ARTI IBADAH DALAM
ISLAM
IBADAH ADALAH HAK ALLAH YANG DIWAJIBKAN
ATAS HAMBA
Hadits Nabi
Saw. Dari Mu’adz bin jabal ra. berkata:
“Ketika saya
menemani Nabi di atas kendaraan keledai, tidak ada benda lain di antara saya
dan beliau kecuali binatang tunggangan.
Rasulullah
bersabda: “Wahai Mu’adz!.” Saya menjawab: “Saya penuhi panggilan anda
wahai Rasulullah dan saya senang dengan anda.”
Kemudian
Mu’adz bercerita kembali: “Kemudian Rasulullah berjalan sebentar lalu bersabda:
“Wahai Mu’adz!.” Saya menjawab: “Saya penuhi panggilan anda wahai
Rasulullah dan saya senang dengan anda.” Kemudian beliau berjalan sebentar lalu
bersabda: “Wahai Mu’adz!.” Saya menjawab: “Saya penuhi panggilan anda
dan saya senang dengan anda.” Rasulullah bersabda: “Apakah engkau mengetahui
hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya?” Saya menjawab: “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”
Beliau
bersabda lagi: “Hak Allah yang wajib dilakukan hamba-Nya adalah
menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.” Kemudian
Mu’adz bercerita lagi: “Kemudian beliau berjalan sebentar kemudian bersabda: “Wahai
Mu’adz bin Jabal!.” Saya menjawab: “Saya penuhi panggilan anda wahai
Rasulullah dan saya senang dengan anda.”
Rasulullah
bersabda: “Apakah engkau mengetahui apa hak-hak hamba-hamba yang akan
dipenuhi Allah jika mereka melakukan perbuatan seperti itu?” Mu’adz
bercerita: “Saya menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”
Rasulullah bersabda: “Hak-hak bagi hamba yang dipenuhi Allah yaitu Dia tidak
menyiksa mereka.” [HR. Imam Bukhari dalam kitab sahihnya yang tercantum
dalam hasyiyash sanadi jilid 4 hal.46;
HR. Imam Muslim dalam kitab sahihnya yang tercantum dalam kitab syarah nawawi jilid 1 hal.230]
MENYEMBAH ALLAH SAJA, ADALAH PUNCAK
KEBEBASAN BAGI MANUSIA
Manusia yang
menyembah selain Allah, maka hal itu merupakan kehinaan dan kerendahan. Menyembah
hanya kepada Allah, maka akan menjadikan manusia merdeka dan mulia, terhormat
dan tinggi. Mereka akan terbebas dari belenggu penyembahan kepada manusia.
Menyembah
hanya kepada Allah adalah nikmat dari Tuhan yang dianugerahkan Allah kepada
para hamba-Nya. Orang yang mendapat nikmat ini ditugaskan Allah untuk
menunjukkan nikmatnya kepada semua manusia dan menyuruh manusia agar menjadi
maju dengan nikmat itu, sebagaimana para pendahulu mereka sebelumnya yang maju
karena nikmat tersebut. [Sayyid Quthub: Khashaishuttashwir
al-Islami wamuqawwimatuh hal.198-199]
Rub’i berkata
kepada Rustum, seorang panglima tentara Persia: “Allah mengutus kami agar
membebaskan manusia dari menyembah manusia lain, menjadi menyembah Allah saja.
Allah mengutus kami agar membebaskan manusia dari kesempitan dunia menuju
keluasan dunia dan akhirat, dan menghindarkan manusia dari kedzaliman
agama-agama untuk mengantarkannya menuju keadilan Islam.” [Imam Ibnu Katsir, Al-Bidayah Wannihayah, jilid 4 hal.54]
Kalimat itu berarti
mengembalikan urusan manusia hanya kepada Allah beserta Syariat-Nya.
Tauhid dalam
maknanya yang komprehensif akan membebaskan manusia dari belenggu penyembahan
kepada manusia menuju penyembahan kepada Allah saja. Dengan tauhid inilah,
manusia menjadi merdeka, bahkan seperti baru dilahirkan. [Imam Ibnu Katsir, Al-Bidayah Wannihayah, jilid 4 hal.199-200]
ARTI IBADAH DALAM
ISLAM
”Mereka menjadikan
orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah” (QS. At-taubah: 31)
Pada saat itu Rasulullah Saw. membaca ayat ini ketika beliau didatangi Ady bin Hatim.
Ady berkata: “Mereka tidak menyembah pendeta-pendeta dan rahib.” Maka Rasulullah Saw. menanggapinya: “Mereka sungguh menyembah
pendeta dan rahib. Sebab pendeta dan
rahib itu
mengharamkan yang halal, dan menghalalkan yang haram bagi mereka. Kemudian
orang-orang tersebut mematuhi keputusan pendeta dan rahib tersebut. Maka
kepatuhan mereka itulah penyembahan mereka terhadap pendeta dan rahib.” [Sayyid Quthub: Fii Dzilalil Qur’an jilid 4 hal.1902]
Dalam konsep Islam, tidak ada satupun aktivitas manusia yang tidak
dianggap ibadah. Semua gerak manusia adalah
ibadah jika sesuai
Syariat dan ikhlas. Islam menjadikan semua perbuatan manusia sebagai ibadah. Dengan perbuatan ibadahnya itu,
berarti ia mengakui Allah sebagai Tuhan dan hanya menyembah Allah saja. Jika ia
menyimpang dari perbuatan menerapkan Syariah maka dia melakukan
perbuatan mematuhi selain Allah, berarti dia beribadah kepada selain Allah Swt. Jika ia melakukan suatu perbuatan karena riya’, berarti dia
beribadah kepada selain Allah Swt.
Ibadah yang komprehensif itulah yang dapat melepaskan manusia dari syirik.
Dahulu Kaum
Muslimin memenuhi kewajiban-kewajiban dari Allah Swt. dalam kehidupan. Mereka mencapai kesuksesan yang luar biasa dalam sejarah manusia. Dalam kurang dari separuh abad, perluasan negara Islam berhasil dilakukan hingga India
di timur sampai menuju samudera di wilayah barat. Perluasan wilayah Daulah Islam itu merupakan kesuksesan yang cepat dan mencengangkan. Dakwah dan
Jihad-Futuhat oleh Negara Islam berhasil mengantarkan
hati manusia mendapat petunjuk dengan cahaya Allah, sehingga hati tersebut
berbondong-bondong beriman mengikuti agama Allah.
Umat Islam
tidak akan mampu mencabut dan melenyapkan kemusyrikan semudah dan secepat itu
tanpa penerapan seluruh Syariah termasuk Jihad penaklukan dengan metode
wajibnya yaitu Negara Khilafah.
Tanpa berkah
melimpah dari penerapan Syariah oleh Daulah Islam, Umat Islam tidak akan mampu
menciptakan gerakan keilmuan besar dan gerakan peradaban tinggi.
Umat Islam
mampu merealisasikan dan mencapai semua itu karena berbuat ibadah menyeluruh
yang tidak membeda-bedakan antara satu kewajiban dengan kewajiban lainnya.
Kaum kafir
imperialis berusaha menyesatkan kaum Muslimin supaya ibadah berubah makna
menjadi tidak lebih dari shalat, dzikir dan bentuk ibadah ritual lainnya;
Ibadah yang tidak melewati batas wilayah masjid dan hati; Ibadah yang tidak
berkaitan dengan berbagai aktivitas kehidupan dan tidak berhubungan dengan negara
dan politik pemerintahan. Makar itu dilakukan kaum kafir supaya mereka bisa
menguasai kehidupan dan nasib Umat Islam demi agenda imperialisme dan kekufuran
mereka. Para gembong kekuatan kafir mencokolkan sistem kufur dalam beragam
aspek kehidupan Umat; dalam bidang ekonomi, politik, sosial, pendidikan,
peradilan, militer, budaya, dll.
Ibadah dengan
lingkup sempit dan dangkal seperti inilah yang dipromosikan kaum kafir dan
antek-anteknya supaya dipahami dan diterapkan kaum Muslimin.
“Jika umat
Islam menjalankan ibadah dalam arti sempit itu, maka ibadah mereka tidak
menyelamatkan dari krisis yang sedang melanda mereka, dan tidak mengangkat dari
jurang kehinaan dan kemunduran yang mereka alami selama ini.” [Mohammad Quthb: Mafahim yanbaghi an
tushahhah hal.246-247]
”Katakanlah
bahwa shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam.” (QS. Al-An’am: 162)
ARTI IBADAH DALAM ISLAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar