Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Selasa, 29 Maret 2016

Karakteristik Bunga Rafflesia Arnoldi


rafflesia sebagai padmosari 

SERATUS enam puluh empat tahun yang lalu, Letnan Gubernur Inggris dan ibu Thomas Stamford Raffles, bersama dokter pribadinya, Arnold, menembus hutan belantara Sumatra Barat, di belakang Bengkulu. Mereka menemukan bunga ajaib yang ukurannya sebesar roda gerobak. Apanya yang ajaib? Bunga sebesar roda itu tidak mempunyai batang dan daun. Padahal tanaman berbunga lazim- nya mempunyai batang, akar, daun, bunga dan buah. Yang ini tiba-tiba 'saja mencuatkan bunganya dan munculnya dari akar jenis tanaman 'lain, lagi! Tanaman lain, yang hidup memanjat pada batang tanaman yang lain lagi,berupa pohon raksasa hutan. Mudah dimengerti, betapa bingung Raffles, dan Arnold waktu itu. Sebatang pohon tinggi, yang tampaknya mempunyai sulur ke bawah, tetapi ada bunga luar biasa muncul pada akar sulur itu. Mana ada, pohon berbunga di akar! Karena mengira berhadapan dengan jenis tanaman baru, Raffles mengirim laporan tentang bunga , itu kepada British Museum. Seorang botanikus bernama Robert Brown, yang meneliti laporan itu, kemudian memberi nama kenang-kenangan Rafflesia arnoldi, untuk mengabadikan nama kedua penemunya.

Benalu
Mengapa tanaman itu hanya ' terlihat bunganya saja? Di manakah batangnya? Ternyata kemudian, ia hidup sebagai benalu pada suatu tanaman inang. Yang dipilih menjadi kurban, kebanyakan jenis Tetrastigma glabratum. Kadang-kadang juga Vitis Ianceolaria (Oyod epek atau Akar darik-darik), dari familias Vitaceae, yang hidup memanjat pada batang tanaman lain. Memang ia masih satu famili dengan Anggur, Vitis Vinifera, yang juga minta dirambatkan pada tongkat rambatan. Nah! Tanaman pemanjat yang sial ini mempunyai akar yang (tentu saja) hidup subversif dalam tanah, sebagaimana layaknya akar tanaman berbunga. Akar yang malang inilah, yang dulu mula-mula ketempelen biji Rafflesia, biji yang memang lekat dan terbawa - oleh binatang sampai jatuh dan menempel pada akar itu. Biji yang bertunas kemudian menembus kulit akar yang malang itu dengan jaringan sel penghisapnya yang seperti mycelium cendawan, menembus sela-sela jaringan tubuh tanaman inangnya. la tumbuh tanpa daun untuk berfotosintesis. Fotosintesis memang tidak perlu, karena makanan sudah bisa dihisap dari tanaman inang. Jadi untuk apa bersusah payah 'memelihara' daun? Sari makanan dari akar tanaman inang dihisap dengan jaringan pembuluh dalam tangkai calon bunga, dan langsung dipakai untuk menumbuhkan bunga itu sendiri. Batang juga tidak perlu, karena tidak perlu menyalurkan hasil fotosintesis, dan tidak perlu 'berdiri tegak' sebagai pohon. Mula-mula, calon bunga Rafflesia itu hanya seperti kubis coklat saja, bentuknya. Baru sesudah sembilan bulan, ia mencapai ukuran maksimalnya, sebesar roda gerobak bergaris tengah 90 cm. Makota bunganya juga aneh. Tidak tipis gampang robek seperti daun Scnte (Tales-talesan) atau phylodendron. tetapi tebal alot seperti daging tipis. Kalau mahkota bunga berwarna merah coklat bertotol-totol putih sebanyak lima helai itu kemudian terbuka, maka terlihatlah dasar bunga seperti ketel menganga yang sudah hilang tutupnya. Di dalamnya terdapat 'alat perkembangbiakannya', yang tidak sama sempurnanya. Bisa putik (betina) saja tumbuh sempurna, sedang benang sari (jantan)-nya tidak, sehingga bunga itu kemudian disebut bunga betina. Bisa juga benang sarinya saja yang sempurna, sedang putiknya tidak. Lalu ia disebut bunga jantan. Ya! Bunga Rafflesia memang berkelamin satu. jadi harus diserbuki oleh tepung dari bunga Rafflesia lain. Atau menyerbuki putik bunga Rafflesia lain.

Iklan busuk
Sebagai bunga subversif yang boleh dikata hidup bersembunyi di bawah pohon-pohon hutan, Rafflesia tahu benar bahwa ia tidak mungkin mengharapkan penyerbukan bunga dengan bantuan angin. Harus seranggalah yang dimintai jasanya. Bagaimana memikat serangga agar mau menyentuh putik atau benang sari yang siap menunggu dalam ketel di bawah pohon? Ia memasang iklan, berupa bau busuk, seolah-olah menyilakan: 'Silakan, lho! Makan bangkai' Selama seminggu `terbuka terus, bau busuk menusuk hidung siapa saja yang sedang lewat. Termasuk lalat yang terbang sejauh satu meter di seputar bunga itu. Bau itu disebarkan oleh cairan yang dikeluarkan oleh deretan kelenjar, terletak di atas bakal buah. Lalat yang biasanya menaruh telur di atas bangkai busuk itu, setelah masuk ke dalam 'ketel' ternyata tidak menemukan bangkai apa-apa. la berputar-putar dalam ruangan busuk itu. Kakinya yang berbulu sempat ditempeli serbuk sari, yang dihasilkan oleh sederet benang sari pada dinding bunga. Ha'. ltulah yang diharapkan. Nanti, kalau ia keluar lagi (karena bosan), dan kemudian beberapa meter dari tempat itu ia melancong ke bunga Rafflesia lain yang menusuk hidung juga, (dan ia berputar-putar pula dalam pencarian bangkai yang baunya ada, tetapi 'barangnya' tidak ada), ia sudah sempat menempelkan tepung sari titipan ke putik bunga yang kini diinjak-injaknya. Kalau putik sudah dibuahi, bunga Rafflesia itu akan membusuk pelan-pelan, untuk akhirnya mencair menjadi lendir basah, sambil menumbuhkan dan memasakkan biji. Diduga bahwa biji yang terbentuk kemudian dimakan oleh burung atau binatang penggemar bau busuk (misalnya burung Kukuk beluk, Asu ajak, Babi hutan), kemudian disebarluaskan ke tempat lain. Teka-teki Mengapa baru dugaan? Soalnya, memang belum pernah ada peneliti yang melaporkan kesaksiannya sebagai saksi mata, atas peristiwa penyebaran biji Rafflesia arnoldi ini. Binatang macam apa yang menyebarkannya? Kapan dilakukan dan bagaimana caranya yang persis? Ditelan mentah-mentah kemudian dikeluarkan lagi melalui 'pintu belakang'? Atau hanya diinjak-injak porak poranda saja, sehingga ada yang menempel pada bulu kaki, untuk kemudian jatuh dan menempel pada akar Tetrastigma di tempat lain?

Masih ada teka teki kehidupan Rafflesia arnoldi yang belum terjawab. semata-mata karena bunga itu memang hanya tumbuh di hutan belantara Sumatra saja, yang tidak mudah didatangi orang. Kalaupun ada yang berhasil menemukannya sedang mekar, bunga yang hanya mekar selama seminggu itu sukar sekali dikeringkan menjadi herbarium. Susunannya seperti daging basah, yang dalam waktu seminggu sudah hancur menjadi massa lendir seperti kaldu daging. Mungkinkah bijinya dapat disemaikan pada akar Tetrastigma di tempat lain? Tetapi siapa yang sudi melakukan percobaan? Kita hanya tahu bahwa Rafflesia dari familias Rafflesiaceae ini masih berkerabat dekat dengan Aristolochia dari familias Aristolochiaceae. Bunga Aristolochia (sejenis tanaman hias perambat, asal Brasilia, yang banyak dipelihara penggemar kebun kota besar), juga mengeluarkan bau busuk, untuk memikat lalat yang diminta bantuannya sebagai makelar perkawinan. Sampai sekarang baru lebih kurang dua belas jenis Rafflesia yang ditemukan (dan diberi nama bagus). Semuanya ternyata hanya tumbuh di hutan tropik sebelah barat garis Wallace saja, yang dibayangkan membelah kepulauan Nusantara kita di Selat Makasar dan Selat Lombok. Rafflesia manillana dari Filipina; R. borneensis, R. ciliata dan R. witkampi dari Kalimantan. serta R. rochuseni dari Sumatra Barat, semuanya kalah besar bunganya dengan R. arnoldi. Apalagi R. patma dari jawa. Bunganya lebih kecil lagi. Minuman datang bulan Kalau Rafflesia arnoldi sulit ditemukan. Rafflesia patma lebih gampang dicari. Setidak-tidaknya pada zaman dahulu, ketika Pulau Jawa masih banyak hutannya yang tidak digunduli. Atau dimasuki orang yang meninggalkan puntung rokok. jenis dari jawa ini dulu banyak dimanfaatkan sebagai ramuan jamu Padmosari, yang dapat mengembalikan ke-singset-an tubuh para wanita yang mulai gemuk. Menurut nenek yang suka mendongeng, bunga Padma yang berkhasiat hanya ditemukan di Nusakambangan. Lagi pula, tidak begitu mudah diperoleh. Itulah sebabnya, jamu Padmosari (yang asli) hanya terbeli oleh kaum ningrat, para bangsawan dan hartawan saja. Kalau ada rakyat biasa yang ingin turut memanfaatkannya, mereka dikatakan ora ilok (tidak dibenarkan). Itu pada zaman dulu. Zaman sains dan teknologi jamu belum maju. Kini, kita sudah tahu dari laporan tentang pelbagai jenis Rafflesia, bahwa semua Rafflesia hidup parasitik pada akar tanaman pemanjat tetrastigma. Kemudian, pada permulaan abad ke-20 baru diketahui bahwa bunga Padma ternyata tidak hanya tumbuh di Nusakambangan saja, tetapi di hutan manapun di Pulau jawa, yang lembab di daerah berkapur. Terutama sepanjang pantai selatan, waktu masih banyak hutannya dulu. Kini, bunga Padma sudah kembali jarang dan sulit diperoleh lagi. karena habitat (tempat tumbuhnya) sudah banyak yang rusak. Pohon-pohon dalam hutan ditebangi, sehingga Tetrastigma pemanjat yang menjadi tanaman inang bagi mereka banyak yang musnah. jamu Padmosari kemudian disubal dengan tanaman lain yang bersifat adstringent, mengencangkan juga seperti Rafflesia patma. Gadis dan ibu kita zaman mutakhir kemudian ilok saja minum Padmosari aspal (asli tetapi agak palsu). Untuk menjaga kelangsingan tubuh, jamu ini cukup diminum setelah kaum wanita kita 'datang bulan' saja. Itu pun kalau datang'.
 dari Intisari Jan '83

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam