Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 16 November 2013

MAKNA IBADAH Menurut Bahasa Dan Syariat

MAKNA IBADAH Menurut Bahasa Dan Syariat




PEMBAHASAN KETIGA: IBADAH

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur:55)

MAKNA IBADAH

Ibadah menurut bahasa adalah: ketaatan dengan disertai ketundukan dan merendah diri kepada Allah yang Agung. Ada istilah thariq mu’abbad (jalan ditundukkan dengan sering diinjak) [Lisanul arab, materi abada hal.2778, Mafatihul Ghaib jilid 1 hal.296, ketika menafsirkan firman Allah yang berbunyi ”iyyyaka na’budu waiyyaka nasta’inu]

Sedangkan makna ibadah menurut Syariat sebagaimana didefinisikan Ibnu Taimiyyah adalah: ”nama yang jami’ (menyatukan) bagi setiap apa yang dicintai dan diridhoi Allah baik berupa perkataan dan perbuatan yang batin maupun yang dzahir.” [Al-Ubudiyyah: Maktabah daarul ma’arif Riyadh cetakan pertama 1404 H/1983 M, hal.4]

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu", Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Yasiin: 60-61)

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu.” Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (QS. al-a’raaf:172)

Diriwayatkan dari Ka’ab bin Ajzah yang berkata: “Seorang lelaki berjalan melintas di depan Rasululah Saw. Para sahabat mencermati bahwa lelaki itu begitu gigih dan giat. Maka mereka bertanya: ”Wahai Rasulullah, apakah perbuatan lelaki itu berada di jalan Allah?.” Maka Rasul menjawab: “Jika ia keluar berusaha mencukupi anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah. Jika ia keluar berusaha mencukupi kedua orangtuanya yang lanjut usia, maka ia berada di jalan Allah. Jika ia keluar berusaha mencukupi dirinya sendirinya agar tidak meminta-minta, maka ia berada di jalan Allah. Dan jika ia keluar berusaha dengan maksud riya (meminta pujian orang lain) atau membanggakan dirinya, maka ia berada di jalan syetan.” [HR. Imam Thabrani dalam kitab mu’jam kabir jilid 19 hal.129, dan al-hafidz al-haitsami menyebutkannya dalam majma’izzawaid jilid 4 hal.325]

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jum’ah: 10)

Sesungguhnya Allah baik dan tidak menerima kecuali yang baik.” [HR. Imam Muslim dalam kitab sahihnya jilid 2 hal.703]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi” (QS. Al-munafiqun: 9)

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku » (QS. Adz-dzariyat:56)

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu" (QS. An-nahl:36)
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah” (QS. Al-a’raf:59)
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah.” (QS. Al-a’raaf:65)
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah” (QS. Al-a’raf:73)
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah” (QS. al’-a’raaf: 85)

iyyaka na’budu waiyyaka nasta’in(hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan) (QS. Al-Fatihah: 5)

Tidak lurus kehidupan manusia di muka bumi ini tanpa adanya ibadah dan tanpa beribadah dengan semua perbuatan sholeh, baik dalam kehidupan individu, kelompok, masyarakat maupun negara Islam secara keseluruhan dalam segenap perputaran dan masanya.

Maka keberadaan manusia di bumi ini mempunyai tujuan tertentu yaitu tugas melaksanakan seluruh ibadah dan amal sholeh menerapkan syariah. Barangsiapa yang berpaling dari ibadah ini, maka ia terlepas dari aturan Allah sehingga keluar dari rel. Ia terjerumus kepada kehilangan mutlak yang menimpa setiap orang yang lepas dari aturan Allah yang mengikat.

Dan sembahlah (beribadahlah) kepada Tuhanmu sampai engkau didatangi kematian” (QS. al-hijr: 99)
Saya adalah hamba Allah” (QS. maryam: 30)

MAKNA IBADAH Menurut Bahasa Dan Syariat

DOWNLOAD BUKU: MEMENUHI KEWAJIBAN UMAT MERAIH KEJAYAAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam