Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 04 Mei 2017

Siapakah Yang Mengancam Indonesia



Sesungguhnya umat Islam memiliki peran sangat besar mengusir penjajah dari negeri ini. Mereka berkorban harta dan jiwa. Lihat saja bagaimana Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU), Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy'ari mengobarkan Resolusi Jihad pada 10 November 1945.

Anehnya, begitu merdeka, para penguasa justru mengambil konsep-konsep dari orang kafir untuk mengatur negeri ini. Bahkan, aturan hukum diambil sepenuhnya dari Belanda, penjajah yang telah menjarah kekayaan negeri ini lebih dari tiga abad lamanya.

Maka, memang penjajah telah hengkang secara fisik, tapi kaki dan tangan mereka masih mencengkeram erat negeri khatulistiwa yang kaya raya ini. Ini bisa berlangsung karena sistem negeri ini sama dan sebangun dengan sistem penjajah.

Melalui liberalisme gaya baru atau neoliberalisme, penjajah menjadikan negeri ini membuka seluruh pintu-pintunya untuk dimasuki dengan leluasa. Pintu-pintu itu adalah peraturan perundang-undangan yang pro terhadap asing.

Terjadilah liberalisasi di seluruh sektor melalui legalisasi peraturan yang disusun oleh wakil rakyat. Melalui proses demokratisasi yang dianggap sebagai sistem pemerintahan terbaik, wakil rakyat atas nama rakyat justru melindungi keberadaan asing. Para penjajah ini bisa kembali leluasa menjarah atas nama pasar bebas.

Neoliberalisasi ini semakin nyata di era reformasi. Lebih nyata lagi di era Jokowi-JK. Di saat pengangguran sekarang mencapai lebih dari 11 juta orang, pekerja-pekerja Cina justru masuk. Ketika industri dalam negeri mulai tumbuh, barang impor dari Cina merajai pasar. Sudah dapat diduga anak negeri terpinggirkan. Bukan karena kemauan mereka tapi karena kebijakan pemerintah.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai dijual lewat bursa. Siapa yang beli? Ya para pengusaha, termasuk pengusaha asing. Perusahaan-perusahaan swasta pun telah berpindah tangan kepada orang asing. Penjarah negeri ini seperti Freeport, Chevron, Exxon Mobil dll makin mantap menjarah tambang migas lndonesia.

Liberalisasi itu menjadi wujud penjajahan gaya baru atau neoimperialisme. Lihatlah bagaimana para penguasa lebih tunduk kepada asing dibanding kepada aspirasi rakyatnya sendiri.

Rakyat? Ya, mereka menjadi pelengkap penderita. Benarlah anekdot bahwa mereka telah diwakili kesejahteraannya oleh wakil rakyat.

lronisnya, ketika ada gerakan lslam yang menawarkan solusi atas negeri ini secara konseptual, malah dituding mengancam negara. Padahal, diterapkan saja belum, tapi sudah ditakut-takuti. Tudingan fundamentalis-lah, teroris, ekstrimis, dan sebagainya disematkan agar rakyat tidak mendukung dan bergabung dengannya.

Sementara neoimperialisme dan neoliberalisme yang sudah nyata-nyata merusak dan mengancam kelangsungan negeri ini malah dipertahankan dan dipuja-puja. Mereka lupa bahwa konsep tersebutlah yang menjadikan negeri ini karut marut seperti sekarang.

Ada dua perspektif terhadap kondisi tersebut. Pertama, liberalisme dan imperialisme ini sengaja dipertahankan karena hanya dengan itulah asing bisa mengamankan keberadaannya. Hanya dengan itu pula, antek-antek asing bisa berkuasa dan ikut-ikutan menikmati kekayaan negara.

Kedua, mereka sangat takut terhadap Islam. Sejarah masa lalu menjadi cermin bagaimana Islam bisa mengalahkan mereka. Inilah dendam masa lalu Barat yang kafir atas Islam. Maka sebaik apapun konsep Islam, pasti mereka tolak karena dendam dan kebencian.

Islam Menyelamatkan

Maka bisa diduga orang yang mengatakan Islam sebagai ancaman adalah mereka yang pertama, buta terhadap Islam; kedua, memang dendam dan benci terhadap Islam. Tak ada ceritanya, dalam kurun sejarah masa lalu lebih dari 13 abad kaum Muslim menguasai dunia, ada kerusakan yang begitu parah dalam segala sektor.

Malah Islam menjadi mercusuar bagi peradaban manusia. Raja dan Kaisar Eropa sampai-sampai menginginkan agar keluarga mereka bisa dididik oleh pendidikan Islam (di Khilafah). Dunia yang saat itu hidup dalam kebodohan berubah karena imbas perkembangan peradaban Islam.

Dalam situasi kehancuran peradaban Barat sekarang, tak ada lagi solusi kecuali hanya kembali kepada Islam. Hanya orang yang bodoh, mempertahankan sistem kapitalisme-liberalisme-sekulerisme yang sedang sekarat. Kembali kepada komunisme, lebih bodoh lagi karena sistem itu telah hancur.

Sistem Islam atau khilafah, sesungguhnya adalah sistem yang pas dengan manusia. Sistem ini pernah diterapkan oleh Rasulullah SAW dan dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Tata aturan di dalamnya dibuat oleh Allah SWT, Dzat Yang Maha Benar dan MahaAdil.

Keberadaannya pun tidak hanya bagi kaum Muslim, tapi bagi manusia. Termasuk non-Muslim. Tak ada diskriminasi. Sistem ini memuliakan manusia dan tetap menghormati keberagaman di tengah masyarakat.

Lebih dari itu, khilafah akan menjadi jalan bagi sebuah kemajuan dan kesejahteraan bagi umat manusia di dalamnya. Khilafah akan menjadi negara adidaya yang siap menghadapi upaya intervensi baik secara politik dan ekonomi.

Dan yang terpenting, dengan khilafah, syariah lslam bisa diterapkan secara kaffah. Dampaknya, hidup akan menjadi berkah. Pintu keberkahan langit dan bumi akan dibuka oleh Allah karena Allah ridha terhadap kehidupan di muka bumi yang sesuai aturan-Nya.

Siapa yang tidak ingin hidupnya mendapat ridha Allah? Hanya setan yang tidak menginginkan itu semua terwujud di muka bumi. Mengapa? Karena dengan sistem Islam, umat dijaga agar mereka selamat masuk surga. Jadi lslam adalah ancaman bagi setan. []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 157, September 2015
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam