Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 26 September 2015

Perangsang hasrat seksual dibiarkan merajalela


Fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, pergaulan antara laki-laki dan perempuan saat ini seolah sudah tidak ada batasnya lagi. Para pelaku tidak sungkan untuk berbuat melanggar Syariah agama Islam. Fakta-fakta perangsang hasrat seksual pun dibiarkan merajalela tanpa ada kontrol serius penguasa demokrasi. Inilah ironi nilai kebebasan dan HAM yang justru menjadikan masyarakat terpasung untuk menghilangkan kemungkaran. Sikap negara demokrasi yang membiarkan pornografi dan pornoaksi tersebar di khalayak umum, serta penerapan sistem hukum yang mandul semakin menambah rusaknya moral di tengah-tengah masyarakat.

Islam Mampu Menyelamatkan Keluarga dan Generasi, pasti! Dampak dari penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) terutama bagi keberlangsungan keluarga dan generasi. Dampak bagi keluarga adalah berkurangnya posisi ibu sebagai pendidik generasi. Karena salah satu konsekuensi dari penerapan pasar bebas nanti adalah para ibu berlomba-lomba keluar dari rumahnya untuk mengejar karier. Islam memandang posisi keluarga sebagai pencetak generasi unggulan. Peka dan peduli terhadap dampak Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Semangat aktivis dalam perjuangan menegakkan Islam.

Bahaya Virus Pergaulan Bebas Bagi Keluarga. Wabah pergaulan bebas yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Wabah ini telah menjangkiti mulai dari pelajar, masyarakat biasa bahkan sampai kalangan pejabat dan berharap agar masyarakat menyadari akan hal itu. Dini mengajak seluruh peserta untuk berupaya mencegah bahaya pergaulan bebas dan kembali kepada sistem yang bisa memberantas pergaulan bebas yaitu sistem Islam. Karena hanya dengan sistem pergaulan Islam lah masyarakat dapat hidup aman dan sejahtera.

Permasalahan maraknya pornografi beserta dampaknya karena Umat Islam meninggalkan agama dan aqidah-nya, maka untuk mengatasi hal ini kita Umat Islam wajib kembali kepada Islam secara utuh yakni kepada Syari’at Islam dalam institusi Khilafah.

Tujuan dari berkeluarga itu adalah untuk mewujudkan keluarga samara (sakinah, ma waddah wa rahmah), sebagai sarana dakwah, dan dalam rangka menggapai ridlo Allah menuju Jannah-Nya. Agar tujuan itu dapat terwujud dengan baik ,maka fungsi-fungsi dalam keluarga harus terwujud pula. Yaitu fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, fungsi sosial, fungsi protektif, fungsi rekreatif, fungsi afektif, fungsi edukatif, dan fungsi religius. Penyebab kerusakan pergaulan remaja di Indonesia yang semakin parah tidak lain karena saat ini kita hidup dalam sistem liberal (kebebasan). Di mana dalam sistem liberal, semua bebas dilakukan sekehendaknya tanpa aturan. Untuk itu, tidak hanya berdiam diri melihat fenomena yang terjadi di depan mata tapi harus turut berjuang menghancurkan sistem yang rusak saat ini untuk diganti dengan sistem Islam dalam naungan Khilafah.

Selamatkan Keluarga Kita dari Bahaya Pornografi. Fakta-fakta yang diakibatkan pornografi dan juga bagaimana solusi yang bisa dilaksanakan oleh individu Muslim. Fakta kerusakan dengan menjelaskan penyebab pornografi marak serta peran yang harus dilakukan berbagai pihak terutama negara sehingga pornografi bisa diminimalisir semaksimal mungkin.

Peran Politik Mubalighah Dalam Menghadapi Serangan Neoliberalisme dan Neoimperialisme. Kaidah berfikir yang salah dan penafsiran nash yang serampangan minus ilmu menjadi senjata utama para feminis Muslim dalam mencekokkan pemikirannya ke benak-benak kaum Muslimin. Seolah berasal dari Islam, dengan gegabah mereka menggugat batasan aurat wanita bahkan membolehkan perempuan menjadi imam bagi lelaki. Lebih jauh, pandangan materialistik yang mendominasi, membuat para feminis menyerukan agar para perempuan terjun ke ruang publik. Semata-mata agar eksistensi mereka tak kalah dari para lelaki. Kenyataan bahwa Balqis menjadi ratu bagi negeri Saba mereka jadikan “dalil” atas kebolehan perempuan menjadi pemimpin negara. Padahal itu adalah Syari’at sebelum datang Islam.

Seluruh komponen ummat untuk bersinergi dalam menangkal bahaya yang mengancam kaum Muslimin. Para muballighah dan asatidzah harus berada di tempat terdepan dalam menyadarkan Umat akan adanya bahaya ini, untuk kemudian membekali Umat dengan ilmu yang cukup agar dapat menghadapinya. Dakwah yang diserukan kepada Umat pun tidak bisa lagi secara individual, melainkan jama’i, Ibarat nyiru (sapu lidi), takkan bisa menyapu sampah jika bekerja sendiri-sendiri, melainkan harus disatukan dalam ikatan yang kuat. Dakwah kepada Umat pun harus ditujukan untuk menegakkan kembali institusi Khilafah Islamiyyah. Tanpa institusi ini, kaum Muslimin tidak akan memiliki kekuatan riil, dan tak memiliki pembela kepentingan-kepentingan mereka.

Penjajahan militer memang sudah selesai. Namun secara de facto Indonesia masih terjajah secara ekonomi dan politik. Para negara penjajah menanamkan agen-agen untuk terus menjaga kepentingan mereka di negeri jajahan. Salah satu bentuk penjajahan ini adalah pembiayaan yg massif terhadap program-program pemerintah berorientasi gender (Pengarusutamaan Gender/PUG). Program-progran yang tampaknya membela perempuan ini justru sebenarnya menggeser perempuan dari kemuliaannya di sisi Allah. Fitrah perempuan sebagai ummu wa rabbatul bayt digantikan sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Padahal hukum bekerja dalam Islam adalah mubah (boleh). Namun saat ini seolah menjadi wajib jika tak ingin kaum wanita dianggap sebagai ‘benalu’ dalam keluarga.

Program-program ini akhirnya tidak hanya menyasar para perempuan sebagai korban tapi juga menjadikan keluarga dan generasi sebagai tumbalnya. Sehingga, sesungguhnya, tengah terjadi pemusnahan entitas keluarga dan generasi Muslim di negeri-negeri Muslim itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam