Berpuasa Satu, Dua, Empat, Lima,
Tujuh, Sembilan, Sebelas Hari Dalam Sebulan
Sebelumnya kita telah
membahas puasa tiga hari, puasa pada hari Senin-Kamis yang dalam sebulan
menjadi puasa delapan hari. Kita juga telah membahas puasa
selang sehari, yang dijumlahkan menjadi lima belas hari dalam sebulan.
Sekarang kita akan
meneliti lebih jauh, apa yang disebutkan dalam nash-nash tentang puasa dengan
jumlah hitungan lainnya dari setiap bulan.
1. Dari Abdullah bin Amr:
“Bahwa Rasulullah Saw.
berkata kepadanya: “Berpuasalah engkau satu hari, dan bagimu pahala sisa
harinya.” Dia berkata: Sesungguhnya aku mampu lebih dari itu. Beliau Saw.
berkata: “Berpuasalah dua hari, dan bagimu pahala sisa harinya.” Dia berkata:
Sesungguhnya aku mampu lebih dari itu. Beliau Saw. berkata: “Berpuasalah tiga
hari, dan bagimu pahala sisa harinya.” Dia berkata: Sesungguhnya aku mampu
lebih dari itu. Beliau Saw. berkata: “Berpuasalah empat hari, dan bagimu pahala
sisa harinya.” Dia berkata: Sesungguhnya aku mampu lebih dari itu. Beliau Saw.
berkata: “Lakukanlah puasa yang paling utama di sisi Allah, yakni puasa Dawud ‘alaihis salam, beliau berpuasa satu hari dan
berbuka satu hari.” (HR. Muslim [2742] dan an-Nasai)
2. Dari Abdullah bin Amr ra.:
“Bahwa diceritakan
kepada Rasulullah Saw. perkara puasaku, kemudian beliau Saw. pun mengunjungiku.
Aku menyodorkan bantal dari kulit yang isinya adalah rumput kering, tetapi
beliau Saw. duduk di atas tanah, sehingga bantal itu berada di tengah-tengah
antara aku dengannya. Lalu beliau Saw. bertanya: “Apa tidak cukup bagimu
berpuasa tiga hari dari setiap bulan?” Aku berkata: Ya, wahai Rasulullah.
Beliau Saw. bertanya: “Lima hari?” Aku berkata: Ya, wahai Rasulullah. Beliau
Saw. bertanya: “Tujuh hari?” Aku berkata: Ya, wahai Rasulullah. Beliau Saw.
bertanya: “Sembilan hari?” Aku berkata: Ya, wahai Rasulullah. Beliau Saw.
bertanya: “Sebelas hari?” Aku berkata: Ya, wahai Rasulullah. Kemudian Nabi Saw.
berkata: “Tidak ada puasa melebihi puasa Dawud alaihis
salam, setengah tahun, berpuasalah engkau sehari dan berbukalah sehari.”
(HR. Bukhari [1980], Muslim, Ibnu Hibban dan an-Nasai)
Hitungan angka-angka
dalam hadits ini ditujukan untuk malam, dan orang Arab seringkali menyebutkan
malam itu kadangkala sebagai pengganti hari. Akan tetapi, menurut bahasa, yang
harus dikatakan adalah: lima, tujuh, sembilan, sebelas hari. Dalam riwayat al-Kusymihani
disebutkan menurut tuntutan zhahir bahasa: lima, tujuh, sembilan, dan sebelas.
3. Dari Abdullah bin Amr ra., ia berkata:
“Rasulullah Saw.
diberi kabar bahwa dia (Abdullah bin Amr) berkata, sungguh aku melakukan qiyam
sepanjang malam dan berpuasa sepanjang hari selama aku hidup. Maka Rasulullah
Saw. bertanya: “Adakah engkau yang mengucapkan hal itu.” Aku berkata kepadanya:
Benar, aku telah mengatakannya wahai Rasulullah. Maka Rasulullah Saw. berkata:
“Sesungguhnya engkau tidak akan mampu melakukan hal itu, berpuasa dan
berbukalah, tidur dan bangun malamlah, dan berpuasalah tiga hari dalam sebulan,
karena sesungguhnya kebaikan itu dilipatgandakan sepuluh kali, dan itu (jika
dilakukan) akan menyamai puasa sepanjang tahun.” Dia berkata: aku berkata:
Sesungguhnya aku mampu berpuasa lebih dari itu. Beliau Saw. berkata:
“Berpuasalah sehari dan berbukalah dua hari.” Dia berkata: aku berkata:
Sesungguhnya aku mampu berpuasa lebih dari itu wahai Rasulullah. Beliau Saw.
berkata: “Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari, dan itulah puasa Dawud alaihis salam, dan inilah puasa yang paling
setimbang.” Dia berkata: aku berkata: Sesungguhnya aku mampu berpuasa lebih
dari itu. Rasulullah Saw. berkata: “Tidak ada puasa yang lebih utama dari itu.”
Abdullah bin Amr berkata: Sungguh menerima tawaran tiga hari yang dulu pernah
disodorkan oleh Rasulullah Saw. itu lebih aku sukai melebihi kecintaanku pada
keluarga dan hartaku.” (HR. Muslim [2729] dan Bukhari)
An-Nasai [2397]
meriwayatkan hadits ini dengan redaksi:
“Rasulullah Saw.
bersabda: “Sesungguhnya telah sampai kabar kepadaku bahwasanya engkau shalat
sepanjang malam dan berpuasa sepanjang hari.” Aku berkata: Wahai Rasulullah,
aku tidak menginginkan apapun dengan melakukan hal itu selain kebaikan.
Rasulullah Saw. bersabda: “Adalah tidak dipandang puasa orang yang berpuasa
sepanjang tahun, tetapi maukah engkau aku tunjukkan pada puasa sepanjang tahun
(shaum ad-dahri) yang sebenarnya,
(yaitu) tiga hari dari setiap bulan.” Aku berkata: Wahai Rasulullah,
sesungguhnya aku mampu melakukan lebih dari itu. Beliau Saw. bersabda:
“Berpuasalah lima hari.” Aku berkata: Sesungguhnya aku mampu melakukan lebih
dari itu. Beliau Saw. bersabda: “Berpuasalah sepuluh hari.” Maka aku berkata:
Sesungguhnya aku mampu melakukan lebih dari itu. Beliau Saw. berkata:
“Lakukanlah puasa Dawud ‘alaihis salam,
beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari.”
Dalam hadits yang
pertama terdapat perintah untuk berpuasa satu hari dan dua hari, tiga dan empat
hari, dan berpuasa Dawud, yakni lima belas hari alias setengah bulan.
Dalam hadits yang
kedua, terdapat perintah untuk berpuasa tiga hari, lima, tujuh, sembilan dan
sebelas hari.
Dan dalam hadits yang
ketiga, terdapat perintah berpuasa tiga hari dan sepuluh hari.
“Berpuasalah satu hari
dan berbukalah dua hari.”
Dan berpuasa lima
belas hari:
“Berpuasalah satu hari
dan berbukalah satu hari.”
Dalam riwayat an-Nasai
terdapat perintah berpuasa tiga hari dan lima belas hari, dan perintah tersebut
begitu jelas. Dari hadits tersebut bisa disimpulkan sebagai perintah untuk
berpuasa lima belas hari, melihat dilalah
dalam hadits tersebut:
“Beliau seringkali
berpuasa satu hari dan berbuka satu hari.”
Dengan mengkompromikan
hadits-hadits tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa Rasulullah Saw. telah
memerintahkan untuk berpuasa satu hari dalam satu bulan, berpuasa dua hari,
tiga hari, empat hari, lima hari, tujuh hari, sembilan hari, sepuluh hari,
sebelas hari dan berpuasa lima belas hari.
Dan sebelumnya telah
kita ketahui pula terdapat perintah beliau Saw. untuk berpuasa hari Senin dan
Kamis, sehingga bilangannya dipandang delapan hari. Dengan berbagai pilihan
ini, Anda sekalian memiliki hak untuk memilih bagi diri Anda, sehingga Anda bisa
menghimpun kebaikan dan kemampuan. Dan Allah Swt. akan melipatgandakan kebaikan
hingga tujuh ratus kali lipat.
(artikel ini tanpa
tulisan Arabnya)
Sumber: Tuntunan Puasa
Berdasarkan Qur’an Dan Hadits, Mahmud Abdul Lathif Uwaidhah, Pustaka Thariqul
Izzah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar