Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 28 Mei 2017

Syariah Dan Khilafah Tidak Mengancam Tapi Menjadi Rahmat



Syariah Dan Khilafah Bukan Ancaman

Sejak keruntuhan Khilafah Utsmaniyyah 28 Rajab 1432 H/3 Maret 1924, kaum Muslim di seluruh dunia tak lagi memiliki pemimpin. Tak ada lagi perisai yang melindungi mereka. Kondisi mereka laksana ayam kehilangan induk.

Pantas jika berbagai masalah menimpa mereka. Negeri Islam yang dulunya bersatu di bawah satu kepemimpinan dikerat-kerat menjadi negara bangsa. Ada lebih dari 50 negara. Sudah begitu, mereka dikangkangi oleh penjajah yang rakus. Kemerdekaan yang semula dijanjikan oleh para penjajah itu hanya janji belaka karena faktanya kekayaan alam mereka justru dirampok oleh negara penjajah itu.

Tak cukup itu, penjajah menelusup ke semua aspek kehidupan umat. Mereka membelokkan sejarah peradaban Islam yang pernah gemilang. Mereka menyusun kurikulum yang tidak memungkinkan kaum Muslim bangkit dengan agamanya. Mereka pun membuat stigma negatif terhadap Islam dan menawarkan konsep baru Islam ala Barat.

Umat Islam yang tak lagi punya pelindung sedikit demi sedikit teracuni pola pikir dan pola sikap dengan paradigma Barat itu. Bagaimana tidak, pemikiran sosial politik yang dikembangkan di dunia Islam tak lepas dari campur tangan Barat ini. Wajar jika kemudian generasi yang dihasilkan adalah generasi bersosok Muslim tapi berpikiran dan berperilaku ala Barat.

Ironisnya lagi, sampai-sampai mereka tak menyadari berbagai kerusakan yang terjadi di negerinya itu akibat ulah Barat. Mereka tetap saja mengangung-agungkan Barat dan menganggap Barat adalah panutan bagi kehidupan mereka. Padahal fakta kemaksiatan, kerusakan, dan kehancuran generasi di depan mata mereka.

Dalam kondisi seperti itu, ketika ada segolongan umat yang ingin memperbaiki keadaan dengan syariah Islam dan khilafah, ehhh... malah dituduh sebagai ancaman. Ini aneh bin ajaib.

Diibaratkan sebuah rumah, ada perampok masuk. Dia mengambil barang, menggergaji tiang-tiang rumah, melubangi atap serta dinding, bahkan menyiksa anggota keluarganya. Nah, ketika ada anggota keluarga yang ingin menolong dan membebaskan rumah itu, ternyata ada anggota keluarga lain yang malah melarang dan menudingnya sebagai ancaman. Siapa yang melarang ini? Dia adalah temannya rampok dan matanya buta. Dia telah lama berkawan dengan perampok itu dan dari perampok itulah berbagai informasi didapatkannya tentang saudara mereka yang sebenarnya baik itu.

Begitulah fakta kekinian yang terjadi. Banyak kaum Muslim yang tak bisa mengindera dengan benar fakta kerusakan yang ada di depan mata mereka. Mendudukkan masalah tidak mampu, apatah lagi memberikan solusi.

Justru yang sangat paham soal ini malah orang kafir. Mereka tahu bahwa kekuatan utama kaum Muslim itu ada pada agamanya. Islam dulu maju dan menjadi mercusuar dunia karena mereka berpegang-teguh pada agama mereka. Mereka sangat kuat dan ditakuti kawan serta lawan karena memiliki khilafah, sebagai pemersatu umat, dan menerapkan Islam secara kaffah.

Itulah mengapa usai menghancurkan kekhilafahan Turki Utsmani, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu Lord Curzon ketika berbicara di House of Common mengatakan: "Situasinya sekarang adalah Turki telah mati dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan moralnya, khilafah dan Islam.”

Ya, negara-negara kafir Inggris dan Prancis -dua negara yang berperan besar dalam penghancuran khilafah- tahu betul kekuatan Islam dan umat Islam. Mereka telah merencanakan makar ini dalam waktu lama. Alasannya bukan karena Khilafah waktu itu berpihak kepada Jerman pada Perang Dunia I tapi rencana ini telah dibuat ratusan tahun sebelumnya.

Usaha yang pertama untuk menghancurkan persatuan Islam terjadi pada abad ke-11 ketika Paus Urbanus II melancarkan Perang Salib II untuk menduduki Al-Quds. Setelah 200 tahun pendudukan, akhirnya pasukan Salib dikalahkan di tangan Shalahudin Ayyubi. Di abad ke 15, Konstantinopel ditaklukkan dan benteng terakhir Kekaisaran Byzantium itupun dikalahkan. Lalu pada abad ke-16 Daulah Islam menyapu seluruh bagian selatan dan timur Eropa dengan membawa Islam kepada bangsa-bangsa itu. Akibatnya jutaan orang Albania, Yugoslavia, Bulgaria dan negara-negara lain memeluk Islam.

Setelah pengepungan Wina tahun 1529 Eropa membentuk aliansi untuk menghentikan ekspansi Khilafah di Eropa. Pada titik itulah terlihat bangkitnya permusuhan pasukan Salib terhadap Islam dan khilafah, dan dibuatlah rencana-rencana untuk menghancurkan Islam dan khilafahnya.

Tak cukup sampai di situ, bahkan ketika khilafah telah runtuh sekalipun, mereka terus saja berusaha agar kekuatan Islam ini tidak bangkit kembali dengan cara membuat rintangan dan hambatan. Di antaranya penanaman sikap patriotisme/nasionalisme, pembentukan organisasi kamuflase untuk mewadahi ghirah umat Islam, jeratan ekonomi, merusak generasi muda, hingga menanam penguasa boneka.

Yang pasti, mereka sangat takut kepada Islam. Mereka sadar bahwa kebangkitan Islam mengancam Imperialisme mereka di dunia Islam.

Rahmat, Bukan Ancaman

Walhasil, bagi kaum Muslim, mewujudnya Islam dalam seluruh aspek kehidupan adalah rahmat. Allah SWT menegaskan: “Kami tidak mengutus Kamu [Muhammad]. kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (TQS al-Anbiya' [21]: 107)

Konsekuensi menjadi rahmat bagi manusia dan alam Semesta, maka risalah ini diturunkan untuk mewujudkan kemaslahatan [jalb al-mashalih] manusia, dan mencegah kemafsadatan [dar'u al-mafasid].

Berbagai kemaslahatan akan lahir jika Islam diterapkan secara kaffah melalui institusi khilafah. Di antaranya adalah terjaganya agama [hifdz ad-din], jiwa [hifdz an-nafs], akal [hifdz al-‘aql], harta [hifdz al-mal], keturunan [hifdz an-nasl], kehormatan [hifdz al-karamah], keamanan [hifdz al-amn] dan negara [hifdz ad-daulah] yang notabene merupakan kemaslahatan bagi individu dan publik, misalnya, bisa disebut sebagai hasil penerapan syariah.

Lebih dari itu, penerapan syariah dan khilafah adalah perintah agama. Kaum Muslim yang mengkaji dengan benar nash-nash Al-Qur’an dan sunnah serta ijmak sahabat tak akan bisa menolak adanya kewajiban tersebut. Bahkan para ulama termasyhur dari berbagai mazhab pun sepakat akan hal itu.

Akhirnya, inilah Islam kaffah. Sistem ini akan memberikan kebaikan dan keadilan di muka bumi, karena Islam berasal dari Dzat Yang Maha Baik dan Adil. Sedikitpun tak memberi ancaman, malah menjanjikan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sambutlah syariah dan khilafah. []

Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 173, Mei 2016
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam