Ustadz
Muhammad Ismail Musa, Pendiri Ponpes Modern Granada
Menegakkan
Khilafah, Wajib!
RasuluIIah Muhammad
SAW diutus Allah SWT untuk menyampaikan risalah IsIam kepada seluruh umat
manusia tanpa terkecuali. Tanpa dibatasi jenis kelamin, suku, bangsa, geografis
bahkan waktu. Perintah Allah SWT ini sekaligus menunjukkan kepada kita tentang
visi Rasulullah Muhammad SAW, yaitu bahwa Rasulullah diutus untuk menyampaikan
Islam sekaligus menerapkan syariat Islam di penjuru bumi Allah SWT.
Tentu kita sadar,
Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia biasa yang dibatasi waktu dan tempat.
Sehingga keterbatasannya itu membutuhkan generasi selanjutnya untuk melanjutkan
visi Rasulullah Muhammad SAW. Maka dalam Sirah Rasulullah Muhammad SAW, kita dapati
bahwa para sahabat sebagai generasi khoiru ummah (generasi terbaik) awal
melanjutkan estafet visi Rasulullah dengan kepemimpinan yang dikenal dengan
Khilafah Rasyidah. Karena hanya dengan Khilafah (kepemimpinan Islam) visi
Rasulullah Muhammad SAW dapat dilanjutkan dan direalisasikan.
Hal itu terbukti
dengan futuhat yang dilaksanakan oleh para khilafah dalam kepemimpinan Islam
sehingga Islam masuk di seluruh penjuru dunia. Namun ketika Kekhilafahan Islam
hancur pada tahun 1924, kaum Muslimin tidak berdaya lagi untuk melanjutkan visi
Rasulullah Muhammad SAW sebagaimana yang dilakukan ketika kehilafahan ada. lni
menunjukkan bahwa melanjutkan visi Rasulullah dan merealisasikannya merupakan
kewajiban. Dan kewajiban ini tidak akan sempurna bahkan bisa jadi tak
terlaksana manakala kehilafahan Islam belum tegak. Maka menegakkan Daulah
Khilafah adalah wajib![]
Pondok
Pesantren Modern Granada, Tangerang, Banten
Membina
Santri 24 jam
Meski per mata
pelajaran durasinya bisa dua jam lebih namun santri tetap nyaman pelajar.
Pasalnya, pembelajaran dikemas senyaman mungkin dengan konsep Granada Cinema
Edutainment yang menjadikan multimedia dan proyektor sebagai standar sarana
penyampaian materi pelajaran.
Di samping itu, setiap
kelas dilengkapi dengan pengatur suhu ruang (AC) dan dispenser air minum.
Sehingga santri tidak merasakan kejenuhan dalam belajar meski dengan durasi
yang cukup panjang. Bukan hanya di kelas lho, di setiap kamar santri pun
dilengkapi AC dan dispenser air minum. Serta yang tak kalah pentingnya,
didampingi pula oleh satu ustadz untuk satu kamar, sehingga bukan hanya di
kelas, di kamar pun hingga santri tertidur, tetap dibimbing. Walhasil santri
pun terbina selama 24jam setiap harinya.
Itulah salah satu
keunggulan Pondok Pesantren Modern Granada yang beralamat di Kampung Baru,
Kelurahan Bojong Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang (sebelumnya Kabupaten
Tangerang), Banten.
Sejarah
Suatu hari di tahun
1980-an, seorang tokoh masyarakat Kampung Baru, Kelurahan Karawaci, Kota
Tangerang, H Musa Saiman (80 tahun) menyatakan keinginannya untuk membuat
pesantren kepada salah satu putranya.
”Abah sangat prihatin
melihat anak-anak remaja dan anak-anak kecil di sini,“ waktu shalat maghrib dan
sesudahnya banyak yang tidak shalat dan mengaji lagi. Mereka sekarang kalau
lepas maghrib sering berkumpul di luar rumah, di perempatan jalan dan di lapangan
berbaur dengan anak-anak dari Perumnas,” ujar tokoh yang kerap dipanggil Abah
oleh anak-anaknya saat menyampaikan alasan ingin membangun pesantren.
Abah juga melihat
tingkah laku dan cara berpakaian juga sudah mulai ada perbedaan. ”Banyak orang
tua-orang tua mengeluh dan merasa kesulitan mendidik anak-anak mereka yang
mulai luntur dari nilai-nilai Islam," ungkap Abah.
Ya, sejak 1978, Perum
Perumnas memasuki wilayah Kota Tangerang dalam rangka Program Pengembangan
Kependudukan dengan JABOTABEK (Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi) dan
Kelurahan Karawaci salah satu menjadi lokasi yang dibabaskan oleh Perum
Perumnas untuk pengembangan perumahan bagi masyarakat, khususnya masyarakat
Kota Jakarta yang berpenghasilan menengah ke bawah.
Selain membawa dampak
positif keberadaan pendatang dari Jakarta yang menghuni perumnas pun membawa
dampak negatif seperti yang dikeluhkan Abah. Atas dasar tersebut, keluarga
besar H Musa Saiman memutuskan akan membangun satu sarana Pendidikan yang
bernuansa Islami. Mulai Taman Kanak-Kanak Islam (TK lslam) Tahun 1984, SDIT
Granada tahun 2001, dan SMPIT Granada tahun 2011. Semuanya di bawah Yayasan Al
Hikmah yang berdiri tahun 1983 dan sekarang menjadi Yayasan Granada Al Hikmah
berdasarkan Akte Pendirian No. 10 tanggal 22 Oktober 2010 dan mendapat
pengesahan melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-948-AH.01.04 Tahun 2011 Tanggai 25 Februari 2011.
Membina
Kepribadian
Kepribadian santri
dibina 24 jam dengan harapan terbangunnya generasi qur'ani, cerdas, terampil,
shalih dan berakhlakul karimah. Tujuan tersebut terimplementasikan dalam
kurikulum dan aktivitas serta kegiatan-kegiatan santri. Pondok Modern Granada
menggunakan kurikulum pemerintah dinas P dan K dan kurikulum pondok pesantren.
Kurikulum ekskul
meramaikan kegiatan santri, perkemahan sabtu ahad, marawis, olympiade MIPA,
futsal, tenis meja, tahsin dan tahfidz Qur'an, dll. Kegiatan intensif pembinaan
santri dikemas dalam bentuk kegiatan BSTI (bina syakhsiyyah dan tsaqafah
Islam).
Selain kegiatan formal
dan ekskul, layaknya sebuah pondok pesantren memilki aktifitas rutin harian
santri. Kegiatan santri diawali dengan kegiatan shalat tahajjud, kemudian
shalat subuh berjamaah, tahsin dan tahfidz Qur’an lalu kegiatan
belajar-mengajar di sekolah sampai sore.
”Alhamdulillah
menjelang tahun ke empat ini, sudah ada santri yang menyelesaikan tahfidz
Qur'an 6 juz,” ungkap salah satu putra Abah yang juga pendiri Granada Ustadz
Muhammad Ismail Musa, M.Ag.
Kemudian shalat ashar
dilanjutkan dengan FMM (five minutes motivations). Dalam kegiatan FMM, santri
saling memberi motivasi kepada temannya untuk menjadikan hidup lebih baik dan
bermakna. Menjelang maghrib santri bersiap-siap shalat maghrib dan dilanjutkan
dengan tahsin dan tahfidz Qur'an sampai waktu isya.
Kegiatan malam ditutup
dengan belajar bersama dan tidur malam pukul 22.00 WIB. Para asatidz dan dewan
guru didatangkan dari alumni pendidikan yang berkualitas di antaranya dari
Univeristas Al Azhar Kairo, Pondok Modern Gontor Ponorogo, UGM dan UNM.
Nama Granada diambil
oleh pendiri pondok dengan satu visi, mengembalikan kejayaan Granada masa
lampau sebagai benteng terakhir kejayaan umat lslam Andalusia. ”Harapan semoga
Granada Kota Tangerang menjadi pintu gerbang peradaban Islam dalam
mengembalikan kejayaan Islam di bumi Allah," pungkas Ustadz M Ismail
Musa.[]
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 144, Februari 2015
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar