Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 10 Juli 2017

Dalil Duduk Di Antara Dua Sujud Dan Bacaan Doa



Duduk Di Antara Dua Sujud

Dalam posisi duduk ini, seorang Muslim diwajibkan untuk menegakkan tulang punggungnya. Harus thuma'ninah di dalamnya dengan menenangkan gerakannya. Disunatkan untuk memanjangkan waktu duduknya kira-kira hampir sama dengan waktu sujudnya, dan gerakannya tidak boleh menyambungkan di antara dua sujud. Dari al-Barra ra. ia berkata:

“Adalah ruku’ dan sujud Nabi Saw., jika beliau mengangkat kepalanya dari ruku’ dan di antara dua sujudnya dilakukan dengan lama waktu yang hampir sama.” (HR. Bukhari)

Sebelumnya telah dibahas dalam “bangkit dari ruku’ dan dzikir di dalamnya”, dan dalam pembahasan “sujud: bentuknya dan dzikir di dalamnya.” Dari Thalq bin Ali al-Hanafi ra. ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda:

“Allah azza wa jalla tidak memandang shalat seorang hamba yang tidak menegakkan tulang punggungnya di antara ruku'nya dan sujudnya.” (HR. Ahmad)

Sebelumnya telah kami sebutkan dua hadits tadi dan satu hadits berikut dalam pembahasan “bangkit dari ruku' dan dzikir di dalamnya.” Dari Tsabit dari Anas ra., ia berkata:

“Sesungguhnya aku berusaha untuk shalat mengimami kalian sebagaimana aku melihat Nabi Saw. shalat mengimami kami. Tsabit berkata: Anas melakukan sesuatu yang belum pernah aku lihat kalian melakukannya sebelumnya. Jika mengangkat kepalanya dari ruku', beliau berdiri lama sampai ada yang berkata dia telah lupa. Lalu (duduk) di antara dua sujud (dengan lama pula) sampai ada yang berkata dia telah lupa.” (HR. Bukhari)

Muslim meriwayatkan hadits ini dengan redaksi yang hampir sama.

Muslim meriwayatkan hadits ini dengan redaksi yang hampir sama. Dan sebelumnya kami telah menyebutkannya dalam pembahasan “sujud: bentuknya dan dzikir di dalamnya.” Dan dari Aisyah ra. ia berkata:

“Adalah Rasulullah Saw. membuka shalat dengan takbir dan membaca alhamdu lillahi rabbil ‘alamin, ...dan jika beliau mengangkat kepalanya dari sujud maka beliau tidak akan bersujud hingga tegak lurus duduknya...” (HR. Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata:

“…Adalah Rasulullah Saw. jika mengucapkan sami'allahu liman hamidah, beliau berdiri hingga kami mengatakan beliau telah lupa. Kemudian bersujud dan duduk di antara dua sujud hingga kami mengatakan beliau telah lupa.” (HR. Muslim)

Abu Hurairah meriwayatkan hadits tentang orang yang buruk dalam shalatnya, hingga dia berkata:

“…Kemudian sujudlah hingga engkau thuma'ninah dalam bersujud, lalu bangkitlah hingga engkau thuma'ninah dalam duduk. Setelah itu sujudlah hingga engkau thuma'ninah dalam sujud, kemudian lakukan hal itu dalam shalatmu seluruhnya.” (HR. Bukhari)

Ketika duduk ini disunahkan al-iq'a, yakni duduk di atas dua tumit, bertopang pada ujung jari-jari kedua kaki, dan dua lutut berada di atas tanah, yakni menegakkan dua kaki dan duduk di atasnya. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Thawus, bahwa dia berkata:

“Kami bertanya kepada Ibnu Abbas tentang iq'a di atas dua kaki dalam sujud. Beliau berkata: Itulah sunnah. Ia berkata: kami berkata:

“Sesungguhnya kami melihat hal itu sebagai sikap kasar seseorang.” Maka Ibnu Abbas berkata: “Tapi itulah sunnah Nabimu Saw.” (HR. Abu Dawud)

Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan Muslim meriwayatkan hadits ini dengan sedikit perbedaan.

Al-Iq’a yang dilarang dalam sejumlah hadits bukanlah al-iq'a yang disunahkan ini. Al-Iq’a yang dilarang itu adalah dengan mendudukkan kedua pantat di atas tanah, dan menegakkan kedua betisnya serta meratakan tangannya di atas tanah seperti yang dilakukan oleh anjing. Ini yang pertama, dan yang kedua, seluruh hadits yang melarang al-iq’a itu diriwayatkan dengan sanad yang dhaif, yang tidak layak dijadikan hujjah.

Sejumlah hadits terkait doa yang dilafalkan dalam duduk di antara dua sujud telah diriwayatkan. Kami sebutkan sebagiannya:

a. Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata:

“Adalah Rasulullah Saw. mengucapkan di antara dua sujud dalam shalat malam: “Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, tutupilah kekuranganku, karuniakanlah rizki kepadaku, dan angkatlah aku.” (HR. Ibnu Majah)

Ahmad meriwayatkan hadits ini dengan redaksi:

“Sesungguhnya Rasululllah Saw. mengucapkan di antara dua sujud dalam shalat malam: “Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, angkatlah aku, karuniakanlah rizki kepadaku, dan tunjukilah aku.”

Abu Dawud meriwayatkan hadits ini dengan redaksi:

“Sesungguhnya Nabi Saw. mengucapkan di antara dua sujud: “Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, sehatkanlah aku, tunjukilah aku dan karuniakanlah rizki kepadaku.”

b. Dari Hudzaifah ra.:

“Bahwa Nabi Saw. mengucapkan di antara dua sujud: “Tuhanku, ampunilah aku, Tuhanku, ampunilah aku.” (HR. Ibnu Majah, an-Nasai, al-Hakim)

Hadits ini dishahihkan dan diakui oleh ad-Dzahabi. Ibnu Khuzaimah meriwayatkan hadits ini dengan redaksi yang panjang, di dalamnya disebutkan: “…kemudian beliau bersujud dengan lama seperti ketika beliau bangkit, lalu bangkit seraya mengucapkan: “Tuhanku ampunilah aku”, dengan lama seperti ketika beliau bersujud. Setelah itu bersujud dengan lama seperti ketika beliau bangkit, kemudian beliau berdiri pada yang kedua.”

Hadits yang terakhir ini di dalamnya disebutkan “Tuhanku ampunilah aku”, dan doa ini masuk juga dalam hadits yang pertama dengan tiga periwayatannya. Ketiga riwayat yang pertama apabila digabungkan mencakup: “Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, sehatkanlah aku, tunjukilah aku, karuniakanlah rizki padaku, tutupilah kekuranganku dan angkatlah aku”, sehingga jika doa ini dipanjatkan maka itu lebih baik lagi, karena mencakup semuanya. Dan jika ingin berdoa yang lebih ringkas maka cukup dengan satu doa, dengan mengucapkan dan mengulang-ulang: “Tuhanku ampunilah aku, Tuhanku ampunilah aku.”

Sumber: Tuntunan Shalat Berdasarkan Qur’an Dan Hadits, Mahmud Abdul Lathif Uwaidhah, Pustaka Thariqul Izzah

(Artikel ini tanpa tulisan Arabnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam