Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 12 November 2017

Bani Tamim Menyatakan Masuk Islam Dan Loyalitas Kepada Negara Islam



I. Delegasi Bani Tamim

Datang kepada Rasulullah Saw. Utharid bin Hajib bin Zararah bin Adas at-Tamimi bersama para pembesar Bani Tamim yang lainnya, di antaranya adalah al-Aqra’ bin Habis at-Tamimi, az-Zibriqan bin Badr at-Tamimi salah seorang dari Bani Sa’ad, Amr bin al-Ahtam, dan al-Habhab bin Yazid.
Dalam delegasi Bani Tamim juga terdapat Nu’aim bin Yazid, Qais bin Harits, dan Qais bin Ashim saudara Bani Sa’ad. Dalam delegasi besar Bani Tamim juga terdapat Uyainah bin Hishn bin Hudzaifah bin Badr al-Fazari.
Al-Aqra’ bin Habis dan Uyainah bin Hishn ikut menghadiri penaklukan Makkah, perang Hunain, dan perang di Thaif. Ketika delegasi Bani Tamim datang ternyata keduanya ikut bersama mereka.
Setelah delegasi Bani Tamim masuk ke masjid, mereka memanggil Rasulullah Saw. dari belakang bilik beliau, “Wahai Muhammad, keluarlah dan temuilah kami.” Rasulullah Saw. merasa terganggu dengan teriakan mereka, karenanya beliau keluar menemui mereka. Mereka berkata, “Wahai Muhammad, kami datang kepadamu untuk menyaingimu dalam hal kemegahan, maka izinkan penyair dan orator kami berbicara.” Rasulullah Saw. bersabda, “Aku izinkan, silakan orator kalian berbicara.” Utharid berdiri, lalu ia berkata:

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami keutamaan dan karunia. Dialah yang berhak untuk dipuji. Dia yang telah menjadikan kami sebagai raja-raja, menganugerahkan kami harta yang banyak dan melimpah. Dengan harta tersebut kami banyak berbuat kebaikan. Dialah yang menjadikan kami sebagai orang-orang timur yang paling kuat, paling banyak jumlahnya, dan paling lengkap persenjataannya. Kami bertanya, adakah di antara manusia yang bisa seperti kami? Bukankah kami adalah pemimpin-pemimpin manusia dan pemilik segala kelebihan mereka? Kami bertanya lagi, adakah yang menyaingi kami dalam hal kemegahan, jika ada, silahkan ia mengemukakan kelebihan-kelebihannya seperti yang telah kami sebutkan. Jika kami mau kami bisa berkata banyak, namun kami malu mengemukakan dengan panjang lebar apa saja yang diberikan kepada kami. Sebab tanpa diberitahupun, kami dikenal dengan semua itu. Inilah yang kami katakan. Dan hendaklah kalian berkata seperti yang telah kami katakan, dan bahkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang telah kami sebutkan.” Lalu, Utharid bin Hajib duduk.

Rasulullah Saw. bersabda, kepada Tsabit bin Qais bin asy-Syammasy saudara Bani Harits dari suku Hazraj, “Wahai Tsabit, berdirilah dan jawablah apa yang dikatakan orang tadi dalam orasinya.” Tsabit berdiri, lalu berkata: “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi. Dialah yang menyempurnakan kekuasaan-Nya di langit dan di bumi, ilmu-Nya luas meliputi luasnya langit dan bumi, dan tidak ada sesuatu apapun melainkan berasal dari karunia-Nya. Dengan kekuasaan-Nya, Dia menjadikan kami sebagai raja-raja. Kemudian, Dia memilih seorang rasul dari yang paling baik ciptaannya, yang paling mulia akhlaknya, yang paling jujur ucapannya, dan yang paling unggul nasab dan keturunannya. Kepadanya Allah menurunkan kitab-Nya. Kepadanya Allah mempercayakan makhluk-Nya. Jadi, beliaulah manusia pilihan Allah di alam semesta ini. Kemudian beliau mengajak manusia agar beriman kepadanya. Di antara kaum dan sanak kerabatnya yang beriman kepada Rasulullah Saw. adalah kaum Muhajirin. Mereka manusia yang paling mulia nasab dan keturunannya, manusia yang paling tampan wajahnya, dan manusia yang paling baik amal perbuatannya. Kemudian, manusia yang pertama kali memenuhi panggilan Allah ketika Rasulullah Saw. menyerunya adalah kami. Kami para penolong (Anshar) Allah, dan para pembantu Rasul-Nya. Kami memerangi manusia hingga mereka beriman kepada Allah. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka darah dan hartanya kami lindungi. Siapa saja yang kafir, maka selamanya kami akan memeranginya karena Allah. Bagi kami membunuh orang kafir itu amatlah mudah. Inilah perkataan yang dapat aku katakan. Akhirnya, aku memintakan ampunan kepada Allah untuk diriku sendiri, untuk orang-orang yang beriman, baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Semoga keselamatan tetap atas kalian.”

Renungkan di antara dua ungkapan di atas. Ungkapan yang dikemukakan Utharid penuh dengan semangat jahiliyah. Dia sangat membangga-banggakan kekayaan dan keturunan. Sedang ungkapan yang dikemukakan Tsabit penuh dengan semangat keimanan. Dia mengembalikan setiap keutamaan kepada Allah. Baginya, tidak mungkin memiliki sesuatu apapun kecuali atas kehendak dan kekuasaan-Nya. Namun hal itu tidak membuat orang beriman malas beramal dan berjihad untuk menolong Allah dan Rasul-Nya.

Penyair mereka (az-Zibriqan bin Badr) berdiri untuk membacakan syair di hadapan Rasulullah Saw. Rasulullah Saw. meminta agar pembacaan syairnya ditangguhkan hingga Hassan bin Tsabit datang. Setelah Hassan datang, aZ-Zirbiqan berdiri, lalu berkata:

Kami berasal dari bangsa orang-orang mulia
Tidak ada kelompok manapun yang menandinginya
Dari bangsa kami lahir para raja
Dan di tengah-tengah kami dibangun banyak gereja
Kami banyak sekali memaksa berbagai kelampok
Demi meraih keutamaan dan kemuliaan waktu merampok
Di musim paceklik kami banyak memberi makan
Dengan daging bakar jika awan tidak menurunkan hujan
Lihatlah! Para pemimpin mendatangi kami dari penjuru bumi
Kami siapkan hidangan, karena mereka datang cepat sekali
Kami sembelih unta gemuk dan sehat bagi yang singgah
Karena kami dermawan, mereka pasti kenyang jika singgah
Kalian lihat kelompok yang kami datang menyainginya
Mereka menyerah seperti orang yang hilang kepalanya
Kami beritahu untuk orang yang menyaingi kami dalam hal ini
Hendaklah pulang segera dan sampaikan informasi ini
Kami menolak, namun tidak seorangpun yang menolak kami
Demikianlah kami menang dalam persaingan ini

Setelah az-Zibriqan selesai membacakan syairnya, Rasulullah Saw. bersabda kepada Hassan bin Tsabit, “Wahai Hassan, berdirilah dan jawablah syair yang telah dibacakannya itu.” Hassan berdiri, lalu berkata:

Para pemimpin itu dari Bani Fihr dan saudaranya
Mereka menjelaskan sunnah agar manusia mengikutinya
Setiap orang yang jiwanya takwa kepada Allah rela padanya
Sebab banyak kebaikan yang telah diperbuatnya
Mereka kaum jika berperang membahayakan musuhnya
Atau mengusahakan keuntungan untuk para pengikutnya
Mereka tidak membuat-buat dengan wataknya
Ketahuilah watak terburuk yang dibuat-buatnya
Jika setelahnya lahir para pemenang di antara manusia
Itulab perlombaan-perlombaan terendah yang diikutinya
Manusia tidak memperbaiki apa yang dirusak tangannya
Saat membela mereka tidak merusak apa yang diperbaikinya
Dia pemenang jika suatu hari manusia berlomba dengannya
Jika kemuliaan mereka ditimbang tetap tidak mengalahkannya
Mereka orang suci, wahyu menyebutkan kesuciannya
Mereka tidak kotor, tamak tidak mampu menjerumuskannya
Dengan hartanya, mereka tidak pelit pada tetangganya
Sehingga buruknya tamak tidak bisa menyentuhnya
Jika kami memusuhi suatu kaum, tidak dirahasiakannya
Sebagaimana anak sapi pada binatang buas menyembunyikannya
Ketika perang berkecamuk, kamilah yang berjaya
Sebab orang-orang kelas gembel dapat ditundukkannya
Kami tidak sombong jika musuh telah dikalahkannya
Jika kami kalah, kami tidak pengecut atau mengeluhnya
Ketika kami di kancah perang dan kematian mengintipnya
Kami seperti singa-singa di Halyah yang bengkok tangannya
Jika mereka marah, ambillah darinya apa yang dapat diambilnya
Dan janganlah engkau menginginkan sesuatu yang dilarangnya
Jangan memusuhinya, karena buruk sekali akibatnya
Sebab racun dan pohon Sala’ sebagai senjata perangnya (pohon Sala’ adalah jenis tumbuhan beracun)
Muliakanlah suatu kaum yang Rasulullah sebagai tokohnya
Ketika hawa nafsu dan kelompok telah dipisahkannya
Pujianku kuberikan pada mereka yang dibantu hatinya
Sebab aku suka lisan yang baik dan pekerjaannya sempurna
Sungguh dari semua kelompok merekalah yang paling mulia
Ia berkata serius atau bergurau ketika memperhatikan manusia

Setelah selesai adu orasi dan syair, mereka masuk Islam. Rasulullah Saw. Memberi mereka hadiah-hadiah terbaik. Amr bin al-Ahtam adalah orang paling muda di antara para delegasi Bani Tamim. Amr bin al-Ahtam tidak ikut menghadap Rasulullah, sebab mereka menyuruhnya menjaga unta-unta mereka. Qais bin Ashim yang merasa tidak senang dengan Amr bin al-Ahtam berkata, “Wahai Rasulullah, ada seorang lagi yang bersama kami. Dia sekarang sedang berada di tempat hewan-hewan kendaraan kami. Dia itu hanya anak muda- Qais bin Ashim bermaksud meremehkannya.” Rasulullah Saw. memberi Amr bin al-Ahtam hadiah seperti yang diberikan kepada mereka.
Berkaitan dengan delegasi Bani Tamim ini turunlah firman Allah Swt:

“Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti.” (TQS. al-Hujurat [49]: 4) Allah berfirman demikian itu sebab mereka memanggil Rasulullah Saw. dengan tidak sopan, “Wahai Muhammad, ...Wahai Muhammad, ...keluarlah dan temuilah kami.”
  
Sumber: Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, SIRAH NABAWIYAH Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw., Al-Azhar Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam