Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 16 Februari 2017

Penyimpangan Sistem Republik



Tindak korupsi muncul karena adanya ongkos sistem republik yang sangat mahal sebagai tebusan menggantikan biaya pemenangan pemilu,
sangat tidak mungkin sekali para pengusaha ataupun siapa saja yang memberikan dana-dana donasi pemilu tidak mengharapkan balas jasa dan imbalan, mana mungkin ada makan siang gratis. Inilah kenapa korupsi merajalela dan mengikat seluruh pilar-pilar negara ini.

Sekarang ini sudahlah sistem republik yang jelas merusak ditambah lagi dengan para pelaku birokratnya yang juga rusak, jelas sudah akan mengakibatkan kerusakan yang luar biasa. Maka dari itu solusi hanya dengan kembali kepada hukum Islam bukan dengan menggunakan aturan atau hukum-hukum jahiliyah seperti saat ini,

sistem republik merupakan sumber kekufuran dan kemaksiatan. Bahkan kini menjadi Biang Korupsi dan lebih bahaya lagi karena menjadi sumber kerusakan akidah umat islam.
Sistem republik itu lahir dari barat. Merupakan anak kandung kapitalis-sekuler. Menolak hukum-hukum dari Allah. Bahkan kalau Allah melarang berzina, maka aturan Allah ini tidak boleh diterapkan karena harus dapat persetujuan dulu dari DPR. Jadi dalam sistem republik, DPR lebih tinggi derajatnya dari Allah Swt. Ini membahayakan akidah umat dan sumber kekufuran,

akibat diterapkannya sistem republik, semua hukum yang Allah turunkan dalam al Qur’an itu tak boleh dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan manusia DPR. Inilah malapetaka awal yang melahirkan berbagai kemaksiatan, mulai dari akidah umat, perzinahan, kriminalitas bahkan yang lagi ramai sekarang, korupsi merajalela

Solusi atas berbagai kemaksiatan selama ini hanya dengan diterapkan syariah dan Khilafah. Karena kita tak bisa berharap pada sistem republik untuk menerapkan syariah. Sebaliknya kita harus mencontoh nabi SAW yang telah sukses membangun peradaban yang agung. Saatnya kita tinggalkan sistem republik dan kembali mengambil warisan nabi kita dengan berjuang dan berdakwah demi tegaknya syariah dan Khilafah,

sistem republik identik dengan kedaulatan rakyat. Dalam sistem republik, rakyatlah —melalui para wakilnya yang notabene manusia— yang memiliki otoritas membuat hukum. Allah SWT, Pencipta manusia, justru selalu disingkirkan perannya sebagai satu-satunya Pembuat hukum (Asy-Syari’). Karena itu sistem republik adalah sebuah bentuk kesyirikan yang wajib ditolak.
Bagaimana jika sistem republik hanya dijadikan alat ataupun sarana perjuangan umat Islam untuk sampai pada tampuk kekuasaan? Faktanya, inipun sama problematisnya. Alih-alih menjadikan sistem republik sebagai alat atau sarana perjuangan, umat Islam justru diperalat oleh sistem republik untuk melegitimasi semua perundang-undangan dan kebijakan yang acapkali bertentangan dengan akidah dan syariah Islam. Itulah realitas politik yang terjadi di negeri-negeri Muslim yang menerapkan sistem republik, tempat partai-partai Islam bergumul dengan dirinya sendiri hingga acapkali mengorbankan idealisme bahkan agama mereka.

Mereka yang memilih jalan demokrasi sebagai jalan untuk menuju perubahan meyakini bahwa jika menang dalam proses sistem republik, yakni seperti Pemilu legislatif atau Pilpres, mereka akan bisa melakukan perubahan secara mudah, termasuk untuk menerapkan syariah Islam. Alasannya, karena mereka menang dengan suara terbanyak sehingga pemerintahan mereka didukung oleh rakyat secara mayoritas.
Ini jelas konsep berpikir yang keliru. Pasalnya, masyarakat yang memilih mereka bukan karena kesadaran politik mereka terhadap syariah Islam.

Sejak awal kelahirannya, kedaulatan dalam sistem republik ada di tangan segelintir rakyat, yakni para pemilik modal. Hanya saja, mereka menipu rakyat dengan menggembar-gemborkan seolah-olah kedaulatan ada di tangan rakyat. Jadi, bila perubahan yang dikehendaki adalah daulat rakyat maka sistem republik tidak memberikan hal itu. Yang berdaulat dan berkuasa dalam sistem republik adalah para pemilik modal. Jadi, bagaimana mungkin sistem republik bisa memberikan kesejahteraan kepada rakyat?

Sistem republik itu jalan palsu, di mana partai Islam yang menang secara demokratis, maka pasti akan dilengserkan secara tidak demokratis

Islam bukan sekedar agama yang mengajarkan aspek ritual, spiritual dan moral pada pemeluknya, akan tetapi Islam juga mengajarkan pada pemeluknya seperangkat peraturan hidup yang lengkap serta unik untuk dijalankan dengan garansi kesejahterahan dan keridhan dari Alloh SWT. pelaksanaan semua hukum syariah adalah bentuk aplikatif dari sebuah keimanan yang sempurna sebagaimana firman Alloh dalam surah an-Nisa:63. Dari komprehensivitas Islam ini pula bahwasanya Islam bukan sekedar agama tetapi juga adalah Ideologi sebagaimana Kapitalisme-Sekuler maupun Sosialisme-Komunis, dengan demikian Islam punya kelayakan sebagai Ideologi untuk diterapkan.

Islam dengan kesempurnaannya juga mengatur masalah politik, sehingga sikap yang salah jika kaum muslimin menjauhi politik. Namun yang perlu untuk diperjelas dan dipertegas adalah seperti apa bentuk politik Islam, siapa pelakunya dan bagaimana merealisasikannya sehingga tidak salah kaprah memahami politik Islam.

sejarah sistem republik yang tidak berakar dari Islam, prinsip-prinsip sistem republik yang menuhankan manusia karena manusia menjadi sumber kadaulatan untuk membuat undang-undang serta hukum, serta pemisahan agama dari kehidupan,
empat pilar sistem republik yakni kebebasan kepemilikan, beragama, berprilaku, serta berbicara melahirkan kebejatan moral, munculnya aliran sesat, rusaknya tatanan sosial, merebaknya fitnah dan sebagainya; secara diametral sistem republik jelas tidak sesuai dengan Islam.

bagaimana mungkin kita memisahkan gula dengan rasa manisnya ataupun garam dengan rasa asinnya, demikian pula mustahil kita pisahkan Iman dengan hukum syara’ maupun memisahkan Islam dengan formalisasi Syariah dan Khilafah, ini adalah sebuah bentuk kekacauan berfikir. Sungguh sudah jelas kebathilan sistem republik, yang tidak mungkin disatukan dengan Islam yang haq.

sistem republik merupakan sistem kufur yang hanya akan mengokohkan penjajahan Barat. Jalan sistem republik pun tidak bisa dipercaya untuk menghantarkan keberhasilan untuk menegakkan syariah Islam.
Umat Islam harus menolak cara-cara yang ditentukan oleh penjajah, termasuk jalan sistem republik, yang pada faktanya hanya untuk kepentingan mereka.

secara bertahap sebagian orang sudah melihat sistem republik bukan lagi sistem yang bisa diharapkan bisa mensejahterakan rakyat dan melahirkan pemimpin yang independen yang berpihak pada publik tanpa bisa diintervensi kaum kapitalis.
kelompok masyarakat ini mulai melihat realita bahwa sistem republik melahirkan pemimpin yang terkooptasi oleh para pengusaha kapitalis yang rakus sebagai investor politik, dan juga sistem republik melahirkan banyak pemimpin yang juga korup karena sistem ini padat modal dan high-cost.

sistem republik adalah sistem kufur yang merampas kedualatan Allah dan menjadikan kedaulatan rakyat sebagai penggantinya.
Islam tidak dapat didirikan dengan sistem republik yang kufur. Islam hanya dapat dimuliakan dengan metode dan manhaj yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW.

solusi saat ini bukanlah dengan kembali pada sistem republik. Tapi kembali pada tatanan sistem Islam, yaitu Daulah Khilafah Islamiyah.
ide Sistem republik menegaskan teori “kedaulatan rakyat” sebagai lawan dari teori ”kedaulatan Tuhan”. Sistem republik menegaskan Vox Populi Vox Dei (suara rakyat adalah suara tuhan). Tidak ada ketentuan Tuhan mengatur rakyat dalam kehidupan publik. Sebaliknya, suara publik itu sendirilah yang harus diakui sebagai pencerminan “suara Tuhan”.
konsep sistem pemerintahan yang pas untuk ide sekulerisme adalah sistem republik,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam