Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 25 Mei 2017

Arti Hari Nakbah


Hari Nakbah

Yawm an Nakbah berarti hari kehancuran. Ini merupakan peringatan tahunan pengusiran umat Islam Palestina pada 15 Mei. Inilah hari yang sangat menyakitkan rakyat Palestina dan dunia Islam. Peristiwa ini terjadi sehari setelah proklamasi kemerdekaan palsu penjajah Yahudi pada 14 Mei 1948. Proklamasi yang patut dipertanyakan, merdeka dari siapa? Bagaimana mungkin institusi penjajah menyatakan merdeka dengan menjajah negeri lain? Proklamasi palsu yang membawa penderitaan bagi umat Islam hingga saat ini.

Saat berdiri, institusi penjajah Yahudi ini mengusir sekitar 1 juta warga Palestina, merampas hak milik warga Palestina, mencaplok puluhan kota dan ratusan desa. Teror dan pembantaian terjadi di mana-mana. Terjadilah peristiwa Deir Yasin (10 April 1948), sekitar 254 Muslim Palestina terbunuh 100 di antaranya adalah anak-anak dan wanita. Unit 101 yang didirikan Moshe Dayan, meneror warga Palestina. Pada tahun 1948 tertatat 385 dari 475 desa di Palestina dibuldoser sehingga rata dengan tanah. Bersamaan dengan itu 850 ribu imigran gelap Yahudi masuk ke Palestina dari berbagi penjuru dunia. Sebanyak 78 persen tanah Palestina dirampas Yahudi penjajah, dan hanya tersisa 22 persen di tiga daerah yakni Jalur Gaza, Tepi Barat dan Al Quds bagian timur.

Pembantaian massal (genosida) penjajah Yahudi inipun terus berlangsung. Di Douimah (28 Oktober 1948) diperkirakan sekitar 1.000 orang dibunuh, Kafr Kassim (29 Oktober 1956) 49 orang dibunuh. Tidak berhenti sampai di sana, bagaikan hewan ternak yang harus dibunuh, Muslim Palestina dikejar hingga keluar perbatasan Palestina. Pada 9 September 1972, terjadi serangan udara di Suriah dengan target para pengungsi Palestina. Sekitar 500 orang meninggal dunia. Israel juga menyerang Lebanon dengan target yang sama pada 9 November 1977, sekitar 300 orang terbunuh.

Kamp-kamp pengungsi Palestina pun menjadi sasaran serangan. Pada bulan Juni 1982 terjadi serangan terhadap kamp pengungsi yang menewaskan 3.500 orang sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Sabra dan Satila menjadi saksi bisu kekejaman israel, saat negara itu dengan bantuan milisi Kristen Lebanon membantai lebih dari 100 orang pengungsi Palestina. Selama intifadhah ribuan rakyat Palestina terbunuh. Pembunuhan demi pembunuhan terjadi hingga saat ini.

Kekejaman tiada tara ini tidak bisa dilepaskan dari peran negara-negara imperialis yang membidani kelahiran entitas penjajah ini. Kelahirannya didukung penuh Inggris. Eksistensinya dipelihara oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Keberadaan negara (ilegal) israel di jantung Timur Tengah tentu merupakan hal yang penting bagi negara-negara imperialis. Keberadaan entitas penjajah Yahudi dijadikan alat untuk berbagai kepentingan politik.

Pernyataan Ezer Weizman mencerminkan hal itu: “Seandainya tidak ada israel, maka tidak ada pihak yang mampu membantu kepentingan Kerajaan Inggris." Sementara AS menggunakan entitas penjajah ini untuk terus-menerus diliputi konfiik yang menjadi alasan bagi Amerika untuk melakukan intervensi di Timur Tengah.

Semua ini terjadi karena di tengah-tengah umat Islam tidak ada lagi khilafah, institusi politik yang melindungi dan menjaga nyawa umat Islam dan eksistensi wilayah negeri-negeri Islam. Barat, setelah runtuhnya Khilafah pada tahun 1924, dengan leluasa merampok, membagi-bagi, merampas negeri-negeri Islam dengan kekayaan yang ada di dalamnya.

Perlu kembali kita ingat, bahwa persoalan persoalan Palestina bukanlah urusan kelompok-kelompok di Palestina, baik itu Fatah maupun Hamas. Bukan juga sekadar masalah konflik perbatasan antara rakyat Palestina dan Yahudi. Namun ini merupakan persoalan umat Islam secara keseluruhan. Sebab, tanah Palestina adalah milik umat Islam yang dirampas.

Persoalan utama Palestina itu adalah keberadaan penjajah Yahudi yang merampas tanah kaum Muslimin. Jadi perjuangan ini harus fokus dengan target mengusir Yahudi penjajah dari Palestina. Hal ini tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian. Sebab perdamaian mensyaratkan dua hal yang haram: pengakuan eksistensi negara penjajah israel dan menghentikan jihad fi sabilillah melawan penjajah. Walhasil, jalan yang harus ditempuh adalah terus menerus mengobarkan perang jihad fi Sabilillah.

Segala bentuk wasilah (perantara) yang mengantarkan penguasaan orang-orang kafir penjajah terhadap Palestina haram untuk ditempuh. Jalan yang mengokohkan penjajahan Yahudi seperti tawaran perdamaian, demokrasi, bantuan baik berupa hibah maupun utang tidak boleh dilakukan.

Hanya saja, umat Islam sebenarnya bukan hanya menghadapi institusi penjajah yang kecil seperti Yahudi, tapi berhadapan langsung dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang mendukung entitas penjajah itu. Karena itu memang dibutuhkan kekuatan seimbang. Sebab yang kita hadapi adalah negara-negara imperialis. Kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang akan menyatukan kaum Muslim. Daulah Khilafah ini yang akan menggerakkan seluruh tentara-tentara Islam, untuk keluar dari barak-barak mereka menuju Palestina, membebaskan negeri yang dijajah itu. Di sinilah letak penting perjuangan penegakan khilafah yang diwajibkan Allah SWT. Allahu Akbar!

Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 174, Mei-Juni 2016
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam