HIKMAH UJIAN COBAAN
HIKMAH COBAAN
Seorang mukmin meyakini bahwa dalam segala peristiwa yang terjadi
terdapat hikmah Allah dan tujuan di dalamnya. Hal itu berbeda dengan orang kafir atau munafik. Sebab jika
orang munafik sakit kemudian sembuh, maka sikapnya seperti seekor unta yang
diikat oleh pemiliknya kemudian dilepaskan. Onta itu tidak tahu mengapa
pemiliknya mengikatnya dan tidak mengetahui mengapa ia melepaskannya.
[sebagaimana HR. Abu Dawud jilid
3 hal.182, kitab jenazah, bab sakit yang menggugurkan dosa. Hadits ini juga
disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya jilid 4 hal.226]
PERTAMA: DALAM
TINGKATAN INDIVIDU
1. Mengangkat kedudukan dan derajat di sisi Allah.
Dari Ummul Mukminin, Aisyah ra. berkata: Rasulullah Saw. bersabda:
“Seorang mukmin tidak ditimpa musibah atau lebih dari itu kecuali ia
diangkat derajatnya oleh Allah, dan kesalahannya digugurkan.” [HR. Imam Muslim dalam kitab sahihnya dalam
kitab Syarah Nawawi jilid 6 hal.127-128, dari Ummul Mukminin Aisyah ra.]
2. Menggugurkan dosa-dosa kecil.
“Seorang Muslim tdiak ditimpa dengan kepayahan dan kelelahan,
kedukaan, kesedihan dan gangguan sampai duri yang ditancapkan kepadanya,
melainkan Allah akan menggugurkan kesalahan-kesalahannya.” [HR. Imam Muslim dalam kitab sahihnya dalam
Syarah Nawawi jilid 6 juz 16 hal.129]
3. Ketulusan jiwa kepada Allah Swt., dan kemurniannya dari segala noda
yang mengeruhkan kejernihan iman. Sebab cobaan akan dapat menjernihkan jiwa
dari segala noda, dan hati dari perasaan riya (suka pamer), dan amal perbuatan
dari syirik.
4. Menampakkan kepada manusia akan hakikat mereka. Sebab merupakan hal
mudah untuk mengaku beriman, sabar dan zuhud dan lainnya. Akan tetapi dengan
adanya cobaan, maka akan nampak hakikat pengakuan tadi dan diri manusia
sesungguhnya akan terlihat.
5. Orang yang diuji, mengetahui kedudukannya di sisi Allah dan kuatnya
agamanya.
”Manusia yang paling banyak mendapat cobaan adalah para Nabi,
kemudian orang-orang salih, kemudian yang seperti itu dan seterusnya yang
seperti itu: seseorang diuji sesuai dengan kadar agamanya...” [HR. Imam Turmudzi dalam kitab sunannya dari
hadits Sa’d bin Abi Waqqash, jilid 4-601. Turmudzi berkata: hadits itu adalah
hadits hasan sahih]
6. Menyiapkan mukmin dan mendidiknya agar menjadi seorang tentara dalam
menyeru ke jalan Allah. Pendidikan ini tidak tercipta kecuali melalui rasa
lelah ketika bertindak.
7. Merealisasikan penyembahan kepada Allah Swt. di saat senang dan
susah, yaitu di masa senang dengan bersyukur dan masa sedih dengan bersabar.
”Alangkah mengagumkan urusan seorang mukmin. Segala urusannya
merupakan hal baik. Jika ia diberikan kesenangan, maka ia bersyukur, maka
menjadi kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa kedukaan, maka ia bersabar, maka
menjadi kebaikan baginya.” [HR.
Imam Muslim dalam kitab sahihnya dalam Syarah Nawawi jilid 6 juz 18 hal.125,
dari Shuhaib ra.]
8. Cobaan mendatangkan anugerah di dunia dan masuk Surga di akhirat.
”Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum
nyata bagi Allah orang-orang yang berJihad di antaramu, dan belum nyata
orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran:142)
KEDUA: DALAM
TINGKATAN KELOMPOK
1. Membersihkan barisan Muslim dari musuh dalam
selimut dan mengetahui mana orang yang salih dan mana orang yang durhaka, dan
menghilangkan yang buruk dalam jajaran yang baik.
”Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman
dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik)
dari yang baik (mu'min)”(QS. Ali Imran:179)
2. Mempertautkan hati orang-orang yang mendapatkan cobaan dan
meningkatkan sambungan tali persaudaraan dan menjadi kuat.
3. Menjadikan musuh Islam putus asa ketika mereka melihat bahwa daya
upaya yang mereka kerahkan untuk mengalahkan umat Islam menjadi sia-sia, karena
kesabaran umat Islam, ketegaran dan kekuatan iman mereka.
4. Cobaan akan melahirkan generasi yang bertanggung jawab terhadap
Tuhannya dan terhadap dirinya sendiri, serta bertanggung jawab terhadap
manusia, tulus, bersih yang konsisten dan tidak bimbang, serta tegar dan tidak
tergoncang. [sebagaimana HR. Imam
Muslim dalam kitab sahihnya dalam Syarah Nawawi jilid 6 juz 18 hal.137]
“Tatkala unsur-unsur tersebut terealisasi dalam tubuh sebuah golongan,
maka pada akhirnya mereka akan menerima panji. Yaitu dengan menjaga amanat
panji itu dalam keadaan percaya
diri atas diri mereka dengan harga mahal yang mereka keluarkan. Dan juga dengan
kesabaran yang mereka terapkan atas musibah-musibah dan dengan rasa sakit serta
pengorbanan yang mereka korbankan di jalan panji itu.” [Sayyid Quthb, Fii Dhilail Qur’an jilid 5
hal.2720 dan selanjutnya]
“Maka bagi pembela kebenaran dari putera umat Islam, harus meyakini
bahwa mereka adalah sebuah rangkaian yang tidak terpisah dari rangkaian lainnya
dalam ruang lingkup pergulatan panjang antara kebenaran dan kebatilan. Dan
bahwa ujian yang menimpa mereka merupakan salah satu praktek dari ketentuan
Allah (sunnatullah) dalam pergulatan ini.” [Lasyin
Abu Syanab, Zaadul Yaqiin hal.142]
HIKMAH UJIAN COBAAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar