Ustadz
H Suardi Kandjai:
Banyak
Musibah Karena Tinggalkan Syariah
Menurut Ustadz H
Suardi Kandjai gagasan syariah adalah gagasan (ajaran) Rasulullah SAW. Kepala
Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banggai ini juga
menyatakan kalau manusia mengamalkan syariah maka amanlah bumi ini.
“Bila syariah
ditinggalkan maka musibah, malapetaka tidak berhenti mendera kita,” ungkap
alumnus pasca sarjana Universitas Negeri Gorontalo dan sarjana IAIN Alauddin
Makassar tersebut.
Namun, menurut-lelaki
kelahiran Parigi Moutong, 15 Juli 1969, saat ini syariah tidak diialankan
dengan baik lantarah ketiadaan khilafah. “‘Penyatuan khilafah itu yang terjadi
seperti di masa nabi. Di bawah komando Rasulullah SAW, pada saat itu kekompakan,
keharmonisan itu betul-betul menyatu. Syariah betul-betul berdaulat Secara
baik,” beber mantan Kasi Mapenda dan Kepala KUA Kecamatan Kintom.
Ia pun menyatakan
masih banyak persoalan yang harus dihadapi untuk mewujudkan kembali khilafah.
[]
Pondok
Pesantren al-Khairat Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah
Meski baru berdiri
pada 1978, Pondok Pesantren Al-Khairat Luwuk terkategori pesantren tertua di
Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Namun sedikit sekali yang mengenalnya. Baru
tiga tahun belakangan pesantren seluas satu hektar yang berada di tengah kota Luwuk
tersebut mulai diperhitungkan dan kewalahan menerima santri.
”Betapa tidak, sebuah
pondok pesantren yang tiga tahun sebelumnya sulit untuk mencari santri bahkan
harus melakukan sosialisasi ke pelosok-pelosok, saat ini justru kesulitan untuk
menolak santri," ungkap Ustadz Rusmin Saleh, SH, MA salah seorang pembina
ponpes tersebut.
Perubahan pandangan
masyarakat terhadap pondok pesantren ini terjadi setelah Pimpinan Al Khairat
Luwuk, Ustadz Drs H Suardi Kandjai, M.Pd., dan seluruh perangkat pondok
melakukan berbagai gebrakan antara lain:
Pertama, mendatangkan
ustadz-ustadz yang mumpuni bahkan tidak tanggung-tanggung, ustadz yang
didatangkan adalah alumni Timur Tengah Ustadz Muh. Reza Lemba, Lc dan LIPIA
Jakarta Ustadz Muh. Mu'adz, Lc. Rencananya masih akan mendatangkan ustadz yang
juga alumni Timur Tengah.
Kedua, menerapkan
disiplin yang sangat ketat. Ketiga, menggencarkan program kepesantrenan.
Keempat, melakukan pembenahan tampilan fisik/bangunan. Dengan kemampuan lobi
sang pimpinan, dalam 2 tahun terakhir ponpes telah merehab dua asramanya dan
saat ini sedang melakukan pembangunan masjid.
Dengan memiliki dua
tenaga pengajar yang bergelar Lc, pondok memiliki program unggulan pendalaman
terhadap kitab kuning. Ini terbukti pada saat Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK)
Tingkat Proponsi Sulteng tahun 2014 yang diadakan pada bulan Agustus 2014 ini, para
santri yang diutus oleh Ponpes ini mendapat juara 2 sebanyak 3 orang. Selain
itu pada setiap MTQ para santri ponpes ini banyak mengisi.
Cabang
Palu
Pesantren seluas satu
hektar yang beralamat di jalan KH Agus Salim No.68 Luwuk tersebut sejak berdiri
telah dipimpin oleh enam orang. Al-Khairat Luwuk merupakan cabang dari
Al-Khairat Palu, sebuah ormas Islam terbesar dan berpengaruh di Sulawesi Tengah
yang saat ini dipimpin oleh Habib Saggaf Al Jufri.
Al Khairat Luwuk
menjalankan tipologi pesantren kombinasi antara sistem khalafiyah (modern) dan salafiyah
(tradisional). Pada sistem pendidikan formalnya membuka Madrasah Tsanawiyah
(MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Sedangkan pada sistem semi formalnya membuka
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA).
Adapun jumlah pembina
dan tenaga pengajar sebanyak 41 orang dengan kualifikasi pendidikan minimal S1
dan 4 orang kualifikasi S2. Sedangkan jumlah total santrinya sekitar 257 Orang.
Mereka berasal dari berbagai kecamatan, kabupaten bahkan ada yang dari provinsi
Maluku Utara.
Untuk menunjang
kualitas santri, Al Khairat Luwuk mengadakan berbagai kegiatan pembinaan di
luar jam pelajaran formal untuk selang waktu maghrib-isya, subuh dan ba'da
'asar berupa pembinaan Nahwu Sharaf, hafalan, dwi bahasa, ceramah dan
pengkajian kitab kuning seperti Syarh al
Jurumiyah, Tafsir al Jalallain, Bidayah Al-Mujtahid, Shahih Muslim, Irsyad
al-Ibad, Riyad As-Shalihin dan beberapa kitab kepesantrenan lainnya.
Kapasitas asrama yang
terbatas namun animo masyarakat begitu besar. Bahkan Perbandingan santri yang
tinggal di dalam dan di luar sebelumnya 20 : 80, namun saat ini terbalik
menjadi 80 : 20, dan rencananya mulai tahun depan Ponpes ini mengharuskan
santri tinggal di asrama, ungkap Ustadz Suardi Kandjai, Pimpinan Ponpes Al
Khairat Luwuk yang juga Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Banggai.
Alumni dari Pondok mi
telah menyebar dipenjuru nusantara, bahkan sampai Universitas di Timur Tengah.
Yang unik dari pondok
pesantren ini, pimpinan keenam yakni Ustadz Suardi adalah orang yang tidak
pernah mondok, bahkan ia hanyalah alumni STM jurusan Listrik Elektro sebelum
akhirnya melanjutkan Kuliah di IAIN Alauddin Makassar Kelas Palu pada Strata
satu dan Universitas Negeri Gorontalo pada Strata duanya. Walaupun demikian di
tangan sang Pimpinan Al-Khairat Luwuk berubah menjadi salah satu Ponpes yang
diperhitungkan di Kabupaten Banggai. []
Sumber: Tabloid Media Umat edisi 138, Nopember 2014
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar