Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 09 Oktober 2015

Kerusakan tatanan sosial dan keluarga


Peran Strategis Keluarga, Ancaman dan Tantangan. Saat ini kemaksiatan akibat pelanggaran terhadap hukum Allah telah nyata-nyata membawa kerusakan di muka bumi. Termasuk kerusakan dalam tatanan sosial dan keluarga, seperti pelecehan dan pemerkosaan, perceraian, pergaulan bebas, aborsi, dan maraknya tayangan media yang mengumbar pornografi. Kerusakan ini dampak dari sistem kapitalis, di mana isteri bertengkar karena masalah kekurangan pemenuhan kebutuhan hidup sehingga harus bekerja, bahkan menjadi kepala keluarga.

Gambaran dan profil keluarga Muslim. Keluarga Muslim haruslah dibangun berdasarkan ketaqwaan kepada Allah SWT, sehingga setiap anggota keluarga senantiasa berupaya menjalankan hak dan kewajiban menurut Syari’at Islam. Di samping itu keluarga Muslim adalah keluarga yang punya tanggungjawab dan kepedulian untuk amar makruf baik di tingkat masyarakat maupun terhadap penguasa. Komitmen untuk berupaya menyelamatkan keluarga dari liberalisasi dengan turut memperjuangkan Syari’at Islam dalam segala aspek kehidupan.

Penerapan sistem kapitalis yang menyebarkan pemikiran dan aturan liberal berkontribusi menghancurkan perempuan dan keluarga. Untuk itu perlu pemikiran yang mampu menunjukkan keburukan sistem tersebut, dan menggambarkan kebaikan dan keindahan hukum Islam.

Fakta rapuhnya keluarga Muslim yang disebabkan faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu lemahnya aqidah kaum Muslimin sehingga tidak memiliki visi dan misi hidup yang jelas, juga lemahnya pemahaman terhadap aturan-aturan Islam termasuk konsep pernikahan dan berkeluarga. Sedangkan faktor eksternal yang membuat keluarga Muslim semakin rapuh, adalah konspirasi asing untuk menghancurkan Umat Islam dan keluarga Muslim melalui serangan pemikiran dan budaya sekuler yang rusak dan merusak. Caranya dengan membujuk masyarakat untuk mendukung nilai-nilai liberal. Faktor eksternal inilah yang saat ini sedang digencarkan oleh pengemban ideologi liberalisme kepada kaum Muslimin.

Bagaimana nikmatnya kehidupan perempuan, keluarga dan masyarakat dalam naungan Islam. Perempuan tidak diwajibkan mencari nafkah, Islam mewajibkan suami untuk berbuat ma’ruf terhadap isteri. Islam juga memberikan kesempatan yang sama mendapatkan ilmu pengetahuan sebagaimana laki-laki, dan diberi kesempatan yang sama untuk berkiprah dalam lapangan publik sesuai dengan aturan Islam.

Tumbuh suburnya kapitalisme yang ditopang oleh negara demokrasi dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara tentu membawa pengaruh bagi setiap keluarga. Kapitalisme yang menjunjung tinggi empat (4) macam kebebasan yaitu kebebasan beraqidah, kebebasan berpendapat, kebebasan bertingkah laku, dan kebebasan kepemilikan telah membuat eksistensi sebuah keluarga terancam.

Realitas kenikmatan hidup perempuan, anak dan keluarga dalam naungan Khilafah sangat banyak. Oleh karena itu perjuangan kita saat ini harus diarahkan pada upaya segera diterapkanya Syari’ah Islam dalam naungan Khilafah.

Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil dalam masyarakat. Dari keluargalah awal sebuah generasi terbentuk. Itulah sebabnya, bangunan sebuah keluarga haruslah kuat supaya mampu menghasilkan generasi tangguh. Ketangguhan keluarga ditentukan oleh landasan pembangun keluarga. Landasan pembangun itu adalah aqidah. Aqidah Islam-lah yang menjadi dasar pemikiran semua anggota keluarga, yang akan menguatkan ketahanan keluarga tersebut.

Upaya tersebut hanya bisa dilakukan dengan dakwah yang menjadi tanggungjawab kita bersama. Dan dakwah yang dilakukan haruslah dakwah politis, yakni memahamkan Umat bahwa segala urusan yang mereka jalankan sebagai individu, sebagai bagian dari masyarakat dan negara wajib diatur oleh aturan Allah SWT.

Tak jarang, Aqidah dan Syariah Islam yang telah ditanamkan pada anak dalam keluarga kemudian berbenturan dengan yang ditemui si anak di lingkungan luar rumah. Itu yang harus diantisipasi.

Angka perceraian yang tinggi di Indonesia beberapa tahun terakhir menjadi ancaman yang cukup serius bagi keluarga Indonesia. Kapitalisme dan liberalisme dinilai menjadi penyebabnya. Sistem kapitalisme berperan besar bagi kehancuran keluarga Indonesia, terutama keluarga Muslim. Ada disfungsi dan disorientasi dalam keluarga saat ini. Disfungsi yang dimaksud adalah bahwa keluarga diposisikan semata sebagai institusi penunjang ekonomi rumah tangga. Banyak pernikahan yang dipertahankan untuk alasan ekonomi. Kasus ini banyak ditemukan pada pihak istri.

Banyak pihak yang memandang hal itu semata sebagai konsekuensi dari kesetaraan gender. Dalam Islam justru sebaliknya. Islam mengatur peran itu dalam aturan yang jelas. Optimistik perempuan memiliki peran yang besar untuk menyelamatkan keluarga.

Meningkatnya kesadaran perempuan tentang emansipasi memungkinkan mereka memperoleh nafkah sendiri. Pada kasus-kasus inilah banyak perempuan berani mengambil keputusan bercerai. Yang lebih menyedihkan, tambahnya, faktor ekonomi menjadi penyebab tertinggi kasus perceraian dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada 2011. Dan parahnya lagi, dari angka perceraian itu, lebih dari 65 persen merupakan kasus gugat cerai.

Ancaman yang sama juga datang dari adanya misorientasi, yakni ketimpangan peran dalam keluarga itu sendiri. Peran suami istri dalam keluarga menjadi tidak spesifik. Bahkan tak jarang ada pertukaran peran. Hal itu tidak bisa dikatakan sebagai sesuatu yang positif, khususnya bagi perempuan. Menurutnya, perlu ada upaya konstruktif yang menyelamatkan keluarga Indonesia dari arus kapitalisme. Hal itu dimaksudkan untuk menghindarkan perempuan Indonesia dari liberalisasi yang kebablasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam