Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Selasa, 15 Desember 2015

KEMATIAN SEMATA KARENA AJAL



KEMATIAN TERJADI SEMATA KARENA AJAL
(TIADA KEMATIAN TANPA DATANGNYA AJAL)

       Banyak orang yang menyangka bahwa penyebab kematian itu bermacam-macam misal terkena penyakit mematikan seperti AIDS, leuchemia, stroke; atau tertusuk pisau, terbakar, kecelakaan, dll. sehingga mereka mengataka bahwa si A meninggal karena sakit, kecelakaan, dll.
       Pada hakekatnya kematian dan sebab kematian adalah satu, yaitu sampainya ajal, tidak ada sebab yang lainnya.  Bebagai contoh di atas yang seringkali terjadi dan dapat menghantarkan kepada kematian hanya merupakan suatu kondisi yang menghantarkan kepada kematian, dan bukan sebab-sebab kematian itu sendiri.
       Kadang-kadang ditemukan adanya keadaan (yang mematikan) tetapi kematian tidak terjadi, dan terkadang ditemukan kematian tanpa didahului oleh suatu keadaan bahaya pun.
       Sesuatu peristiwa yang dapat mendahului kematian bukan merupakan sebab kematian.  Andaikan hal itu dianggap sebagai sebab, tentu akan menghasilkan kematian secara pasti.  Dan kematian tidak dapat terjadi dengan kasus yang lain, oleh karena tidak dapat menghasilkan kematian secara pasti, meskipun dalam satu kasus saja dan kematian bisa datang dengan berbagai macam cara, maka hal ini menunjukkan secara pasti bahwa hal itu bukan sebab melainkan "kondisi" saja. 
       Sedangkan sebab kematian yang sebenarnya yang menghasilkan musabab adalah sesuatu hal yang lain bukan seperti yang dijelaskan dalam "kasus/kondisi".
       Adapun sebab kematian yang sebenarnya, hal itu berada di luar kemampuan akal untuk mengetahuinya karena berada di luar jangkauan indera manusia.  Maka manusia harus mencari petunjuk dari Allah SWT (di dalam Al-Qur`an)
       Allah SWT telah memberitakan kepada kita bahwa sebab dari kematian adalah sampainya ajal, dan bahwasanya (Dzat) yang mematikan adalah Allah SWT.  Kematian hanya datang karena ajal dan hanya Allahlah yang mematikan. 

       "Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin  Allah sebagai ketetapan yang tertentu waktunya" (QS Al Imron: 145).
        "Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa   (orang) yang belum mati ketika tidurnya maka Dia tahanlah jiwa  (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan  jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.  Sesungguhnya pada  yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum  yang berfikir“ (QS. Az Zumar: 42)
        "... Tuhanku ialah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan"(QS Al Baqarah: 258).
        "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,  kendatipun kamu berada di dalam benteng yang kokoh"(QS An Nisaa': 78)  
        "Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripada­nya,  maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu"(QS Al Jumuah: 8).
        "Maka jika telah datang batas waktunya (ajal), mereka tak dapat  mengundurkannya barang sedetikpun dan tidak dapat memajukannya"(QS Al A'raf: 34)
        Semua ayat-ayat tersebut di atas dan banyak lagi ayat lainnya menunjukkan dengan pasti bahwa Allahlah yang mematikan makhluq.  Dan sesungguh­nya sebab datangnya kematian adalah sampainya ajal bukan berupa "keadaan/kondisi" yang dapat menghantarkan pada kematian.
       Jadi  "keadaan“ dan “sebab”, 2 hal yang berbeda.  syara' telah menetapkan bahwa kematian itu berada di tangan Allah.  Dan Allah SWT adalah Dzat yang berhak mematikan dan sebab kematian adalah datangnya ajal.  Apabila ajal datang, maka kematian tidak dapat diundurkan ataupun dimajukan walaupun sedetik, dan manusia tidak akan mampu menghindarinya atau lari dari kematian secara mutlak.  Dan mati pasti akan menjemputnya.
       Adapun yang diperintahkan kepada manusia adalah agar bersikap waspada dan menjauhkan dirinya dari "keadaan/kondisi" yang biasanya dapat menghantarkan pada kematian, yaitu dengan cara menjauhkan/ menghindari dari suatu keadaan/kondisi yang biasanya mengakibatkan kematian.  Adapun mati maka manusia tidak perlu takut atau lari dari kematian.  Sebab tidak mungkin ia mampu menghindarinya secara mutlak.
       Manusia tidak akan mati kecuali jika telah sampai padanya ajal.  Tak ada bedanya apakah ia mati biasa, terbunuh, terbakar, atau yang lainnya.  Yang jelas, kematian dan ajal berada di tangan Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam