Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 15 Mei 2016

Sekelompok Berlabel Ulama Bergabung Dengan Barat


 

PENGARUH PERANG MISIONARIS

Perang misionaris adalah perang pembuka yang meratakan jalan bagi penjajahan Eropa. Tujuannya untuk menaklukkan dunia Islam melalui penaklukan politik setelah penaklukkan tsaqafah (khazanah pemikiran).

Setelah kaum muslimin mengemban qiyadah fikriah Islamiah (kepemimpinan pemikiran Islam) yang menguasai Barat ketika berhasil menaklukkan Istanbul dan negara-negara Balkan serta memasukkan Islam ke daratan Eropa, maka Khilafah Islam berbalik menjadi sasaran serangan Barat. Barat mulai mengemban qiyadah fikriah-nya ke Negara Khilafah Islam dan menjadikannya panggung kebudayaan dan pemahaman kehidupan bagi umat Islam, menebarkannya dengan macam-macam sarana di bawah nama ilmu, kemanusiaan, dan misionaris keagamaan.

Barat tidak cukup dengan membawa hadharah (kebudayaan) dan pemahaman-pemahamannya, tetapi juga menikam (memfitnah) hadharah (kebudayaan) dan pemahaman Islam ketika membenturkan misinya melawan Islam. Serangan Barat ini membawa pengaruh, bahkan menguasai kelompok ber-tsaqafah (ilmu-ilmu) keislaman, para politisi, bahkan juga para pengemban tsaqafah (khazanah keilmuan) dan masyarakat Islam.

Terhadap kelompok ber-tsaqafah (ilmu-ilmu) keislaman, Penjajah Barat memasuki sekolah-sekolah misionaris sebelum menduduki dan memasuki semua sekolah. Cara yang ditempuh dengan menciptakan metode-metode pengajaran dan tsaqafah (khazanah pemikiran) atas dasar falsafah, hadharah (kebudayaan), dan pemahaman khas kehidupan Barat. Proses ini terus berlangsung hingga menjadikan kepribadian Barat sebagai asas kehidupan Islam yang pada gilirannya akan mencabut tsaqafah (khazanah keilmuan) Islam yang selama ini kita pakai.

Barat juga menjadikan sejarah, ruh kebangkitan, dan lingkungannya sebagai sumber pokok nilai yang mengisi akal kita. Tidak cukup dengan itu saja, bahkan Barat juga memasukkan ruh ini ke dalam berbagai metode yang terperinci hingga tidak satupun tsaqafah (khazanah ilmu) Islam yang keluar dari bagian-bagian landasan pemikiran umum yang itu merupakan falfasah dan hadharah (kebudayaan)nya.

Proses ini merata ke semua aspek tsaqafah (khazanah ilmu) Islam hingga merasuk ke dalam pelajaran agama dan sejarah Islam. Metode keduanya dibangun atas dasar Barat dan menurut pemahaman-pemahaman Barat. Agama Islam dipelajari di sekolah-sekolah Islam sebatas pada materi ruhani-etika saja sebagaimana pemahaman Barat tentang agama mereka. Agama dipelajari hanya pada satu aspek saja dan jauh dari kehidupan dan hakikat pemahaman tentang hidup.

Kehidupan Rasul diajarkan pada anak-anak kita yang mata rantainya terputus dari kenabian dan risalah, bahkan didudukkan sebagaimana mempelajari kehidupan Napoleon atau Bismarks. Pemikiran atau perasaan apapun tidak ada pengaruhnya sedikitpun dalam jiwa mereka. Materi-materi ibadah dan akhlak yang sebenarnya sudah tercakup dalam minhaj agama diberikan hanya dari sisi kemanfaatan. Dengan demikian, pengajaran agama Islam juga menjadi sejalan sesuai dengan pemahaman-pemahaman Barat.

Sejarah Islam diajarkan hanya dengan menonjolkan sisi-sisi aibnya yang dibuat-buat. Dan, ini membuktikan buruknya tujuan dan pemahaman Barat. Hasil analisis rekayasa itu diletakkan dalam bingkai hitam di bawah nama kesucian sejarah dan bahasan ilmiah, kemudian ditambah dengan lumpur basah yang tumbuh dari para budayawan (ber-tsaqafah) muslim yang mempelajari sejarah dan menyusunnya atas dasar uslub dan manhaj (metode) misionaris. Seluruh rencana diletakkan atas dasar falsafah Barat dan disesuaikan dengan manhaj (metode) Barat.

Dengan demikian, orang-orang yang ber-tsaqafah (keilmuan) Islam kebanyakan menjadi anak-anak dan murid-murid tsaqafah (pemikiran) Barat. Mereka merasakan lezatnya tsaqafah (khazanah pemikiran) ini dan selalu merindukannya serta mengarahkan kehidupan mereka sesuai dengan manhaj (metode) Barat, sehingga mayoritas mereka mengingkari tsaqafah (pemikiran) Islam jika bertentangan dengan tsaqafah (pemikiran) Barat.

Mereka menjadi sekelompok orang yang ber-tsaqafah (pemikiran) Barat dan menerapkan segala kebijakan searah dengan pandangan Barat. Mereka memurnikannya untuk tsaqafah (pemikiran) Barat dengan kemurnian yang sempurna yang membawa mereka pada penyucian unsur asing dan mengemban hadharah (kebudayaan)nya. Banyak dari mereka (kaum muslimin) yang terbentuk dengan pola Barat.

Akhirnya, mereka menjadi orang yang membenci Islam dan tsaqafah (pemikiran) Islam sebagaimana Barat membencinya. Mereka membawa permusuhan keji terhadap Islam dan tsaqafah (pemikiran)nya sebagaimana yang dibawa Barat. Mereka menjadi pemeluk Islam yang meyakini Islam dan tsaqafah (pemikiran)nya sebagai penyebab kemunduran kaum muslimin sebagaimana yang dipengaruhkan Barat kepada mereka supaya berkeyakinan demikian. Dengan demikian, misi para misionaris sukses. Kesuksesan mampu memutus persatuan ketika sekelompok kaum muslimin berlabel ulama bergabung dengan Barat dan masuk dalam barisan-barisannya yang memerangi Islam dan tsaqafah (pemikiran)nya…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam