Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 14 Juli 2016

Politik harus berjalan sesuai dengan hukum Syara'


 


Berhukum dengan apa yang diturunkan Allah adalah fardhu. Wajib mengesakan Allah dan hal ini terdapat dalam syahadat mereka. Meskipun demikian mereka (zholim) telah menelaah –berdasarkan metode berpikirnya tadi- bahwa boleh bagi seorang muslim untuk bergabung dalam sistem pemerintahan thaghut. Mereka telah menyimpang jauh dari kebenaran.

Menurut logika dan metode berpikir yang keliru itu berbagai asumsi kemaslahatan membolehkan pelanggaran terhadap syara’ dan akan menolong musuh-musuh Allah. Pemikiran mereka telah melahirkan perkara yang melampaui batas (yaitu) mereka menempati posisi sebagai pembuat syara’ (hukum). Mereka mengeluarkan produk-produk yang tidak berguna untuk dakwah ideologi Islam, tidak mendekatkan kaum Muslim pada kebenaran ataupun kemenangan, dan tidak pula bisa merubah realitas yang ada. Justru dampak negatif yang muncul, dan hal ini telah dibuktikan berdasarkan realitas.

Tidak diragukan lagi bahwa bergabung dengan sistem pemerintahan jahiliah menimbulkan kerusakan yang besar. Para penguasa itu menerapkan sistem thaghut, menyimpang dari perintah Allah dan menentang hukum-hukum-Nya. Sungguh hal ini adalah dosa yang amat besar.

Apakah layak untuk mendapatkan berbagai maslahat yang diasumsikan itu dengan menjadikan seorang muslim berhak melanggar perintah Rabbnya? Apakah tidak ada jalan lain, jalan yang tidak mengundang kemurkaan Allah?

Sesungguhnya gerakan-gerakan Islam ketika terjun di bidang politik harus berjalan sesuai dengan hukum syara’ dan terikat dengan metode Rasulullah Saw.
Apakah tidak ada jalan yang benar bagi seorang da’i untuk menyeru peminum khamr meninggalkan kebiasaannya itu selain jalan yang salah yaitu dengan masuk ke bar, kemudian turut minum khamr bersamanya. Kemudian meninggalkan perbuatan itu untuk meyakinkan peminum khamr bahwa dia mampu meninggalkannya. Demi Allah, betapa lemahnya akal yang melahirkan pemikiran seperti ini! Bagaimana mungkin dia mengizinkan dirinya mengganti syari’at Allah!

Sistem bathil yang dimasuki oleh mereka itu tidak akan berubah dengan kehadiran mereka, bahkan justru memperburuk citra mereka di hadapan masyarakat, karena masyarakat akan menempatkan sikap yang sama terhadap sistem maupun orang-orang yang bergabung di dalamnya.
Justru mereka akan memberikan contoh yang buruk dan teladan yang tidak layak untuk ditiru. Hal itu telah dibuktikan berdasarkan kenyataan.
Jika tidak ada gerakan Islam yang ikhlas dan sadar yang tampil menghadapi seruan-seruan ini, dan ulama kaum Muslim yang pemberani maka Islam pasti akan hilang dari jiwa-jiwa manusia seperti mereka akibat keterangan-keterangan yang telah diberikan dan sikap-sikap kompromistis terhadap kebathilan oleh para pencetus ide-ide ini yang tekun memperkuat dan membelanya.

Demi Allah, betapa jauhnya perbedaan antara gerakan-gerakan atau “ulama” yang berada dalam kubangan sistem jahiliah itu yang menyesaki dadanya dengan sistem yang rusak, dengan gerakan-gerakan Islam dan ulama yang mengatakan yang hak dan menegakkannya, yang tidak takut celaan orang-orang yang mencela, meskipun dijebloskan ke dalam penjara para penguasa muslim. Ingatlah dengan firman Allah Swt.:
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-Rasul telah bersabar.” (TQS. al-Ahqaf [46]: 35)

“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar.” (TQS. ar-Ruum [30]: 60)

Gerakan ideologi Islam mesti melalui jalan yang benar untuk meraih cita-cita tanpa terjerumus pada perkara bathil. Pada hakikatnya tidak ada maslahat yang akan tercapai apabila melakukan maksiat kepada Allah dan turut serta kekuasaan sistem pemerintahan yang jahiliah. Sebaliknya, justru akan berakibat negatif baginya, dakwah dan Islam.

Dengan metode yang bathil maka para tokoh dan anggotanya belajar untuk bersikap membengkok-bengkokkan kebenaran. Apabila mereka berkumpul dengan penguasa tempat mereka bergabung di dalam sistem pemerintahan bathil, maka mereka akan mengatakan apa yang disukai manusia. Pernyataan-pernyataan mereka menjadi berubah-rubah. Dan mereka di sebagian besar waktunya berdiam diri terhadap tuntunan-tuntunan Islam yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingannya.

Dakwah yang mereka lakukan akhirnya hanya terbatas pada hal-hal yang tidak membahayakan sistem bathil yang ada. Mereka enggan mendakwahkan hukum-hukum yang membuat sistem bathil gelisah dan selanjutnya tidak pernah berpikir untuk keluar dari situasi itu.

Mereka menjadikan maslahat sebagai standar (tolok ukur) usaha-usaha politiknya, bukan keterikatan dengan hukum syara’. Apa yang bisa mendatangkan maslahat, mereka kerjakan, meskipun melanggar syara’. Di dalam metode berpikir mereka terdapat kelancangan terhadap agama dan berbelok dari nash-nash yang shahih dan qath’i.

Mereka yang menggunakan metode berpikir akal-akalan ini telah membuka peluang bagi diri mereka sendiri untuk membuat hukum, dan membolehkan hawa nafsu mereka untuk menilai mana yang manfaat dan mana yang mudharat yang terkait dengan setiap perbuatan yang ingin mereka jalankan.
Apabila menurut akal mereka manfaat suatu perbuatan jauh lebih besar dari mudharat-nya, maka perbuatan itu harus dikerjakan. Dan jika mudharat-nya lebih besar dari pada manfaatnya -menurut akalnya- maka perbuatan itu ditinggalkan. Dengan metode berpikir akal-akalan itu seorang muslim memposisikan dirinya sebagai musyarri’ (pembuat syari’at) karena dia mengukur maslahat dengan akal dan hawa nafsunya.

Adapun apa yang mereka contohkan dengan mengutip pendapat sebagian ulama untuk memperkuat pemikiran mereka, maka pendapat manusia bukanlah hujjah yang bernilai di hadapan syara’, tidak termasuk sebagai dalil dan tidak layak digunakan sebagai hujjah. Apabila mereka mengatakan: bahwa si fulan berpendapat demikian, demikian, maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya telah berkata dengan perkataan-perkataan yang benar, qath’i dan kuat.
Apakah dibenarkan kita menghapus perkataan Allah dan Rasul-Nya dengan perkataan manusia, siapapun dia?! Pemikiran maslahat telah menguasai para pencetus ide ini sehingga mereka layak disebut sebagai oportunis. ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam