Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 28 Maret 2016

Agenda kebijakan luar negeri



Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS. Al Mujaadilah: 22)

Yang akan kita jumpai adalah bahwa Amerika dan sekutu-sekutunya telah menentukan agenda kebijakan luar negeri mereka terhadap negara-negara lainnya di seluruh dunia. Negara-negara lain tidak memiki visi atau ambisi seperti itu; dan oleh sebab itulah kita tidak akan menemukan agenda kebijakan luar negeri di negara-negara tersebut sehingga mereka kehilangan pandangan yang mendunia. Kebijakan internasional, ambisi, atau visi yang menjadi landasan bagi negara-negara pemimpin untuk merumuskan bentuk hubungannya dengan negara lain disebut dengan agenda kebijakan luar negeri. Atas dasar agenda kebijakan luar negeri inilah ditentukan hubungan dengan negara dan bangsa lain di dunia.

“Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.” (QS. Al Mumtahanah: 2)

Ini merupakan poin penting yang harus diingat ketika berusaha mengelompokkan negara-negara yang ada di dunia saat ini. Dapat dikatakan bahwa negara-negara yang memiliki agenda kebijakan luar negeri yang terdefinisi dengan jelas merupakan negara yang kuat, berkuasa, dan berpengaruh. Sedangkan negara-negara yang tidak memiliki agenda kebijakan luar negeri yang jelas merupakan negara yang lemah dan tidak independen, yang tidak dapat menentukan nasibnya sendiri, apalagi menentukan nasib negara lain. Urusan-urusan negara dan rakyatnya berada di tangan negara-negara lain yang lebih kuat dan lebih berkuasa. Persengketaan tanah Palestina sekarang ini, misalnya, kita akan melihat bahwa rancangan kebijakan penyelesaian yang digunakan, negosiasi perdamaian yang harus diawasi, perun- dingan damai yang diadakan, serta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya tidak secara eksklusif diatur dan dilaksanakan oleh bangsa-bangsa yang terkait langsung dengan permasalahan itu.

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 168)

Kita justru melihat bahwa rencana dan kebijakan pendirian negara otonomi Palestina dan 'internasionalisasi' al-Quds (Jerusalem) — yang memisahkan kaum Muslim dan orang-orang Yahudi- secara praktis justru dirancang dan diarahkan oleh Amerika. Campur tangan itu tampak jelas jika kita mengamati secara seksama kunjungan diplomatik tingkat tinggi para wakil negara asing dan penasihat mereka ke wilayah tersebut. Seorang pengamat yang teliti akan bertanya-tanya, apa sesungguhnya kaitan masalah tersebut dengan bangsa Amerika atau bangsa- bangsa lainnya? Apakah Amerika juga akan mengundang bangsa- bangsa lain untuk menyelesaikan persoalannya sendiri? Akankah Amerika mengundang bangsa-bangsa lain untuk merancang penyelesaian serta mengadakan berbagai konferensi dan perundingan terhadap persoalan pemisahan Washington DC, New York, California, atau negara-negara bagian lainnya - misalnya- atau masalah dalam negeri mereka lainnya? Mengapa Amerika tidak mengundang bangsa-bangsa lain untuk menyelesaikan urusannya sendiri, jika bukan karena ia telah menduduki posisi kepemimpinan di antara negara-negara lainnya?

“Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Az Zukhruf: 62)

Tidak ada penjelasan lain, kecuali hal ini menunjukkan bahwa Amerika adalah arsitek dan pemimpin yang efektif dalam masalah Palestina; hal ini bukan sesuatu yang samar-samar atau diperselisihkan. Inilah bukti bahwa Amerika jelas-jelas memiliki visi mengenai wilayah Palestina, maupun tempat-tempat lain di bagian manapun di bumi ini, sepanjang wilayah tersebut masuk dalam agenda kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Inilah yang menyebabkan Amerika bersikap aktif terhadap permasalahan yang sesungguhnya bukan bagian dari persoalannya. Agenda kebijakan luar negeri inilah yang mengakibatkan Amerika merasa perlu ikut campur tangan dalam urusan negara-negara lain di seluruh dunia. Ini berarti bahwa Amerika mempunyai rancangan dan kebijakan untuk seluruh dunia.

“Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang,” (QS. Ash Shaaffaat: 173)

Jadi tidaklah mengherankan, apabila seseorang berjalan menyusuri koridor gedung Kementrian Luar Negeri Amerika, ia akan menemukan berbagai pintu yang masing-masing bertuliskan nama-nama wilayah dari berbagai bagian dunia. Amerika telah mengelompokkan negara-negara di dunia berdasarkan visi yang telah ditetapkan, dan menentukan lembaga-lembaga dan kebijakan luar negeri untuk mewujudkan visi tersebut. Ada lembaga urusan Afrika, urusan Asia Timur dan Pasifik, urusan Eropa, urusan Timur Dekat, urusan Negara-negara Baru Merdeka Bekas Uni Soviet, urusan Asia Selatan, dan urusan Belahan Bumi bagian Barat. Dengan demikian, agenda kebijakan luar negeri terhadap negara-negara dan bangsa-bangsa lain di dunia hendaknya sudah ditentukan, sehingga akan dapat mendorong dan mengarahkan suatu bangsa pada pandangan yang mendunia. Agenda kebijakan luar negeri suatu bangsa mencerminkan pandangan mereka terhadap dunia dari sudut pandang tertentu. 
 dari "Jihad Dan Kebijakan Luar Negeri Daulah Khilafah", terjemah al-Qur'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam