.

Dalam konteks yuridis, ketika Islam menetapkan LGBT merupakan penyimpangan, Islam ielas mengharamkan. Tidak hanya itu, Islam juga memberlakukan sanksi yang keras dan tegas, yaitu dibunuh. Bahkan dengan cara yang sadis, karena dianggap ini merupakan tindakan yang menjijikkan, dan tak pantas dilakukan oleh manusia.

Solusi Islam secara filosofis?

Secara filosofis, LGBT jeIas merupakan penyimpangan dari fitrah manusia, karenanya justru melanggar HAM. Karena sehewan-hewannya hewan pun tak ada yang melakukannya, apalagi manusia. Karena itu, mindset bahwa ini merupakan penyimpangan fitrah, justru yang harus ditanamkan sejak dini, dan tidak boleh dimaklumi sehingga dianggap wajar. Menyatakan LGBT adalah fitrah, jelas merupakan penyesatan. Karena faktanya bukan.

Ketika, LGBT ini dinyatakan sebagai penyimpangan dalam Islam, maka hanya ada satu solusi dalam Islam, diberantas hingga ke akar-akarnya. Berbeda jika LGBT ini dianggap sebagai fitrah, maka solusinya tentu bukan diberantas tetapi dimaklumi bahkan dilindungi. Ini kesalahan filosofis. Kesalahan cara pandang dan perspektif dalam melihat LGBT ini.

Solusi Islam secara ideologis?

Secara ideologis, yaitu dari aspek fikrah dan thariqah, jika Islam diterapkan secara menyeluruh, maka penyimpangan seperti LGBT ini tidak ada dan berkembang seperti saat ini. Karena, ketika Islam diterapkan secara menyeluruh, mulai dari kehidupan individu, keluarga, masyarakat hingga negara, maka pencegahan dan penanggulangan terhadap penyimpangan seperti ini dengan mudah dilakukan.

Begitu juga, ketika Islam secara menyeluruh diterapkan sejak usia dini, anak-anak, remaja, dewasa hingga tua renta, maka pencegahan dan penanggulangan terhadap penyimpangan seperti ini juga dengan mudah bisa dilakukan.

Hanya saja, semuanya itu tidak mungkin diwujudkan, jika sistem yang dipraktikkan dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan negara bukan sistem Islam. Mempraktikkan sistem Islam secara menyeluruh dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan negara hanya bisa diwujudkan dalam Negara Khilafah.

Mengapa harus khilafah, apakah semua solusi tersebut tidak bisa ditegakkan dalam sistem pemerintahan lain?

Jelas tidak. Secara teknis, filosofis, yuridis hingga ideologis faktanya tidak bisa. Bahkan, yang lebih mengerikan, sebagaimana yang dinyatakan Dede Utomo (entah kebenarannya) ketika LGBT juga ada di pesantren yang notabene lembaga pendidikan Islam. Terlebih, ketika LGBT telah menjelma menjadi gerakan, yang berkolaborasi dengan agen penjajah di berbagai lini, secara bersama-sama melakukan penghancuran terhadap negeri kaum Muslim. Maka, satu-satunya solusi tuntas masalah ini adalah Islam yang diterapkan secara kaffah oleh khilafah. []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 211

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam